Indonesia incar peluang kebijakan energi terbarukan di Jepang

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia incar peluang kebijakan energi terbarukan di Jepang
Permintaan Jepang untuk Cangkang Sawit dari Indonesia tumbuh 40% dalam 3 tahun terakhir

TOKYO, Jepang – Jepang menjadi salah satu tujuan penting ekspor cangkang sawit Indonesia. Negeri Matahari Terbit itu menargetkan pada 2030, bauran energi baru dan  terbarukan (EBT) mencapai 25%, dengan 4% diantaranya adalah bio energi. Saat ini posisi bauran EBT Jepang adalah 14,6%, dengan 2% bio energi termasuk dari cangkang sawit.

“Ekspor biomasa sawit ke Jepang tahun 2016 mencapai 450 ribu ton dan ke Korea Selatan mencapai 400 ribu ton, dengan nilai ekspor total kedua negara itu senilai lebih dari Rp 1 triliun, kata Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) Bayu Krisnamurthi, dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler,  Selasa 11 Juli 2017.

Menurut Bayu yang ikut serta dalam delegasi sawit Indonesia ke Jepang pekan ini, yang lebih penting diperhatikan adalah permintaan cangkang sawit oleh perusahaan di Jepang yang tumbuh lebih dari 40% per tahun dalam 3 tahun terakhir. Harga cangkang sawit saat ini berkisar antara US$ 80 dolar  sampai US$ 85 per ton f.o.b (free on board), artinya tanggung jawab kerusakan barang ditanggung oleh pemasok/penjual sampai di lokasi pengiriman barang.

Delegasi sawit Indonesia berkunjung ke Jepang tanggal 10-14 Juli 2017. Mereka terdiri dari  wakil Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, Perhepi dan sejumlah asosiasi terkait, bertujuan untuk promosi dan misi diplomasi dagang. 

Delegasi Indonesia bertemu dengan berbagai pihak di Tokyo dan Osaka. Misi yang dilaksanakan atas undangan Atase Perdagangan Tokyo dan ITPC Osaka telah mempertemukan asosiasi dan eksportir sawit Indonesia dengan 30 importir besar di Tokyo dan Osaka. 

Bayu yang menjadi narasumber dalam pertemuan dengan para importir Jepang mendapat penjelasan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang bahwa Dalam Negeri Samurai itu menetapkan kebijakan harga jual listrik dari EBT (dikenal dengan Feed in Tariff), sehingga dapat menarik investasi. Kegiatan promosi dan diplomasi itu diisi juga dengan one-on-one business meeting

Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia Dikky Akhmar menyatakan pihaknya akan menandatangani kontrak penjualan cangkang sawit dengan pihak Jepang untuk 10 tahun kedepan, yang akan digunakan untuk 5 pembangkit listrik di Jepang dengan kapasitas sekitar 320 MW. 

Duta Besar Indonesia di Tokyo Arifin Tasrif, menambahkan bahwa telah ada rencana investasi pembangunan pembangkit listrik 40 MW di Ibaraki Jepang yang akan menggunakan biofuel sawit dari Indonesia sebagai bahan baku energinya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!