5 tips untuk menghadapi krisis seperempat abad

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 tips untuk menghadapi krisis seperempat abad
Meskipun sulit, bukan berarti tidak ada yang bisa kita lakukan untuk melalui krisis ini dengan lebih mudah

JAKARTA, Indonesia — Kamu baru menginjak usia 25 tahun? Mulai mempertanyakan segala hal yang terjadi? Sering membandingkan diri dengan orang lain? Atau kerap merasa bosan dan terjebak? Mungkin kamu sedang berada dalam krisis seperempat abad atau quarter life crisis, sama seperti saya.

(BACA JUGA: 5 tanda kamu sedang mengalami krisis seperempat abad

Meskipun sulit, bukan berarti tidak ada yang bisa kita lakukan untuk melalui krisis ini dengan lebih mudah.

Berdasarkan hasil obrolan saya dengan teman-teman dan melihat dari pengalaman orang-orang terdekat, berikut 5 cara menghadapi krisis seperempat abad yang bisa sama-sama kita lakukan:

Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Melihat kesuksesan orang lain memang tidak salah jika dimaknai sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. Tetapi jika pencapaian temanmu justru malah menjadikanmu rendah diri, sepertinya kamu perlu berhenti membandingkan diri dengan orang lain.

Mungkin terdengar klise, tapi jika perasaan iri tersebut mulai muncul, saya selalu berusaha mengatakan pada diri saya bahwa setiap orang punya peran dan waktunya masing-masing.

Selain itu, saya juga mulai menyadari bahwa segala hal yang kita lihat di media sosial itu cuma persepsi satu arah yang memang ingin dimunculkan. Jadi, kita perlu ingat bahwa setiap orang punya masalah kehidupannya masing-masing.

Mungkin kita melihat seseorang sebagai pengusaha muda yang sukses di usia belia, namun kita tidak akan tahu seberat apa perjalanannya menuju titik itu. Kita tidak perlu merasa bahwa dunia ini tidak adil, karena kita juga pasti punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Kalau rasanya sulit untuk tidak membandingkan diri dengan kesuksesan orang lain, mungkin kita perlu rehat sesaat dari sosial media dan lebih fokus dengan diri kita sendiri.

Ketahui yang kita inginkan

Sebenarnya logikanya simpel. Jika kita tidak tahu apa yang kita inginkan, kita tidak akan pernah tahu cara mendapatkannya. Untuk mempermudah melalui krisis seperempat abad ini, kita perlu mengetahui terlebih dahulu hidup seperti apa yang kita inginkan.

Karena hanya dengan memiliki keinginan yang jelas, kita bisa mengetahui langkah selanjutnya. 

Selain itu, dengan mengetahui keinginan kita, mungkin kita akan berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Karena keinginan setiap orang berbeda-beda, maka cara mendapatkannya pun pasti berbeda. Dan jika caranya berbeda, maka jalan hidupnya pasti berbeda, dan kita tidak perlu membanding-bandingkannya.

Luangkan waktu untuk melakukan hal yang kamu cintai

Bekerja selama 8 jam sehari memang melelahkan. Rasanya sulit untuk mengeluarkan energi lebih untuk melakukan hal di luar rutinitas sehari-hari. Tetapi menurut saya, meluangkan waktu sekecil apapun sangat berharga untuk mengatasi kebosanan di usia seperempat abad seperti ini.

Sebagai contoh, saya sangat suka ngobrol tentang apa saja, mulai dari berita Pilkada sampai gosip Mulan Jameela. Oleh karena itu, saya selalu berusaha setidaknya, satu atau dua pekan sekali, bertemu, nongkrong, sambil ngobrol dengan teman-teman terdekat. 

Atau jika kamu lebih suka menghabiskan waktu sendiri, kamu bisa meluangkan waktu untuk tidur-tiduran saja di rumah sambil nonton tv atau baca buku.

Jika kamu suka jalan-jalan, jangan ragu untuk mengambil cuti dan sejenak meninggalkan pekerjaan.

Jangan merasa bahwa dengan mengobrol ngalor ngidul, tidur-tiduran di rumah, atau jalan-jalan itu tidak ada gunanya. Karena hati dan pikiran itu juga butuh diberi asupan agar hidup tidak monoton dan selalu rileks.

Tetapi jangan sering-sering, ya!

Sabar

Sebagai manusia, pasti ada hal-hal yang memang di luar kendali kita. Jika kita sudah melakukan semua yang kita bisa, kunci terakhir dalam menghadapi krisis seperempat abad adalah bersabar.

Terkadang, suatu masalah hanya membutuhkan waktu untuk diselesaikan.

Santai saja

Tips terakhir dan mungkin yang harus kita selalu ingat adalah, don’t be too hard on ourselves — jangan terlalu keras pada diri kita sendiri. Usia 25 memang tidak muda lagi, tetapi bukan berarti kita harus telah mendapatkan segala hal yang kita inginkan.

Perlu diingat, tujuan bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Yang kita pasti lalui adalah perjalanannya. Jadi jangan sampai kita terlalu fokus pada tujuan, hingga lupa menikmati perjalanan.

Semoga kita bisa sama-sama melalui krisis seperempat abad dengan sukses! —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!