7 hal mengenai Pavel Durov, sang pencipta aplikasi Telegram

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

7 hal mengenai Pavel Durov, sang pencipta aplikasi Telegram
Sejak awal menciptakan Telegram, Pavel Durov berjanji untuk melindungi privasi penggunanya

JAKARTA, Indonesia – Nama Pavel Durov kini ramai menjadi perbincangan di dunia maya, khususnya pasca aplikasi pesan pendek yang dia buat, Telegram, diblokir sebagian di Indonesia. Pemblokiran dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat, 14 Juli. 

Menkominfo Rudiantara menjelaskan aplikasi pesan pendek itu kerap dijadikan alat oleh para teroris untuk berkomunikasi secara rahasia. Dia menemukan ada sekitar 17 ribu halaman di Telegram yang membahas mengenai penyebaran paham radikal, termasuk bagaimana cara merakit bom. 

Pria yang kerap disapa ‘Chief RA’ itu paham bahwa salah satu alasan para teroris memilih berkomunikasi di Telegram, karena keamanannya yang sangat terjaga. Keamanan itu pula yang selalu didengungkan oleh Pavel kepada para penggunanya. 

Bahkan, dia tidak segan-segan menolak permintaan pemerintah dari negara mana pun untuk membuka identitas pengguna aplikasinya. Kendati menjadi alat komunikasi favorit para teroris, tetapi Pavel tegas membantah bahwa dia dan timnya berteman dengan teroris. 

“Kami bukan rekan dari teroris. Bahkan, setiap bulan kami memblokir ribuan public channel yang berkaitan dengan ISIS dan mempublikasikannya di channel @isiswatch,” tulis Pavel dalam channel resminya di akun Telegram pada Minggu, 16 Juli. 

Siapa sebenarnya pria yang dijuluki Mr. Facebook asal Rusia ini? Berikut 7 hal yang perlu kamu tahu mengenai Pavel:

1. Pendiri media sosial VKontakte

MASA KECIL. Foto masa kecil Pavel Durov ketika dia berusia sekitar 10 tahun. Di akun instagramnya, dia menulis sudah menjadi penyayang anjing selama 22 tahun. Foto diambil dari akun Instagram @durov

Pavel lahir di Leningrad, Rusia pada 10 Oktober 1984. Walaupun lahir di Negeri Beruang Merah, tetapi Pavel kecil lebih banyak menghabiskan waktu di Turin, Italia. Dia kembali ke Rusia di tahun 2001 dan menjadi mahasiswa filologi di Universitas St. Petersburg. Pria berusia 32 tahun itu masuk ke dalam jajaran mahasiswa yang lulus dengan nilai terbaik. 

Di tahun 2006, Pavel bersama sang kakak Nikolai Durov, kemudian bekerja sama dan membuat media sosial pertama Rusia bernama VKontakte atau lazim disebut VK. Di saat pembentukan awalnya, Pavel mengaku terpengaruh dari konsep Facebook. 

Tetapi, belakangan VK justru lebih populer di Rusia dibandingkan Facebook. Dari data yang dikutip dari laman Business Insider, jumlah pengguna aplikasi VK mencapai 350 juta orang dan berhasil menjadi perusahaan sukses dengan nilai mencapai US$ 3 miliar. 

Saat itu, kekayaan yang dimiliki pun akhirnya melesat tajam dan diperkirakan mencapai US$ 260 juta. Sayangnya, di saat perusahaannya sudah mencapai kesuksesan, Pavel justru memilih mundur dari jajaran pemilik pada tahun 2014. 

Dia memilih mundur usai dipaksa menjual 12 persen kepemilikan sahamnya kepada Ivan Tavrin, pemilik dari perusahaan internet besar di Rusia, mail.ru. Ivan diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden Vladimir Putin. Jadi, tujuannya jelas agar Pemerintah Rusia bisa memonitor aktivitas warganya di media sosial.

“Kebebasan bagi seorang CEO untuk mengelola perusahaan telah menurun perlahan-lahan. Sangat sulit tetap bertahan dengan orang-orang yang berbeda prinsip dengan awal mula perusahaan ini dibentuk,” tulis Pavel dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke laman VK pada tahun 2014 lalu.  

2. Kerap menentang Pemerintah Rusia

Kisruh antara Pavel dan Pemerintah Rusia dimulai ketika mereka meminta agar laman milik kelompok oposisi pemerintah dicabut. Dia juga emoh menyerahkan data-data para pengunjuk rasa di Ukraina kepada agen intelijen Rusia. Para demonstran itu diketahui memiliki laman di situs VK. 

Bahkan, ketika dia diminta secara tegas oleh Pemerintah Rusia untuk menutup laman milik Alexei Navalny, orang yang menentang pemerintahan Putin, Pavel tetap menolaknya. Alih-alih menutup laman tersebut, Pavel justru mengunggah surat yang dikirim pemerintah untuk menutup laman Alexei. Menurutnya, perintah itu tidak memiliki dasar hukum yang kuat. 

Dianggap sebagai pembangkang, Pemerintah Rusia pernah mencoba untuk mengintimidasi dengan mengirimkan tim intelijen ke apartemennya. Saat itu, Pavel tengah seorang diri berada di apartemen. 

“Mereka membawa senjata dan terlihat sangat serius. Mereka seperti ingin mendobrak pintu apartemen saya,” ujar Pavel dalam sebuah wawancara dengan harian New York Times. 

Bahkan, dia pernah coba dikriminalisasi. Otoritas setempat menuding Pavel pernah menabrak seorang personel polisi. 

Hal itu tentu dibantah oleh Pavel. Dia mengaku tidak mungkin menabrak personel polisi itu karena tidak bisa menyetir. 

Ketika diminta untuk hadir dalam persidangan, Pavel justru memilih kabur keluar dari Rusia. 

3. Kembangkan Telegram

Seletah resmi keluar dari VKontakte, Pavel Durov memutuskan pindah dari Rusia pada tahun 2014. Saat itu, negara tujuannya adalah New York, Amerika Serikat.

Di New York, ia mengembangkan suatu proyek rahasia yang tidak ia beberkan kepada siapa pun. Bahkan ketika salah satu media di Rusia bertanya mengenai proyek apa yang sedang ia kerjakan kala itu, Pavel hanya mengirimkan sebuah GIF yang diambil dari film ‘The Social Network’. 

Dalam GIF tersebut, terlihat Presiden Facebook, Sean Parker memberikan jari tengah kepada investor. Proyek rahasia itu ternyata Telegram, sebuah aplikasi messenger yang dibuat sedemikian rupa, sehingga sulit untuk disadap oleh pemerintah atau badan intelegen lainnya.

Sejak awal membuat Telegram, Pavel dan timnya sudah berjanji akan menjaga kerahasiaan para penggunanya. Dia tidak akan bersedia untuk menyerahkan data-data para penggunanya kepada siapa pun termasuk pemerintah dari satu negara. 

Pavel pun mengaku tidak mempermasalahkan jika aplikasi Telegram diblokir di beberapa negara antara lain Tiongkok, Iran dan Arab Saudi. Sebab, baginya, dari pada mengkhianati kepercayaan para penggunanya, lebih baik warga di negara tersebut tidak dapat menggunakan aplikasi besutannya itu. 

Walau diblokir di beberapa negara, Telegram tetap laris digunakan dan angkanya telah mencapai 100 juta pengguna. Dia pun mencatat ada 12 miliar pesan yang dikirim melalui Telegram. Bahkan, kini pangsa pasar baru datang dari negara-negara di kawasan Amerika Latin. 

 4. Benci aplikasi WhatsApp

Dalam sebuah wawancara di acara teknologi di San Fransisco tahun 2015 lalu, Pavel tanpa basa-basi mengatakan pesan pendek WhatsApp memiliki kualitas buruk dan tidak dapat diandalkan. Pavel mengaku hal itu ia sampaikan bukan hanya karena WhatsApp adalah pesaing berat mereka, tetapi karena memiliki banyak keterbatasan. 

“Jika ponsel Anda mati, maka pesan yang Anda kirim melalui WhatsApp secara otomatis tidak dapat Anda terima. Belum lagi, jumlah anggota di sebuah grup untuk chat juga sangat sedikit dan dibatasi,” ujar Pavel dalam wawancara itu. 

Hal paling penting lainnya yang ia garis bawahi adalah sebagai alat untuk berkomunikasi, WhatsApp tidak menjamin privasi penggunanya. Sudah menjadi rahasia umum, jika pemerintah satu negara bisa mengintip pembicaraan yang sedang dilakukan para penggunanya di aplikasi tersebut. Bahkan, jika diminta, mereka bisa memberikan data-data tersebut. 

5. Pernah berlibur di Indonesia

Setelah tak lagi tinggal di Rusia, Pavel memilih hidup nomaden. Dia kerap berpindah-pindah ke satu negara dengan menggunakan fasilitas Airbnb. Pavel biasanya mengajak beberapa orang saja, termasuk programmer untuk hidup nomaden.

Dia juga kerap berlibur ke berbagai negara. Salah satu yang pernah dikunjunginya adalah Raja Ampat, Papua. Hal itu diketahui dari salah satu foto pemandangan di area tersebut yang diunggah ke akun Instagramnya. 

I am travelling on a pirate ship in Indonesia this week.

A post shared by Pavel Durov (@durov) on

A post shared by Pavel Durov (@durov) on

Pavel pun tak khawatir akan kehilangan kewarganegaraannya karena kerap mengambil sikap yang berseberangan dengan Pemerintah Rusia. Sebab, dia sudah memperoleh kewarganegaraan dari Federasi Saint Knitts and Nevis usai mendonasikan dana senilai US$ 250 ribu untuk industri gula di negara itu. 

Sementara, dia telah menyimpan dana tunainya di bank di Swiss senilai US$ 300 juta. 

6. Selalu tampil dengan pakaian hitam

Gaya Pavel memang tidak seperti kebanyakan pria pada umumnya. Kendati populer, tetapi dia jarang bersedia untuk diwawancarai media.

Dia pun juga dikenal kerap mengenakan pakaian berwarna hitam yang mengingatkan publik akan karakter ‘Neo’ di film The Matrix. Kesan ini memberikan persepsi bahwa dia pria yang misterius. 

7. Dianggap pahlawan

Keberanian Pavel melawan Pemerintah Rusia agar tidak dikekang oleh rezim yang berkuasa membuatnya dianggap sebagai pahlawan masa kini di negara asalnya. Apalagi dia memberlakukan kebijakan ketat dan tegas terkait privasi penggunanya baik ketika mendirikan VKontakte atau Telegram. 

Sementara, bagi Pavel sosok yang menjadi inspirasinya adalah Edward Snowden, mantan kontraktor NSA yang membocorkan kepada dunia, bahwa Pemerintah Amerika Serikat selalu memata-matai warga di seluruh dunia, termasuk negara yang dianggap sahabat. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!