Program hapus tato gratis laris manis di Bandung

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Program hapus tato gratis laris manis di Bandung
Dengan mesin laser, menghapus tato sepanjang satu centimeter bisa dikenai biaya hingga Rp 200 ribu

BANDUNG, Indonesia — Ferry Hidayat tak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat panitia program penghapusan tato menolaknya lantaran peserta sudah melebih kuota. Padahal, pemuda 20 tahun itu jauh-jauh datang  dari Kabupaten Subang ke Bandung semata agar tato yang sudah dimilikinya sejak dua tahun terakhir bisa dihapus.  

“Yah kecewa, jauh-jauh datang ke sini, tapi ternyata gak bisa,” keluhnya saat ditemui Rappler di lokasi kegiatan program penghapusan tato di Masjid Istiqamah, Kota Bandung, Sabtu malam, 12 Agustus 2017.

Tidak hanya Ferry, Agam Ramdani pun mengalami nasib serupa. Agam yang datang bersama Ferry terpaksa pulang dengan tangan hampa. Meski demikian, Agam berharap keinginannya menghapus tato bisa terwujud walaupun harus menunggu lebih lama. 

Untuk itu, ia dan Ferry sudah mendaftarkan namanya untuk ikut program penghapusan tato gelombang berikutnya. Lantas apa yang membuat keduanya ingin menghapus tato dari tubuh mereka?

“Saya diajarkan keluarga kalau tato itu haram.  Keluarga saya orang yang taat, saya sendiri yang nakal. Saya bertato karena terbawa pergaulan,” kata Agam.

Keinginan menghapus tato, Agam melanjutkan, juga karena sikap keras ayahnya. “Ayah saya ngancam mau menghilangkan tato dengan cara disetrika,” kata Agam yang memiliki tato di tangan, punggung, dan dada ini.

Karena itulah ia meluncur ke Bandung untuk mengikuti program penghapusan tato. Sayang, saat ia tiba, pesertanya sudah melebihi kuota.  

Antusias peserta program penghapusan tato memang di luar dugaan. Jumlah peserta yang mendaftar mencapai seratus orang lebih, melampaui kuota yang ditetapkan panitia, yakni 30 orang untuk laki-laki dan 15 orang untuk perempuan. 

“Peserta kami batasi karena terbatasnya mesin dan programnya akan terus berlanjut,” kata Ketua Program Penghapusan Tato, Rifki Syaeful Rohman, di lokasi, Sabtu.

Perserta pun tidak hanya dari Bandung dan Subang, tapi juga dari daerah lain seperti Sukabumi, Cikampek, Purwakarta, dan bahkan Lampung. Alex Iskandar, misalnya, datang dari Lampung.

Alex bersyukur karena perjalannya jauh-jauh ke Bandung membuahkan hasil.  Ia menjadi satu dari sekian banyak peserta yang malam itu menjalani proses penghapusan tato. 

Bagaimana tato dihapus?

Alex Iskandar, asal Lampung, menjalani proses hapus tato dengan metode sinar laser dalam program penghapusan tato, Sabtu (12/8). Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Sebelum proses penghapusan tato dimulai, bagian tubuh yang bertato diolesi dengan cairan anestesi untuk mengurangi rasa sakit. Setelah itu, bagian tubuh bertato tersebut kemudian disinari laser.

Sinar laser ini akan memecah tinta tato yang nantinya akan memudar secara bertahap. Namun butuh beberapa kali penyinaran agar tato bisa benar-benar hilang.

Alex mengatakan proses ini cukup menyakitkan. Tapi ia menerima rasa sakit tersebut sebagai sebuah konsekuensi. “Daripada sakit di sana (akherat), mending sakit di sini,” kata pria 39 tahun ini.

Selain Alex, program penghapusan tato juga diikuti Lela Waris Hutagalung dari Purwakarta. Perempuan 32 tahun ini merasa perjalanan hijrahnya menuju muslimah yang lebih taat terhalangi oleh rajah kucing yang tercetak di kanan atas punggungnya.

“Merasa beban punya tato di badan.  Mau hijrah, tapi badan merasa kotor, jadi merasa gak bersih total,” ungkap Lela yang mengaku punya tato karena iseng.

Lela merasa mendapat peluang menghilangkan tato saat mendengar program penghapusan tato gratis. Program ini digelar oleh Gerak Bareng Community, Punk Muslim, dan Komunitas Dakwah dan Sosial (KODAS).

Mesi gratis, namun bukan tanpa syarat. Sebab panitia mewajibkan peserta program penghapusan tato menghapal surah Ar Rahman.  Cara itu sekaligus untuk menilai keseriusan peserta.

“Mungkin ada juga yang ikut program ini karena merasa tatonya jelek dan ingin menggantinya dengan tato bentuk lain.  Atau mungkin ke dokter mahal, jadi ikut program gratis ini,” kata Rifki.

Mahalnya menghapus tato

Harga menghapus tato dengan mesin laser Q Switch YAG ini memang terbilang mahal. Untuk menghapus tato sepanjang satu centimeter, biaya sebesar Rp 200 ribu.  Harga itu untuk satu kali treatment.  

Sementara, untuk menghilangkan total sebuah tato harus dilakukan treatment beberapa kali yang jumlahnya tergantung dari kepekatan dan kombinasi warna tato.

“Kalau secara teori sih bisa di atas 15 kali, tapi kalau ini biasanya sekitar 4 sampai 6 kali rata-rata bisa hilang, dengan jeda antara penyinaran 10 hari hingga 2 minggu,” ujar Rizki Sari, dokter estetik yang terlibat dalam program penghapusan tato ini.

Rizki merasa senang bisa terlibat dalam kegiatan seperti ini. Apalagi banyak kasus yang dihadapi terkait masalah menghilangkan tato ini. Beberapa kali Rzki menemui pasien yang mengalami kecacatan akibat menggunakan cara-cara tradisional dalam menghilangkan tato.

“Ada yang menggunakan setrika atau alat-alat tajam seperti  solder, silet, dan pisau.  Ada juga yang menggunakan zat-zat kimia yang abrasive dan korosif, seperti soda api, fosfor yang ada dipentul korek api,” kata Rizki.

Akibatnya cara-cara tersebut, tato bukannya hilang tintanya, malah menimbulkan luka baru. ”Ada pasien yang menggunakan soda api berakibat luka bakar sampai kulitnya berlubang,” tutur dokter yang biasa dipanggil Kiki ini.

Cara-cara menyakiti tubuh yang banyak ditempuh para pemilik tato demi menghilangkan tato itu menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi diselenggarakannya program penghapusan tato ini.   

Direktur Utama Gerak Bareng Community, Ahmad Zaki menuturkan, cara menyakiti tubuh untuk menghilangkan tato ditempuh lantaran mahalnya penghapusan tato dengan laser. 

Sebab itu, kata Zaki, sejumlah komunitas bekolaborasi memfasilitasi orang-orang, terutama mereka yang berhijrah, untuk menghapus tato di tubuhnya. “Kegiatan ini juga dilatarbelakangi keprihatinan terhadap kawan-kawan yang berhijrah tapi secara fisik masih terlihat sisa-sisa maksiat masa lalunya,” kata Zaki.

Program penghapusan tato dimulai kurang lebih satu bulan lalu.  Sejauh ini, program tersebut sudah menyambangi Jakarta, Tangerang, dan Bandung.  Dari ketiga kota itu, sekitar 500 orang peserta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.  Rencananya, kegiatan serupa akan dilakukan di kota-kota lainnya di Indonesia.  —Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!