Terinspirasi perayaan ‘Hari Orang Mati’, Disney-Pixar siap rilis ‘Coco’

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

'Coco' akan tayang November 2017 mendatang

Disney-Pixar siap merilis 'Coco' yang berkisah tentang seorang bocah asal Meksiko bernama Miguel dan kecintaannya pada musik. Foto dari Disney-Pixar.

JAKARTA, Indonesia – Disney-Pixar menggaet sutradara Lee Unkrich untuk menggarap proyek film animasi terbaru mereka yang berjudul Coco. Berbeda dengan film animasi lainnya, kali ini Pixar akan fokus pada sebuah obyek baru yakni kerangka manusia.

Berlatar di Mexico, film ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Miguel yang hidup di dalam keluarga yang membenci musik. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Miguel yang sebenarnya ingin sekali menjadi seorang musisi handal layaknya Ernesto de la Cruz. 

Miguel berasal dari sebuah desa bernama Santa Cecilia, seorang santa yang dikenal sebagai pelindung musisi. Pixar mengambil inspirasi dari sebuah kota di Meksiko bernama Oaxaca dalam merancang desa ini.

Di desa ini, Miguel mengalami serangkaian kejadian mistis dan ajaib yang mengarahkannya kepada sebuah daerah yang dipenuhi dengan skeleton (kerangka manusia) atau dikenal dengan sebutan Land of the Death.

Dalam petualangnya, Miguel ditemani oleh seorang pengembara bernama Hector, yang selalu menguji kehebatan Miguel dalam bermusik serta mengungkapkan rahasia keluarga Miguel yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.

Hari Orang Mati

Kisah Coco ini sedikit banyak terinspirasi dari perayaan Día de los Muertos atau Hari Orang Mati yang sangat menarik minat sang sutradara. Unkrich sangat tertarik dengan berbagai ikonografi dan kebudayaan masyarakat yang mewarnai perayaan tersebut, di mana mereka yang masih hidup dan telah tiada dapat kembali bersatu. “Momen tersebut merupakan sebuah perayaan yang indah,” ungkap sutradara yang sebelumnya juga terlibat dalam deretan film animasi unggulan Pixar seperti Monsters Inc., Finding Nemo dan Toy Story 3.

Sejak mulai menggarap proyek ini lima tahun lalu, Unkrich banyak melibatkan komunitas Latin. Semua dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang detail dan spesifik.

Tuntutan dalam menjaga keaslian budaya juga memberi pengaruh dalam proses casting para pemeran di film ini. Ernesto de la Cruz, yang diperankan oleh Benjamin Bratt, merupakan sosok gabungan dari musisi-musisi terkenal asal Meksiko seperti Pedro Infante, Jorge Negrete and Vicente Fernández.

Pengisi suara Renée Victor (Weeds) terpilih untuk memainkan salah satu tokoh penting dalam film Coco yaitu  sebagai nenek Miguel atau dalam bahasa Meksiko disebut abuelita.

Miguel dan neneknya. Foto dari Disney-Pixar.

 “García Bernal memberikan kami sebuah kesenangan tersendiri dalam proses pembuatan film ini,” kata Unkrich. Bintang yang terlibat dalam serial Mozart in the Jungle tersebut berperan sebagai Hector, sahabat Miguel.

Ada pula sosok aktor cili Anthony Gonzales yang berusia 12 tahun yang juga terlibat dalam proses produksi film ini.

Walaupun ini bukan sepenuhnya film musikal, akan ada banyak lagu dalam film Coco, dan hampir semua karakternya adalah pemusik. Soundtrack film ini akan menggabungkan musik asli dengan standar musik Meksiko. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!