Ketika Kapolri ingin pensiun dini

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ketika Kapolri ingin pensiun dini
“Jadi Kapolri penuh dengan kehidupan yang stressfull.”

  

JAKARTA, Indonesia — Menjadi Kepala Polri, orang nomor satu di Kepolisian, ternyata tak selamanya menyenangkan. Posisi mentereng tersebut seringkali justru membuat stres.

Hal ini disampaikan langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Menurutnya banyak tekanan dan persoalan yang harus dihadapi oleh seorang Kapolri.

“Jadi Kapolri penuh dengan kehidupan yang stressfull,” katanya usai menghadiri perayaan hari Bhayangkara ke-71 yang digelar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Senin 10 Juli 2017.

Karena itu, Tito melanjutkan, jika ada kesempatan untuk pensiun dini, maka ia akan mengambil kesempatan tersebut. “Kemungkinan ada waktu yang saya anggap tepat, mungkin akan pensiun dini,” katanya.

Tito mulai menjabat Kapolri pada 13 Juli 2016. Ia akan mengisi posisi tersebut hingga 2022 mendatang. Namun Tito mengatakan dirinya tak yakin bisa bertahan hingga 2022.  

(Baca: 5 hal yang perlu kamu tahu tentang Tito Karnavian)

“Saya gak tertarik pada politik, tidak punya gen politik, di politik banyak tarik-menarik. Nanti muncul musuh baru, malah nanti tambah stres. Saya ingin lari ke dunia pendidikan, jadi pembicara.”

“Saya sampaikan kalau boleh saya pilih, saya gak mau selesai sampai 2022. Terlalu lama. Tidak baik bagi organisasi, tidak baik bagi saya sendiri,” katanya. 

Selain karena jabatan Kapolri seringkali membuat stres dan penuh tekanan, terlalu lama menjadi orang nomor satu di Kepolisian juga dinilainya tidak bagus buat organisasi Polri. 

Tito menilai Polri membutuhkan regenerasi pimpinan agar instansi dan bawahan tidak jenuh. Dia menganggap, pemimpin yang kelewat lama memegang tongkat komando, akan berdampak buruk bagi bawahannya. 

“Organisasi butuh penyegaran, perlu ada pimpinan baru. Bayangin kalau saya jadi Kapolri terus, enam tahun, tujuh tahun, anggota bosan, organisasi bosan, saya juga bosan,” jelas dia.

Karena itu ia menilai keinginannya pensiun dini sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, selain demi kebaikan Polri, ia juga ingin menjalani kehidupan yang lebih tenang dan damai.   

Saat ditanya apa yang akan dilakukannya jika dirinya benar-benar pensiun dini, Tito mengatakan ingin menjadi pendidik. Ia juga mengatakan tidak akan menyentuh dunia politik.

“Saya gak tertarik pada politik, tidak punya gen politik, di politik banyak tarik-menarik. Nanti muncul musuh baru, malah nanti tambah stres. Saya ingin lari ke dunia pendidikan, jadi pembicara,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!