SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku jika ia dan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) sudah menyediakan jabatan khusus bagi mantan Kapolda Metro Jaya Mochamad Iriawan. Tito berencana untuk mempromosikan Iriawan menjadi jenderal bintang tiga.
“Insya Allah, akhir tahun ini ada rotasi besar (jenderal) bintang tiga. Mudah-mudahan nanti kami akan berikan promosi untuk itu (Iriawan),” ujar Tito di kawasan Jakarta Selatan pada Kamis malam, 20 Juli.
Ia menilai DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Iriawan tergolong kondusif, kendati banyak dinamika yang terjadi. Ia menyebut kinerja Iriawan patut diapresiasi.
“Apresiasi yang amat tinggi kepada Pak Kapolda Metro M. Iriawan, karena sejak menjabat dari September, banyak dinamika yang terjadi. Saya anggap sangat sukses (dalam bertugas),” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya itu.
Tito kembali memuji Iriawan, karena di bawah kepemimpinannya, Polda Metro Jaya berhasil mengungkap beberapa kasus besar. Teranyar, mereka berhasil mengungkap upaya penyelundupan narkoba asal Tiongkok seberat 1 ton. Dalam catatan Polri, itu merupakan upaya penggagalan terbesar sepanjang sejarah.
“Ini adalah sejarah pengungkapan narkotika yang terbesar dan terjadi di zamannya Pak Iriawan,” kata dia.
Atas prestasinya itu, Tito kemudian menarik Iriawan untuk menjadi Asisten Operasional. Tito pun mengaku memang tengah membutuhkan bantuan Iriawan. Tetapi, ke depannya, Tito menjanjikan akan menaikan pangkat Iriawan menjadi jenderal bintang tiga.
“Kami juga siapkan Beliau untuk jabatan yang lebih strategis,” katanya.
Rotasi ini terungkap melalui Telegram Rahasia (TR) yang beredar pada Kamis kemarin. Publik sempat mengira ditariknya Iriawan ke Mabes Polri karena ada beberapa kasus yang hingga kini belum dirampungkan. Salah satunya, mencari dalang di balik penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Tetapi, Mabes Polri membantah rotasi itu dilakukan karena Iriawan belum mampu menuntaskan kasus Novel. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan itu adalah rotasi rutin di kalangan internal Polri. Artinya, ada atau tidak kasus Novel, rotasi itu tetap terjadi.
“Kan kami memang sering mengganti dengan wajah-wajah yang lebih muda agar lebih agresif dalam bekerja,” ujar Setyo yang dikonfirmasi Rappler melalui telepon pada Kamis malam, 20 Juli.
Kini, posisi Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya diisi oleh Idham Idris yang pernah bertugas di Propam Mabes Polri dan Densus 88 Anti Teror. – Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.