Mengapa wanita dan anak-anak perlu vaksin HPV untuk cegah kanker serviks

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengapa wanita dan anak-anak perlu vaksin HPV untuk cegah kanker serviks
Januari merupakan bulan kepedulian terhadap kanker serviks. Tujuan dari pemberian vaksin HPV adalah sebagai salah satu pencegahan dari kanker serviks.

JAKARTA, Indonesia — Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi di bagian leher rahim wanita, atau daerah di antara vagina dan kantong rahim. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus kanker serviks merupakan keganasan tertinggi kedua pada wanita di Indonesia setelah kanker payudara. 

Kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV), yang memiliki lebih dari 100 strain virus. Virus ini yang menjadi penyebab terbanyak kanker serviks adalah virus HPV strain 16 dan 18. 

Saat ini salah satu pencegahan kanker serviks adalah dengan menggunakan vaksin HPV. Apa saja yang perlu Anda ketahui tentang vaksin HPV?

Anak-anak perlu mendapat vaksin HPV sejak usia 11 tahun

Para ahli mengatakan bahwa semakin muda seseorang mendapatkan vaksin ini, tingkat efektivitas kerja vaksin ini akan semakin tinggi. Anak perempuan disarankan mendapatkan vaksin ini mulai usia 11 tahun. 

Pada laki-laki, vaksin ini bisa diberikan mulai usia 11 tahun hingga 26 tahun. Dengan mendapatkan vaksin ini, selain melindungi diri dari strain virus HPV yang menyebabkan penyakit kutil kelamin, laki-laki juga dapat menurunkan risiko penularan strain virus HPV penyebab kanker serviks pada pasangan seksualnya di kemudian hari.

Vaksin HPV harus didapat sebelum mulai aktif secara seksual

Vaksin HPV paling ideal diberikan pada mereka yang belum aktif secara seksual karena penularan virus ini terjadi melalui kontak seksual. Semua orang dewasa yang aktif secara seksual yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV sebaiknya divaksinasi.

Wanita yang sudah aktif secara seksual harus melakukan pap test terlebih dahulu sebelum menggunakan vaksin HPV. Pap test adalah pemeriksaan sel lapisan leher rahim. 

Dari pemeriksaan ini bisa diketahui apakah kondisi leher rahim Anda masih normal atau sudah terjadi perubahan sel yang mengindikasikan proses keganasan. Jika hasil pap test normal, Anda boleh langsung menggunakan vaksin HPV. 

Jika hasilnya tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan (biopsi/pemeriksaan invasif lain) untuk memastikan terjadi tidaknya proses keganasan.

Bagaimana prosedur pemberian vaksin HPV?

Vaksin HPV yang tersedia di Indonesia adalah Gardasil dan Cervarix. Gardasil melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 6, 11, 16, dan 18. 

Virus HPV strain 6 dan 11 adalah penyebab utama penyakit kutil kelamin. Cervarix melindungi tubuh dari infeksi virus HPV strain 16 dan 18. Vaksin ini diberikan dengan suntikan di lengan atas.

Vaksin HPV perlu diberikan 3 kali dalam jangka waktu 6 bulan. Vaksin HPV kedua diberikan 1-2 bulan setelah vaksin HPV pertama. Vaksin HPV ketiga diberikan 6 bulan setelah vaksin HPV pertama. 

Sebagai contoh, jika Anda mendapatkan vaksin HPV pertama pada 1 Juni, jadwal pemberian vaksin HPV kedua adalah minimal pada 1 Juli atau 1 Agustus, dan jadwal pemberian vaksin HPV ketiga adalah minimal pada 1 Desember. 

Saat ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai apakah perlu ada pengulangan pemberian vaksin ini setelah beberapa tahun.

Efek samping yang mungkin terjadi setelah mendapat vaksin HPV

Efek samping yang terjadi setelah pemberian vaksin ini pada umumnya ringan, berupa nyeri dan kemerahan pada daerah bekas suntikan. Efek samping yang berat yang tidak umum tapi bisa terjadi yaitu pingsan dan pembekuan darah balik. 

Untuk menghindari pingsan, duduklah selama minimal 15 menit setelah pemberian vaksin. Pembekuan darah balik biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat kontrasepsi oral.

Wanita hamil tidak boleh menggunakan vaksin ini karena sampai saat ini belum ada penelitian yang jelas mengenai efek samping vaksin ini pada kehamilan. Vaksin ini juga tidak boleh diberikan jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap komponen-komponen yang ada dalam vaksin ini (seperti lateks atau yeast). 

Bila Anda sedang menderita sakit sedang maupun berat, pemberian vaksin ini sebaiknya ditunda sampai Anda sehat benar. Sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan anda sebelum menggunakan vaksin ini.

Tindakan pencegahan kanker serviks selain vaksin HPV

Setelah mendapatkan vaksinasi, bukan berarti Anda terlindung sepenuhnya dari penyakit kanker serviks. Seperti Anda ketahui, vaksin HPV yang sudah tersedia hanya melindungi Anda dari beberapa strain virus HPV, tidak semuanya. Tindakan pencegahan tetap harus selalu dilakukan.

Para wanita sebaiknya melakukan pemeriksaan pap test rutin setiap 3 tahun, supaya jika ada perubahan jaringan leher rahim, bisa terdeteksi sejak awal. Kombinasi antara pemberian vaksin HPV dengan pemeriksaan screening rutin (pap test) adalah perlindungan terbaik untuk mencegah kanker serviks. —Rappler.com

Sumber tulisan ini berasal dari HelloSehat.com, sebuah situs kesehatan yang menyediakan informasi terpercaya yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!