Arifin Putra: “Barata lebih ‘manusia’ di ‘Halfworlds 2′”

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Arifin Putra: “Barata lebih ‘manusia’ di ‘Halfworlds 2′”
Penonton dapat melihat sisi lain Barata dan juga masa lalunya

JAKARTA, Indonesia – Manusia setengah demit, Barata, akan kembali beraksi di Halfworlds musim kedua.

Kalau di musim pertama kita melihat lorong-lorong kota Jakarta, di musim kedua ini pindah ke jalanan kota Bangkok. Disutradarai oleh pembuat film ternama Ekachai Uekrongtham (Beautiful Boxer, Skin Trade), Halfworlds musim kedua menampilkan deretan aktor ternama di kawasan Asia dari Indonesia, Thailand, Filipina dan Taiwan.

Dua aktor Indonesia, Reza Rahadian dan Arifin Putra kembali berperan sebagai Tony dan Barata dalam drama fantasi kelam penuh aksi ini. 

Arifin Putra sebagai 'halfbreed' Barata dalam 'Halfworlds' musim kedua. Foto oleh HBO Asia

Rappler berkesempatan mewawancarai Arifin Putra dalam sesi media interview Halfworlds musim kedua di On Five Residence, Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat. Menurut Arifin, ada berbagai perubahan yang dialami oleh Barata yang terjadi di antara musim pertama dan kedua. “Di season pertama Barata dingin dan depresi, namun ada sesuatu di antara season satu dan dua yang mengubahnya jadi punya harapan,” kata Arifin.

Di musim pertama, lanjut Arifin lagi, setiap karakter dimotivasi oleh ketakutan. Takut keluarganya kena atau takut diri sendiri terkena musibah. “Di season kedua ini, semuanya didorong oleh harapan. Misalnya karakter Barata ini punya harapan untuk menemukan tempat yang aman buat orang-orang yang dia peduli,” ujar Arifin.

Kalau di musim pertama, dialog Barata sedikit sekali karena lebih banyak “Melirik-lirik orang dari jauh dan bunuh-bunuhin orang.” Bahkan saat syuting selama dua bulan, di bulan pertama Arifin hanya mengucapkan satu kalimat dalam dialog! “Tapi di season ini lebih banyak dialognya dan diperlihatkan sisi manusianya,” kata Arifin.

Mengenai pendalaman karakter, Arifin menceritakan saat penggarapan Halfworlds season pertama yang disutradarai oleh Joko Anwar. Saat itu, Joko memberikan arahan untuk membayangkan betapa capeknya hidup selama 300 tahun lebih di dunia dan menjadi manusia setengah demit, pertama dari jenisnya. 

“Aku harus membayangkan apapun yang orang bisa alamin di dunia ini, aku udah alamin. Aku dengerin musik-musik klasik, orkestra yang ‘wah’ gitu,” cerita Arifin. Di musim kedua ini, penonton dapat melihat sisi lain Barata, termasuk masa lalunya dan persahabatannya dengan Kaprey (yang diperankan oleh aktor Filipina, Jake Macapagal). 

Barata (Arifin Putra) dengan teman lamanya, Peesaj Kaprey (Jake Macapagal). Foto oleh HBO Asia

Mengapa hanya tokoh Barata dan Tony yang kembali di musim kedua ini? “Aku enggak mau cerita banyak karena akan spoiler. Tapi masih berhubungan langsung dengan season pertama, benang merahnya adalah si Kris Amorana yang diperebutkan banyak pihak,” katanya. 

Menurut Arifin, penonton dapat menantikan adegan laga yang lebih seru di Halfworlds musim kedua. “Action-nya lebih banyak dan lebih seru lagi. Kalau Bang Joko lebih ingin gerakan laga yang cepat dan urakan, tapi di season dua Ekachai lebih ingin yang anggun,” lanjutnya. “Di sini lebih heboh laganya. Ada yang melawan lima orang sekaligus, padahal orang Thailand badannya gede-gede semua (tertawa).”

Tim produksi multikultural

Beda kru, beda negara, beda juga tantangannya. Arifin mengaku ada perbedaan yang signifikan dalam penggarapan koreografi laga, karena gaya Thailand dan Indonesia yang jauh berbeda. Kalau di musim pertama dengan koreografer laga Jonathan Ozoh yang menginginkan aktor benar-benar hafal dengan gerakannya.

Namun dengan tim dari Thailand, menurut Arifin lebih santai karena saat latihan pertama hanya ingin tahu daya ingat dan cara menghafal gerakan. “Mereka lebih woles (selow, santai). Beberapa jam sebelum syuting, mereka baru menciptakan koreografinya, katanya agar enggak lupa lagi dan ingatannya masih fresh. Menurutku hasil akhirnya jadi lebih dinamis,” kata Arifin.

“Beberapa gerakan seperti salto di udara, aku percayakan ke tim stunt. Aku masih ada adegan lain dan enggak diizinin oleh sutradara, tapi adegan laga tetap aku sendiri,” lanjutnya lagi.

Lebih seru mana, Halfworlds musim pertama atau kedua? “Waduh jangan gitu dong (tertawa), soalnya abang saya, Joko Anwar yang menggarap,” canda Arifin. Ia lalu melanjutkan, season pertama bisa dibilang 99 persen kru dan pemain dari Indonesia yang tentu saja menjadi hal yang membanggakan. 

Season kedua ini juga membanggakan karena ada beberapa kru dan pemain Indonesia, Reza dan aku, yang masuk ke tim yang internasional banget. Ada Australia, Taiwan, Singapura, Filipina, Malaysia dan tentu saja Thailand. Menurutku, sih, seru banget dan sebuah kehormatan juga,” lanjutnya.

Arifin senang bekerja dengan tim produksi Halfworlds yang multikultural, perbedaan budaya dan bahasa bukanlah sebuah halangan untuk proses syuting. “Meskipun kru dan pemain dari berbagai macam negara tapi kita semua sepakat menggunakan bahasa Inggris dan satu bahasa lagi, yaitu bahasa film,” kata Arifin. 

“Lucunya dan hebatnya adalah kita semua dari berbagai negara dan budaya tapi kita menyatu di satu proyek ini tapi kerja kita malah sangat lancar, bukannya malah mempersulit,” tutup Arifin. 

Halfworlds musim kedua menceritakan tentang Juliet (Tia Tavee), seorang peneliti yang mencoba mengungkap rahasia dunia para iblis yang tinggal di antara manusia. Dengan dukungan hasil riset almarhum ayahnya, ia menjelajah untuk mencari jawaban.

Ketika tengah mencari artefak kuno berkekuatan besar, aksinya menarik perhatian para demit di Thailand yang dijuluki Peesaj. Tak lama berselang sebelum pencariannya membawa dirinya ke medan pertempuran dari sang pemimpin Peesaj Charlie (David Asavanond), manusia penjaga kedamaian Warin (Nicole Theriault) dan sosok Peesaj bernama Fyter (Peem Jaiyen), yang diutus untuk membunuhnya. 

Sementara itu, halfbreed (manusia setengah demit) Barata (Arifin Putra) tengah dalam perjalanan seorang diri yang mengharuskan ia meminta pertolongan sahabat lamanya, Kaprey (Jake Macapagal). Bukan hanya dia yang melakukan perjalanan berbahaya, karena Demit Tony (Reza Rahadian) membuat penampakan di Bangkok untuk mencari cintanya yang hilang, Ros (di musim pertama diperankan oleh Tara Basro).

Halfworlds musim kedua akan tayang perdana dengan dua episode berturut-turut pada Minggu, 22 Januari 2017 pukul 20.00 WIB di HBO. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!