Ini alasan realisasi investasi Tiongkok rendah

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ini alasan realisasi investasi Tiongkok rendah
Dalam kurun waktu 2012 – 2016 dari komitmen sekitar US$ 6,3 juta dolar, realisasinya hanya US$ 4,5 juta dolar

JAKARTA, Indonesia –  Puluhan peserta menyimak presentasi Adi Harsono, pendiri kamar dagang Indonesia di Tiongkok. Acara bertajuk “Outlook of China – Indonesia Trade” itu digelar di sebuah klub eksekutif di Jakarta.

Adi yang juga pengusaha itu memaparkan data-data menarik. Misalnya tentang realisasi investasi Tiongkok di Indonesia yang cenderung masih rendah. Dalam kurun waktu tahun 2012–2016 misalnya, dari komitmen sekitar US$ 67,3 juta dolar, realisasinya hanya US$ 4,5 juta dolar

“Realisasi  investasi di Tiongkok di Indonesia sangat rendah, karena mayoritas investasi selama ini di sektor pertambangan, misalnya di industri nikel.  Keharusan membangun fasilitas pemurnian mineral atau smelter menjadi salah satu hambatan dari kacamata investor negeri Tirai Bambu itu. Penyebabnya adalah kurangnya kemampuan pemerintah daerah untuk menyediakan infrastruktur yang memadai terutama listrik dan air yang dibutuhkan oleh smelter,” kata Adi Harsono menjawab pertanyaan Rappler usai acara. 

Dari sudut perdagangan pun, di kawasan ASEAN, Indonesia ada di peringkat ke-5 mitra perdagangan Tiongkok. Urutannya adalah Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Indonesia. Selama Januari–Desember 2016, ekspor Tiongkok ke Indonesia senilai US$  32,1 miliar dolar, sedangkan impor dari Indonesia US$ 21,4 miliar dolar.

Kendati demikian, kata Adi, belakangan industri lain dari Tiongkok mulai datang ke Indonesia, dan investasi di sektor otomotif (mobil), ponsel, semen, pembangkit listrik dan lainnya. “Jadi kita berharap ada realisasi yang lebih tinggi ke depannya,” ujar Adi.

Sejak awal isu yang mengemuka terkait investasi Tiongkok adalah rendahnya kualitas proyek di Indonesia. Pihak Tiongkok beralasan bahwa di era sebelum Presiden Joko “Jokowi” Widodo kebanyakan investasi dilakukan oleh pedagang.

“Kualitas pembangkit listrik yang rendah disebabkan pekerjaan dilakukan bukan oleh perusahaan yang ahli di bidang konstruksi pembangkit listrik. Mereka biasanya hanya pedagang ekspor-impor suku cadang pembangkit listrik,” kata Huang Zonghua, direktur kerjasama internasional Shenhua Gouhua Electric Power Company, ketika ditemui Rappler di kantornya, di Beijing, pada 27 Juli 2015.

Pemerintah Tiongkok yang tengah gencar investasi ke luar negeri sebenarnya berharap hubungan ekonomi termasuk investasi dan perdagangan yang lebih erat dengan Indonesia. Investasi Tiongkok ke negara asing terus meningkat. Dalam semester pertama 2016, Negeri Tirai Bambu ini menanamkan investasi senilai US$ 130 miliar di sejumlah negara mitra. 

“Tahun depan kami akan terus menggenjot penanaman modal asing sampai lebih dari US$ 500 miliar,” kata Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok untuk Asia Pasifik, Kong Xuan You, ketika ditemui di kantornya di Beijing, 12 September 2016. Tiongkok menyampaikan lima syarat yang perlu dipenuhi Indonesia

Di Indonesia, investasi Tiongkok masuk ke berbagai sektor. Mulai dari pertambangan, transportasi, konstruksi dan real estate, perkebunan, hingga pembangkit listrik. Salah satu daerah yang menerima investasi dari perusahaan Tiongkok di bidang pembangunan smelter adalah Kabupaten Bantaeng, di Sulawesi Selatan. “Sejauh ini investasi Tiongkok berjalan baik, karena kami awasi ketat,” ujar Bupati M. Nurdin Abdullah, saat ditemui Rappler di Bantaeng, Selasa pekan ini (11/4).   

(BACA: Lima Megaproyek Investasi Tiongkok di Indonesia)

Proyek yang paling kontroversial adalah Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang rencananya dioperasikan pada kuartal pertama 2019. Nampaknya rencana ini molor, karena menemui banyak kendala. Padahal, proyek KA Cepat Jakarta-Bandung adalah pertaruhan pribadi Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Jokowi. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!