Menyusuri kisah nostalgia masa kecil di Museum Fujiko F. Fujio

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menyusuri kisah nostalgia masa kecil di Museum Fujiko F. Fujio
Berkenalan dengan kisah hidup sang seniman manga pencipta karakter Doraemon

JAKARTA, Indonesia – Saya termasuk generasi yang menghabiskan nyaris setiap hari Minggu jam 08.00 pagi nongkrong di depan layar televisi. Alasannya cuma satu: menonton kartun Doraemon.

Kebiasaan ini selalu saya lakukan hingga duduk di Seklah Menengah Pertama. Doraemon sungguh berperan besar mengisi dan menghibur hidup saya di masa kecil. Robot kucing berwarna biru tanpa telinga dan memiliki kantung berisi segala kebutuhan ini sungguh jadi bagian masa kecil saya. Saya besar dengan kisah-kisah super canggih dari Doraemon.

Karena itulah, saat berkesempatan traveling ke Tokyo, Jepang, musim semi tahun lalu, saya mencantumkan Museum Fujiko F. Fujio sebagai salah satu lokasi yang harus saya datangi.

How to get there

Museum Fujiko F. Fujio pertama kali didirikan pada 3 September 2011. Lokasinya berada di area Kawasaki, tempat kelahiran Fujiko F. Fujio. Dari Tokyo, cara terbaik untuk mencapai museum ini adalah dengan naik kereta menuju Stasiun Noborito. Dari Tokyo, perjalanan menuju ke Stasiun Noborito sekitar 40 menit.

Dari Stasiun Noborito, pengunjung tinggal mencari jalan keluar dan menuju halte bus yang sangat unik. Tidak mungkin kamu melewatkan halte ini karena desainnya unik sekali. Ada jejak kaki Doraemon untuk jadi panduan jalur antrian sebelum naik bus.

Di halte shuttle bus ada ornamen jejak kaki. Yang mana jejak kaki Doraemon? Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Shuttle bus menuju museum sangat lucu dan menarik. Bagian luarnya saja sudah berhiaskan karakter-karakter ciptaan Fujiko. Saat masuk ke dalamnya, saya teringat dengan gerbong kereta menuju Disneyland yang bergambarkan karakter-karakter khas. Di dalam bus ini juga sama. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari Stasiun Noborito menuju lokasi museum.

Shuttle bus menu Museum Fujiko F. Fujio berhiaskan karakter manga ciptaan Fujiko F. Fujio. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Di dalam bus menuju Museum Fujiko F. Fujio. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Oh iya, sebelum berkunjung, perlu kamu ketahui bahwa museum ini tidak bisa didatangi sembarang waktu. Ada pilihan jam berkunjung yang dibagi 4 waktu yaitu 10.00, 12.00, 14.00 dan 16.00. Dan tidak ada penjualan tiket di lokasi museum. Kamu harus membeli tiket terlebih dahulu di seluruh outlet Lawson yang tersebar di seluruh Jepang (tidak hanya di Lawson Tokyo).

Tiket bisa didapatkan di mesin Loppi di Lawson. Karena mesin ini berbahasa Jepang, disarankan untuk meminta bantuan ke penjaga toko untuk membeli tiket. Tiket itu nanti bisa ditukarkan di pintu masuk museum. Cara membeli tiket bisa diakses di sini.

Harga tiket untuk dewasa adalah 1,000 yen atau sekitar Rp 121 ribu. Untuk pelajar SMP dan SMA 700 yen atau sekitar Rp 85 ribu dan untuk anak di atas 4 tahun adalah 500 yen atau sekitar Rp 60 ribu. Anak berusia 3 tahun ke bawah tidak dikenakan biaya.

Parade karya sang seniman manga

Fujiko F. Fujio adalah pencipta Doraemon. Dari tangan dan pemikirannya, Doraemon lahir dan dinikmati banyak generasi. Fujiko F. Fujio lahir dengan nama asli Hiroshi Fujimoto. Ia meninggal dunia di usia 62 tahun pada 23 September 1996.

Fujiko, sang seniman manga, pertama kali menciptakan Doraemon di tahun 1969. Sebenarnya, selain Doraemon, masih banyak karakter dan cerita lainnya yang dihasilkan oleh Fujiko, misalnya P Man (Perman dalam bahasa Jepang). Tapi saya sendiri kurang familiar dengan yang lain. Dan semua hasil karya dan perjalanan hidup Fujiko F. Fujio bisa dinikmati di museum ini.

Sebelum masuk, pengunjung akan diberikan mesin kecil sebagai audio guide. Jadi saat menyusuri museum, kamu bisa mengetahui cerita di balik setiap karya dan sudut museum. Sayang, saat memasuki area eksibisi yang memamerkan karya-karya original sang legenda, pengunjung tidak diizinkan mengambil foto. 

Di sini, kisah hidup dan perjalanan karier Fujiko F. Fujio lengkap tersaji. Mulai dari karya dan gambar manga pertamanya, sketsa Doraemon pertama hingga replika ruang kerja Fujiko. Semua ada!

Setelah dari ruang eksibisi, saya pindah ke area di lantai dua. Di sini, banyak area bermain untuk anak-anak. ada juga Manga Corner, yang dikhususkan untuk mereka yang ingin bersantai membaca koleksi komik karya Fujiko F. Fujio. Sayang, komiknya berbahasa Jepang, jadi saya tidak bisa ikut berleha-leha membaca komik sambil makan dorayaki di sana.

Area Manga Corner untuk yang ingin membaca komik karya Fujiko F. Fujio. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Ada juga area People’s Plaza yang menunjukkan deretan karakter-karakter ciptaan Fujiko F. Fujio. Yang menarik adalah Fujiko F. Fujio Theatre. Di jam-jam tertentu, teater ini akan memutarkan film pendek soal perjalanan karier Fujiko, termasuk asal-usul lahirnya Doraemon. 

Di dalam teater ini, pengunjung bisa menyaksikan film pendek berisi perjalanan hidup dan karier Fujiko F. Fujio. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.  

Waktunya berfoto!

Selain area eksibisi dan area bermain indoor, salah satu bagian yang juga paling menarik adalah area outdoor. Di sini, tersedia patung-patung dan replika lokasi ikonik dari kisah karya Fujiko.

Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Ada taman bermain, lengkap dengan tiga pipa besar yang bisa digunakan Nobita dan teman-temannya bermain. Ada pula Pintu Kemana Saja yang legendaris itu. Lokasi ini jadi spot berfoto favorit bagi pengunjung yang hadir.  Di sudut yang lain ada sosok Pisuke, makhluk purbakala peliharaan Nobita dan Doraemon.

Ada Pintu Kemana Saja! Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Nobita dan Doraemon bersama Pisuke. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Berjalan ke bagian samping playground, ada dua sahabat, Mitsua Suwo, yang jadi karakter superhero P Man dan simpanse superhero-nya, Booby, yang bersantai di area outdoor. Naik ke bagian atas, ada Dorami, adik perempuan Doraemon yang berpose lucu dan menggemaskan.

Karakter dari cerita 'P Man' sedang bersantai di area playground. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.  

Berfoto bersama Dorami, adik perempuan Doraemon. Foto oleh Sumanda Tondang.

“Menyantap” karakter kartun

Area Museum Fujiko F. Fujio juga dilengkapi dengan cafe dan toko suvenir. Uniknya, seluruh sajian makanan dan minuman di museum cafe disesuaikan dengan karakter manga. Ada nasi kari yang menyerupai Jaiko, adik Gian. Ada bento berbentuk Doraemon, dorayaki dengan cap Doraemon dan minuman berwarna biru serupa warna Doraemon.

Makanan menyerupai sosok Jaiko, adik Gian. Foto oleh Sakinah Ummu Haniy/Rappler.

Semua sajian sangat menggemaskan, membuat yang memesan tidak tega menyantapnya. Saya sendiri sempat membeli Roti Panggang Pengingat Rumus. Roti ini selalu dimakan Nobita jelang ujian, karena berisi rumus-rumus matematika yang bisa membantunya menjawab pertanyaan ujian. Ha ha!

Roti Panggang Penghapal Rumus. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Detail sempurna

Menurut saya, selain belajar tentang karier dan perjaanan hidup dan karya Fujiko F. Fujio, berkunjung ke museum ini membuat saya terkagum-kagum dengan betapa detail mereka mempersiapkan seluruh konsep untuk museum ini.

Tak hanya untuk ruangan eksibisi dan bagian museum yang besar, namun detail bisa dilihat hingga ke bagian terkecil sekalipun.

Unutk pintu toilet saja, misalnya, museum ini menyuguhkan desain unik untuk membedakan toliet laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki bergambarkan siluet Nobita yang sedang kebelet pipis, yang tentunya sering sekali kita lihat di komik. Sementara untuk toilet perempuan, ada siluet Shizuka.

Detail-detail di museum ini nyaris sempurna. Foto oleh Yetta Tondang/Rappler.

Di tembok-tembok batu bata di area luar museum, beberapa bagian sengaja digantikan dengan batu batu yang memiliki desain menyerupai ekspresi Doraemon. Detail sekali.

Sulit sekali mengucap perpisahan dari museum ini. Selama berada di dalamnya, saya tidak berhenti tersenyum dan terhanyut dengan nostalgia masa lalu yang indah. Di ceritanya, Doraemon adalah robot kucing yang datang dari masa depan. Tapi bagi saya, Doraemon akan selalu membawa saya ke indahnya masa lalu. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!