Nostalgia romantis bersama Air Supply

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Nostalgia romantis bersama Air Supply
Konser Air Supply tidak hanya ditonton oleh orang tua, tetapi juga anak muda.

JAKARTA, Indonesia – The Kasablanka mendadak gelap ketika waktu menunjukkan pukul 20:15 WIB. Namun, semangat hampir seribu orang yang berkumpul di sana tak ikut padam, mereka malah bertepuk tangan keras sambil berteriak.

“Air Supply! Graham! Russell!,” bergaung keras.

Mereka sudah tak sabar menanti penampilan band soft rock asal Australia ini. Setelah sempat dibatalkan tahun lalu karena gitaris sekaligus vokalis Graham Russell sakit. 

Namun, pada Jumat, 3 Maret 2016 mereka memuaskan kerinduan para penggemar. Sebab, terakhir kali Air Supply tampil konser di Jakarta 8 tahun lalu. 

Lekikan gitar semakin menambah semangat penonton. Russell yang mengenakan setelan jas abu-abu dan kemeja metalik biru memulai intro “Sweet Dreams”, salah satu lagu hits mereka.

Hitchcock menambah kegilaan penonton dengan suara tenornya yang menjadi ciri khas mereka – tentu selain lirik yang romantis menyayat hati. Penonton ikut bernyanyi, menambah syahdu suasana konser bertajuk ‘Celebration of Love’ ini.

Pengalaman Air Supply yang sudah berkarier selama 40 tahun terbukti nyata. Russell dan Hitchcock tetap tampil prima meski usia mereka sudah nyaris menyentuh 70 tahun. Pada lagu “Just As I Am” pun Hitchcock tak kesulitan menyentuh nada-nada tinggi. Mereka juga aktif berinteraksi dengan penonton.

Saat memainkan lagu “The One That You Love” pun keduanya turun dari panggung dan berjalan di sekitar area penonton kelas Diamond. Sontak para penggemar berdiri dan berswafoto dengan idola mereka ini. Permainan gitar Russell tak terganggu meski dikerubuti. Demikian juga Hicthcock yang mempertahankan kontrol suaranya dengan sempurna.

Mereka juga aktif mengajak penonton bernyanyi pada tembang hits mereka, seperti “Goodbye.” Bahkan musik pun benar-benar dihentikan supaya duo ini bisa mendengar penonton mereka.

Russell juga sempat tampil solo menyanyikan lagu bertemakan kedamaian, yang diawali dengan pembacaan puisi.

“Saat ini semangat kita semua tengah diuji, tetapi kita tak boleh kalah,” kata dia.

Setelah memainkan lagu “Making Love Out of Nothing At All” duo ini langsung meninggalkan panggung dan lampu kembali padam. Tanpa aba-aba, penonton langsung meneriakkan ‘we want more!’ Tentu saja, lagu kesayangan mereka nasih ada yang belum dimainkan.

Tak butuh waktu lama untuk memanggil Russell dan Hitchcock kembali. Kira-kira 10 menit setelah encore, keduanya muncul di panggung dan langsung memainkan “Without You”. Hadirin kembali menggila dan ikut bernyanyi dengan Hitchcock.

Seolah bosan dengan lagu bernada balada, Russell meminta penonton untuk berdiri sebelum lagu berikutnya dimulai.

“Kami ingin membuat kalian bergoyang dengan sedikit rock n’ roll,” kata dia.

Dan lagu “Shake It” pun dimainkan Air Supply. Russell memandu penonton untuk ikut bergoyang dengan dirinya dari atas panggung. Ia juga memperkenalkan band pengiring yang didatangkan dari California, Amerika Serikat.

Setelah selesai berjoget, Air Supply mulai memainkan intro lagu yang lembut. Hitchcock bertanya kepada penonton dengan siapa mereka datang menghadiri konser.

“Kalau kalian datang dengan orang yang kamu cintai, genggamlah mereka. Kami memiliki sesuatu untuk kalian,” kata dia. Lalu, mengalirlah intro “All Out of Love”, lagu mereka yang merajai tangga lagu internasional pada tahun 90-an.

Penonton yang hadir pun turut bernyanyi sambil memeluk pasangan masing-masing. Seperti yang telah mereka katakan sebelum konser dimulai, Air Supply berhasil membawa penonton mereka kembali bernostalgia dengan masa-masa romantis. Atau, bagi yang masih berusia muda, menikmati momen syahdu dengan pasangan masing-masing.

Lintas generasi

HIBUR PENONTON. Gitaris Air Supply, Graham Russell sukses menghibur penonton dalam konser bertajuk "40 th Celebration of Love" di The Kasablanka pada Jumat, 3 Maret. Foto oleh Ursula Florene/Rappler

Penggemar Air Supply tidak terbatas pada mereka yang kini sudah beruban saja, banyak anak muda yang ternyata menyukai band ini. Seperti Renisa, seorang pegawai BUMN berusia 23 tahun yang menonton dengan rekannya, Respa. Ia mengaku menggemari Air Supply sejak masih duduk di bangku SMP.

“Puas banget, umurnya sudah segitu tapi suaranya masih kayak di CD,” kata dia seusai konser. Ia paling menyukai lagu ‘All Out of Love’ yang juga memperkenalkannya pada band ini.

Keduanya sudah membeli tiket Air Supply sejak mereka direncanakan datang pada akhir tahun lalu. Ketika konser ini akhirnya benar berlangsung, Renisa tak bisa menyembunyikan kepuasannya.”Kalau datang lagi tentu nonton,” kata dia.

Sementara bagi pasangan suami isteri Trisna dan Leong, konser ini membawa mereka kembali pada nostalgia masa muda.

“Setelah 40 tahun, suaranya masih mirip,” kata Leong, yang sudah menggemari band ini sejak keluarnya lagu “Lost in Love” pada tahun 70-an.

Melodi lagu-lagu Air Supply langsung cocok dengan seleranya. Isteri Leong, Trisna yang berusia 53 tahun, awalnya tak terlalu menyukai Air Supply. Suaminya yang menyeret dia untuk mendengarkan duo ini, dan berlanjut hingga ke anak-anak mereka. Ia juga menyukai konser ini, meski hanya tahu beberapa lagu seperti “All Out of Love.”

“Sesuai ekspektasi saya,” kata dia sambil tersenyum. Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!