Mengenal kembali kekayaan dan keragaman budaya Nusantara di pertunjukan ‘Devdan Show’

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengenal kembali kekayaan dan keragaman budaya Nusantara di pertunjukan ‘Devdan Show’
Karena Bali tak hanya memiliki pantai dan kuliner, tapi juga pertunjukan teater yang memesona

JAKARTA, Indonesia – Selama ini sebagian besar pengunjung datang ke Bali untuk menikmati wisata alam seperti pantai dan pegunungan serta menikmati ragam kuliner yang lezat.

Tapi Bali tak sekadar pantai dan kuliner saja. Masih banyak potensi wisata lainnya yang dimiliki oleh Pulau Dewata. Salah satunya adalah pertunjukan teater.

Saat menyusuri Pulau Dewata bersama Google Indonesia dalam rangkaian kampanye #SelaluTauYangSeru, saya berkesempatan menyaksikan salah satu pertunjukan teater bertajuk Devdan Show: Treasure of the Archipelago di Bali Nusa Dua Theatre.

Awalnya saya merasa pertunjukan ini akan berlangsung seperti halnya pertunjukan kebudayaan yang lain yang terkesan biasa saja. Tapi setelah menikmati pertunjukan selama 90 menit, ternyata saya salah besar.

Suguhan lima ragam budaya

Pertunjukan dibuka dengan cerita singkat tentang dua anak muda yang menemukan benda bersejarah dari lima ragam budaya Indonesia. Bali menjadi tema pembuka dengan penampilan para penari yang luwes.

Tarian Saman yang atraktif ini sungguh mengundang decak kagum penonton. Foto oleh Bali Nusa Dua Theatre.

Kemudian memasuki tema Sumatera. Ada tarian dari Sumatera Barat hingga Tari Saman yang sangat atraktif.

Ada pula sisipan tarian akrobatik yang juga membuat penonton berdecak kagum. Pertunjukan ini memang penggabungan dari seni tari, lukis, teater dan akrobatik.

Para penari Jawa dengan latar belakang dalang yang tengah bersiap melakukan pertunjukan wayang. Foto oleh Bali Nusa Dua Theatre.

Masuk ke tema ketiga, tema Jawa. Ada wayang dan tarian khas Jawa. Penampilan dalang di atas panggung yang bisa berputar 360 derajat juga menjadi atraksi tersendiri.

Tema keempat penuh warna dengan pesona Kalimantan. Penari-penari cantik membuka pertunjukan dengan Water Dance, disusul penari Dayak yang cantik dengan bulu-bulu di jemari mereka.

Tema terakhir adalah Papua. Para penari pria menari dengan mengenakan koteka, khas Papua.

Para penari yang membawakan ragam budaya Papua. Foto oleh Bali Nusa Dua Theatre.

Pengalaman yang sangat lengkap selama 90 menit pun ditutup dengan atraksi interaktif para penari yang menghampiri penonton untuk menari bersama. Total ada 40 penari yang terlibat dalam pertunjukan ini.

Tata panggung dan dekorasi serba canggih

Tak banyak pertunjukan teater Indonesia yang mampu mengemas panggung sedemikian rupa. Namun panggung Devdan Show memukau saya. Banyak bagian panggung dan segala dekorasi dan kelengkapannya yang membuat penonton berdecak kagum, termasuk saya.

Ada panggung yang bisa berputar 360 derajat. Di bagian depan panggung, ada kolam berisi air yang membentang dari sisi kiri ke kakan panggung. Permainan air ini paling banyak digunakan saat tema Kalimantan.

Permainan air dan hujan buatan paling banyak di pertunjukan bertema Kalimantan. Foto oleh Bali Nusa Dua Theatre.

Ada hujan buatan yang jatuh dari bagian atas panggung. Bahkan seorang penari utama di tema Kalimantan sempat berenang dari satu sisi kolam ke sisi lainnya.

Selain air, ada juga unsur api yang dimainkan di panggung. Api menyembur dari banyak titik di sekitaran panggung, terutama di tema Sumatera di Tari Pecut.

Penampilan Duo Aerial Strap ini mungkin yang paling banyak membuat penonton terkagum-kagum. Foto oleh Bali Nusa Dua Theatre.

Yang juga mencuri perhatian adalah kain-kain yang terikat dari atas panggung yang menopang penari-penari yang melakukan gerakan akrobat bercampur tari. Tarian Duo Aerial Strap yang paling memukau, memperlihatkan dua penari akrobat yang bergelantungan hanya dengan seutas kain.

Tampil empat kali seminggu

Devdan Show pertama kali hadir di Bali Nusa Dua Theatre di bulan Juni 2011. Sejak saat itu, banyak pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang mampir menyaksikan pertunjukan ini.

“Devdan berasal dari bahasa Sansekerta. Deva dan Dana. Artinya anugerah dari Tuhan. Kami mengemas 5 budaya besar di Indonesia yaitu Bali, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Papua,” kata Handari Himawan, General Manager Bali Nusa Dua Theatre pada Rappler.

Menurut Handari, sudah banyak penghargaan yang diraih Devdan Show. Di antaranya adalah Atraksi #1 di Nusa Dua oleh Trip Advisor dan juga termasuk dalam 10 Things To Do with Kids in Bali oleh Conde Nast Traveller tahun 2012.

“Antusias cukup baik terutama masyarakat Indonesia. Apalagi setelah melihat bahwa kebudayaan Indonesia menjadi menarik setelah dikemas seperti ini. Penonton dari luar negeri banyak juga,” tambah Handari.

Pertunjukan Devdan Show bisa dinikmati empat kali seminggu, di hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu pukul 19.30 – 21.00 WITA. Harga tiket dipatok dari Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!