5 tips wujudkan hobi travelling tanpa menguras isi kantong

Carol RH Malasig

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 tips wujudkan hobi travelling tanpa menguras isi kantong
Uang sebenarnya bukan penghalang kamu untuk travelling. Itu hanya perkara menentukan prioritas saja.

JAKARTA, Indonesia – Bepergian adalah hobi yang sering kali diasosiasikan dengan dana besar. Beberapa orang bahkan mengatakan, melancong hanya memungkinkan bagi mereka yang memiliki banyak uang.

Namun, penulis buku traveling Patricia “Rica” Yulo mengatakan masalah uang sebenarnya hanya perkara menentukan prioritas saja. Memilih budak kantor dengan pendapatan bulanan yang pas-pasan tidak seharusnya menghentikanmu dari membeli tiket pesawat dan keluar dari zona nyamanmu.

Berikut tips melancong murah dari buku Rica, “The 3rd World Traveler: A Guide to Fulfilling Your Travel Dreams on a Shoestring Budget”:

1. Berhematlah dengan tidak membawa bagasi

Rica menyarankan supaya kamu selalu aware dengan promosi dari berbagai maskapai, untuk mendapatkan tiket murah. Selain itu, kamu bisa berhemat banyak dengan membawa sedikit barang. Kalau kamu bisa, usahakan hanya mengandalkan ransel besarmu, tanpa bagasi.

Ia berhasil mengelilingi Singapura tanpa tas apapun, dengan mengantungi semua keperluannya di kantong rompi. Meski tak berlaku bagi semua orang, dari perjalanan ini Rica menyadari semua keperluannya muat diletakkan dalam sebuah ransel kecil.

Mungkin kamu bertanya, bagaimana caranya? Berikut jawaban Rica:

  • Bawalah hanya sepasang sepatu nyaman (yang tentu kamu gunakan)
  • Bawa pakaian dalam hanya dua buah per hari. Jangan bawa terlalu banyak.
  • Periksa cuaca di daerah tujuanmu. Kamu tak perlu membawa jaket kalau cuacanya tidak dingin.
  • Tinggalkan internet, jangan bawa laptop. Nikmati perjalananmu.
  • Satu buku saja cukup. Rica mengatakan, rata-rata hostel memiliki buku menarik yang bisa kamu pinjam.
  • Jangan bawa terlalu banyak barang elektronik. Cukup satu ponsel yang bisa berfungsi sebagai alarm, kamera, dan pemutar musik.
  • Bawalah pakaian dengan warna netral, yang bisa kamu cuci dan pakai kembali tanpa terlihat mengenakan baju yang sama berulang kali.

2. Tinggal di asrama atau hostel

Ketika Rica pergi ke Singapura, kota yang terkenal dengan standar hidup penduduknya yang tinggi, ia tinggal di asrama bersama dengan pelancong lain dan pelajar. Biayanya sekitar Rp 250-600 ribu per hari.

“Melancong adalah tentang mengelilingi kota, bukan tinggal di kamar hotelmu sepanjang hari. Mengapa kamu harus menghabiskan begitu banyak uang untuk kamar, kalau kamu tahu hanya akan sebentar saja di sana?” kata dia.

Untuk orang-orang yang sudah lebih berpengalaman dalam travelling, ada pilihan lain seperti couchsurfing di mana pelancong dapat tinggal dengan tuan rumah di berbagai negara.

3. Carilah transportasi murah

Ada negara di mana tarif taksi terhitung murah, namun bepergian dengan bus atau kereta bukanlah ide yang buruk. Beberapa negara bahkan memiliki tiket turis yang memberimu akses berkeliling kota dengan kendaraan umum berkali-kali tanpa dibatasi.

Kenalilah peta kotamu sebelum pergi, apakah dia kota pejalan kaku, atau kamu butuh mobil untuk berkeliling. Kalau Bahasa Inggris tidak umum di sana, unduhlah peta berbahasa Inggris sebelum tiba. Kalau kamu salah jalan, transportasi murah tidak akan semurah itu lagi, terutama kalau kamu harus berpindah-pindah moda kendaraan.

4. Riset!

Sebelum pergi, Rica menghabiskan banyak waktu untuk meriset tempat dan orang-orang yang akan ia temui di tempat tujuannya. Ia mencari tempat di mana penduduk lokal makan atau minum, dan pergi ke sana ketimbang tempat populer turis yang cenderung menjual makanan dan minuman dengan jenis sama, namun berharga dua kali lipat.

Selain itu, kalian bisa mendapat ilmu dengan bergabung di grup pelancong.

Rencanakan perjalananmu. Tempat apa yang ingin kamu kunjungi? Apa ada tiket masuknya? Perhitungkan segalanya. Kalau kamu berencana melakukan banyak aktivitas dalam satu hari, apakah kamu sudah memperhitungkan antrean? Di beberapa negara, kamu bisa memesan tiket museum terlebih dahulu sehingga kamu bisa menghindari barisan panjang hanya untuk membeli tiket.

5. Keselamatan adalah yang terutama

Jangan ambil resiko. Rica menceritakan pengalamannya menuju Siem Reap, Kamboja, lewat jalur darat. Mobil sewaan mereka berhenti di tengah jalann dan seorang pria melompat masuk dan meminta uang mereka. Rica dan temannya menuruti permintaan tersebut.

Kalau kamu sendirian, beritahukan orang-orang di negara asalmu kalau kamu akan pergi. Ingat-ingat nomor telepon orang penting seperti keluarga atau teman dekat, jadi kamu tetap bisa menghubungi mereka saat kamu kehilangan ponselmu.

Jangan bahayakan hidupmu dengan mengabaikan keselamatan demi menghemat sedikit uang. Dalam perjalanan panjang, faktor keselamatan ini akan menghindarkanmu dari kecelakaan (yang memakan biaya banyak).

Coba ini: melancong sendirian

Tidak, pengalaman ini tak akan membuatmu bosan. Dinamika melancong dalam kelompok besar sangat berbeda dengan pergi sendirian. Ingatlah untuk berpakaian sopan dan jangan menatap orang terlalu lama (Rica mengatakan hal ini dapat menimbulkan pertengkarann, tergantung budaya negara tujuanmu).

Tetaplah bersikap tenang dan ramah. Pertemuan dengan penduduk lokal akan memberimu pengetahuan yang tak dapat kamu peroleh dari pemandu wisata manapun.

Pada satu titik, kamu akan merasa kesepian. Tapi cobalah cari tempat yang tenang dan nikmati pemandangan.

Memulai perjalanan

Kamu akan membutuhkan uang. Sekalipun murah, kamu masih harus menabung. Rica menyarankan supaya kamu bertanya pada diri sendiri: apakah traveling memang prioritasmu?

Selain itu, membuat rencana dan tujuan yang jelas juga membantu perencanaanmu. Ketimbang berkata, ”Saya benar-benar ingin melancong,” sebaiknya kamu mulai sering mengucapkan, “Saya ingin ke Jepang untuk melihat bunga sakura!” membuat mimpimu terasa lebih nyata.

Rica juga menyarankan setiap backpacker untuk mempersiapkan dana darurat, selama mereka melanglang buana di negeri orang.

Langkah selanjutnya tentu pergi bertualang. Jangan buru-buru, pergilah ke tempat yang kaki dan kantongmu mampu capai. Rica selalu mengatakan travelling adalah melihat dunia selangkah demi selangkah.

Selanjutnya, apa?

Rica mengambil keputusan yang akan membuat kebanyakan orangtua cemberut. Dia berhenti kerja dan akan meninggalkan Filipina untuk bertualang.

Dia bermimpi pergi ke Norwegia, di mana ibu kotanya, Oslo, termasuuk kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia. Bagaimana caranya bertahan? Ia akan bekerja, bahkan menjadi relawan. Dia akan menemukan jalan keluar selama perjalanan -seperti yang biasa ia lakukan setiap bertualang. – Rappler.com

The 3rd World Traveler: A Guide to Fulfilling Your Travel Dreams on a Shoestring Budget’ adalah buku yang diterbitkan sendiri oleh seorang backpacker berpengalaman Ma. Pratricia Yulo. Buku tersebut tersedia untuk dipesan dan dikirim. Untuk detail dan mengikuti petualangan dia selanjutnya, kunjungi blognya di sini. 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!