Tak hanya liga sepak bola, kini Inggris memiliki liga Quidditch

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tak hanya liga sepak bola, kini Inggris memiliki liga Quidditch
Kini siapapun yang tertarik bisa merasakan pengalaman menangkap Snitch di kehidupan nyata

JAKARTA, Indonesia – Jika kamu merasa mampu mengendalikan Quaffle, menghindari Bludger dan dapat menangkap Golden Snitch sambil berjalan dengan sapu terjepit di antara kaki, maka, Quidditch Premier League (QPL) adalah permainan yang cocok untuk kamu.

Diluncurkan pada Selasa, 15 November, QPL menghadirkan delapan klub berbasis di Inggris yang akan berlaga untuk memperebutkan piala lewat sebuah permainan yang pertama kali diperkenalkan penulis J.K Rowling sekitar 20 tahun lalu lewat buku berjudul Harry Potter and the Sorcerer’s Stone yang kini dimainkan di dunia nyata.

Jika di sekolah sihir Hogwarts orang-orang bermain dengan sapu terbang, maka di QPL, pemain akan menahan sapu di paha mereka sambil berlari menghindari bola (Bludger) sekaligus sambil melempar bola setengah kempes (Quaffle) untuk melewati salah satu dari tiga tempat loncatan dari berbagai ketinggian untuk mencetak 10 poin.

Ditengah permainan, Golden Snitch akan dirilis ke arena permainan. Jika dalam cerita Snitch berbentuk bola emas bersayap, maka di arena nyata, Snitch terbuat dari bola tenis yang dibalut kaus kaki yang ditempel di badan seorang pemain netral yang akan berlarian di arena dengan menggunakan baju kuning.

Tim pertama yang berhasil menangkap Snitch akan mendapatkan 30 poin dan mengakhiri permainan.

“Ini terdengar konyol, dan aku meyakinkanmu, itu terlihat konyol,”ungkap Direktur QPL, Jack Lennard, saat menjelaskan tentang Snitch. Tetapi ia menekankan bahwa peranan fisik di permainan ini bukanlah lelucon. Dia melihat beberapa pemain mematahkan tulang mereka dalam tiga tahun permainan ini berlangsung.

“Ini adalah olahraga yang penuh kontak fisik,” ucap Lennard pada Washington Post. Lennard yang sangat tertarik dengan Quiddicth inisampai rela mengubah karier profesionalnya.

Arkeolog berusia 21 tahun ini menyadari bakatnya di bidang marketing saat menjadi relawan humas tim Quidditch kampusnya.

“Dengan hanya delapan tim yang dimiliki, menandakan bahwa kami hanya berfokus pada kualitas,” ujarnya. “Kami benar-benar menampilkan yang terbaik dari olahraga. Kami benar-benar berfokus pada humas dan branding, sehingga kami bersama-sama bisa menyuguhkan paket akses bagi mereka yang belum pernah menjalani olahraga ini sebelumya.”

Tidak hanya itu, Lennard juga merencanakan agar Quidditch menarik lebih banyak orang, termasuk mereka yang tidak familiar dengan Harry Potter.

“Tapi terlepas dari bagaimana mereka terlibat dengan olahraga ini, mereka tidak bertahan karena Harry Potter, tapi karena olahraga itu sendiri.”

Dan QPL juga bukan arena bermain. Siapapun yang ingin bergabung dengan salah satu dari delapan tim yang ada, harus memiliki kualitas prima.

Satu tim beranggotakan 30 pemain, pria dan wanita. Sebanyak 21 orang bisa ikut dalam satu pertandingan tapi hanya tujuh orang yang bermain dalam waktu bersamaan di lapangan. Maksimum empat dari tujuh pemain tersebut bisa berasal dari gender yang sama.

Hingga kini belum ada jadwal QPL resmi yang dirilis tapi Lennard optimis akan banyak yang bergabung mengingat respon yang diterimanya sejak Selasa, 14 November.

Lennard masih memiliki banyak pekerjaan rumah, termasuk merancang jadwal untuk setiap tim. Lennard hanya baru mengumumkan bahwa musim inagurasi akan berlangsung dari Juli hingga Agustus, dengan puncak kompetisi dilaksanakan di akhir pekan di lokasi yang terpusat dan mudah diakses seluruh tim.

Untuk saat ini, pemain mendanai sendiri perjalanan dan seragam mereka. Tapi ternyata hal tersebut tidak dijadikan halangan bagi banyak pihak yang tertarik mengikuti QPL ini.

“Pemain bahkan menghabiskan hampir seluruh pendapatan mereka untuk olahraga ini,” kata Lennard yang berharap di masa depan akan banyak sponsor yang tertarik untuk ikut berpartisipasi.

“Sejujurnya, ada potensi kesempatan dan pertumbuhan keuangan yang besar di sini. Ada banyak kelompok orang yang sangat berkomitmen, jiwa dan raga mereka, yang rela bepergian dari kediaman mereka berulang kali dan menghabiskan uang mereka untuk ini semua.”

“We give back to Quidditch and Quidditch gives back to us,” kata Lennard.-Rappler.com.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!