5 kebiasaan karyawan yang tidak disukai atasan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 kebiasaan karyawan yang tidak disukai atasan
Seburuk apapun atasanmu, jangan membuatnya terlihat bodoh di hadapan orang lain

JAKARTA, Indonesia – Salah satu tugas atasan adalah untuk memperhatikan segala aktivitas dan pekerjaan bawahannya. Dan sebisa mungkin, sebagai bawahan, siapapun pasti ingin menyenangkan hati atasannya.

Tak perlu jadi kaum “penjilat” untuk bisa dekat dengan atasan. Cukup lakukan pekerjaan sesuai dengan arahan, bekerja dengan sebaik mungkin. Selain itu, hindari beberapa hal ini untuk memastikan bahwa atasan bisa melihat sosokmu sebagai seorang profesional sesungguhnya.

Terlalu banyak bertanya

Jangankan atasan, kamu saja kalau ditanyai pertanyaan yang sama dan tidak penting berulang-ulang, kuping pasti terasa “panas”, kan? Karena itu, saat diberi arahan dan tugas, pastikan kamu mendengar dengan baik. Tidak hanya mendengar tapi juga mengerti, ya. Jangan asal mendengar saja.

Terlalu banyak bertanya atau mengonfirmasi menandakan kamu adalah pribadi yang kurang memiliki inisiatif dan kepercayaan diri.

Yang harus dilakukan:

Siapkan catatan kecil atau kalau perlu rekam pembicaraan atau arahan atasan jika kamu memang sulit mengingat hal detail. Jika ada rekan kerja yang juga diberi arahan yang sama, diskusikan hal-hal detail dengan rekanmu.

Terlalu berinisiatif

Sebagai karyawan, diperlukan insting tertentu dan kemampuan untuk beradaptasi dengan baik. Memainkan peran sesuai momen. Tak hanya momennya, tapi perhatikan pula siapa yang terlibat di situasi tersebut.

Atasan memang cenderung suka dengan karyawan yang memiliki inisiatif. Tapi tetap, perhatikan waktu dan momennya. Misalnya dalam rapat atau presentasi yang dipimpin atasan, walaupun kamu memiliki ide brilian, tunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya. Jangan mendahului atasan.

Yang harus dilakukan:

Pelajari situasi dan siapkan diri untuk mengutarakan pendapat atau ide. Jadi ketika momennya tiba, kamu bisa menunjukkan kemampuan terbaikmu.

Panik di saat krisis

Bekerja itu bukan sekadar soal menunjukkan skill dalam bidang yang kamu kuasai, tapi juga soal memperlihatkan sikap atau attitude yang sesuai. Kemampuan untuk mengendalikan diri sangat diperlukan dalam kehidupan profesional.

Jika ada persoalan, apakah kamu jadi pihak yang sibuk menyalahkan orang atau “buang badan” begitu saja? Atau kamu berusaha mencari jalan keluar? Atasan akan bisa menilai bawahannya dalam kondisi krisis. Jati diri seseorang akan terlihat jika ia diterpa masalah.

Panik, menangis bombay, bereaksi berlebihan tentu akan membuat masalah semakin dalam.

Yang harus dilakukan:

Dalam kondisi krisis, kamu harus bersikap tenang dan berkepala dingin. Jangan panik dan melakukan tindakan atau mengambil keputusan dalam kondisi emosional.

Banyak mengeluh

Ini adalah masalah klasik dalam dunia kerja. Sampai kapanpun, akan ada karyawan yang dikenal sebagai orang yang suka mengeluh. Dan ini menjadi catatan tersendiri bagi para atasan. Mereka pasti akan bosan dengan bawahan yang kerjanya cuma mengeluhkan ini-itu di kantor.

Kalau sehari-hari kamu bicara dan mengeluhkan banyak hal pada atasan, jangan heran kalau suatu hari nanti dia muak padamu. Tugasmu bukan untuk menambah pekerjaan atasanmu, justru untuk membantunya mempermudah pekerjaannya.

Yang harus dilakukan:

Jika memang ada masalah yang ingin dibicarakan, siapkan opinimu terhadap masalah itu. Kalaupun ia tidak menyetujuinya, setidaknya dia sudah melihatmu berusaha untuk menyelesaikan masalah.

Membuat atasan terlihat bodoh

Atasan juga manusia. Dia tidak mungkin mau terlihat bodoh di hadapan rekan kerja dan bawahannya. Seburuk apapun atasanmu, setidaknya kamu menunjukkan sedikit rasa hormat. Kamu tidak harus selalu sepaham dengan dia. Tapi tidak perlu “menjatuhkannya” di depan orang lain.

Jangan membuatnya terlihat bodoh dengan menunjukkan kesalahan-kesalahannya saat meeting, misalnya. Atau kamu sengaja “menahan” atau tidak membagikan informasi-informasi penting dan terbaru sehingga dia terkesan tidak update.

Yang harus dilakukan:

Perbarui informasi terkini dengan atasanmu termasuk detail-detailnya. Atasan tidak pernah suka dengan kejutan jika menyangkut detail pekerjaan. Rutin berdiskusi dengan atasan untuk mencapai kesuksesan bersama sebagai tim. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!