Museum Hermitage St. Petersburg: Perjalanan ke masa lalu di istana Tsar

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Museum Hermitage St. Petersburg: Perjalanan ke masa lalu di istana Tsar
Dari artefak hingga lukisan bisa kamu temukan di salah satu museum tertua di dunia ini

JAKARTA, Indonesia — Sejak kecil, saya selalu ingin mengunjungi Rusia. Semuanya berkat film Anastasia yang rilis tahun 1997 silam: Istana yang megah, kota yang indah, dan kayaknya keren gitu, bisa berbicara bahasa Rusia. Namun apakah benar Anastasia adalah satu-satunya anggota keluarga Tsar Nicholas II yang selamat dari Revolusi Rusia tahun 1917?

Ngomong-ngomong tentang film Anastasia, selain soundtrack-nya yang bagus, ternyata banyak sekali bagian dalam film yang tak akurat dengan kenyataannya. Cerita favorit saya ini ternyata tidak berakhir seindah ending filmnya!

Impian masa kecil saya akhirnya terwujud dengan mengikuti program pertukaran pelajar selama enam minggu, tepatnya pada tahun 2012. Saat itu, saya yang masih berusia 19 tahun terbang sendiri dari Jakarta ke St. Petersburg, Rusia. Lumayan bikin deg-degan orang tua.

Dengan keinginan untuk mengetahui sejarah Rusia lebih dalam, saya pun berkeliling ke banyak museum di St. Petersburg. Rasanya enam minggu juga tidak cukup untuk mengunjungi St. Petersburg, karena banyak sekali gereja, istana, dan museum di kota ini.

The General Staff Building adalah fasad sepanjang 580 meter di Palace Square, terletak di depan Museum Hermitage/Winter Palace. Foto oleh Nadia Vetta Hamid/Rappler

Berdasarkan pengalaman saya, inilah museum dan obyek wisata yang perlu kamu kunjungi di kota yang lazim disebut sebagai Venice of the North ini: Church of the Savior on Spilled Blood, Russian Museum, Kunstkamera, St. Isaac’s Cathedral, Kazan Cathedral, dan Peter and Paul Fortress.

Untuk istana-istana peninggalan masa Kekaisaran Rusia, kamu bisa mengunjungi komplek istana di kota Pushkin (dulu dikenal sebagai Tsarskoye Selo atau Tsar’s Village), sekitar 30 kilometer di luar kota St. Petersburg. Di sana, terdapat Istana Alexander dan Catherine yang merupakan istana tempat tinggal keluarga tsar saat musim panas. Ada juga Istana Peterhof yang termasyhur dengan air mancurnya dan patung-patung yang dilapisi emas!

Baik Pushkin maupun Peterhof dapat dicapai dengan kereta regional (elektrichka), karena letaknya yang jauh dari pusat kota sebaiknya kamu menyiapkan waktu setidaknya setengah hari.

Namun, kali ini saya hanya akan fokus di Museum Hermitage, salah satu museum terbesar dan tertua di dunia yang menempati istana musim dingin (Winter Palace) Kekaisaran Rusia. Museum ini diresmikan tahun 1754 oleh Catherine the Great dan dibuka untuk umum sejak 1852. Koleksinya mencapai tiga juta benda, dan yang dipamerkan hanya sebagian kecil dari keseluruhannya!

Dari artefak prasejarah hingga koleksi lukisan

MEGAH. Area The Grand Staircase yang termasyhur. Foto oleh Luky Tan/Nadia Vetta Hamid/Rappler

Museum yang bernama lengkap The State Hermitage Museum ini terdiri dari enam gedung, meskipun hanya lima di antaranya yang dibuka untuk umum. Satu hari tidak akan cukup untuk mengunjungi semua ruangan yang ada di Hermitage, maka dari itu sangat disarankan mengambil peta yang tersedia untuk memilih apa saja yang mau kamu lihat. 

Dimulai dari koleksi artefak prasejarah yang dari zaman Paleolitikum dan Zaman Besi, yang berasal dari seluruh wilayah Rusia dan bagian lain dari bekas wilayah Uni Soviet dan Kekaisaran Rusia. Lalu, ada juga koleksi patung dan obyek seni dari Romawi Kuno, Yunani Kuno, Mesir Kuno, Eurasia, Timur Tengah, wilayah Laut Hitam, wilayah Kaukasus, dan lainnya.

Maju ke berabad-abad berikutnya, kamu bisa menikmati koleksi seni dari era Italian Renaissance, di antaranya dipercaya merupakan karya dari Leonardo da Vinci atau murid-muridnya. Ada juga koleksi fine art dari Eropa Barat, Italia, dan Spanyol.

LUKISAN. Salah satu koleksi lukisan di Museum Hermitage. Foto oleh Nadia Vetta Hamid/Rappler

Jangan lewatkan koleksi lukisan era Dutch Golden Age dan Flemish Baroque, di mana kamu bisa melihat lukisan karya Rembrandt. Bagi kamu yang menyukai karya French Neoclassical, Impressionist, dan post-Impressionist, ada juga karya-karya Monet, Van Gogh, Gauguin dan Paul Cézanne yang bisa kamu nikmati.

Tak ketinggalan juga koleksi pelukis Rusia dari abad ke-11 hingga 19, dan juga modern art dari seluruh dunia. Di bawah ini merupakan karya Kazimir Malevich yang berjudul Black Square.

Black Square by Kazimir Malevich at State Hermitage Museum, St Petersburg #russian #avantgarde

A post shared by Nadia (@nadiavetta) on


Nah, bagi yang ingin “mengintip” kehidupan tsar dan keluarganya, kunjungi ruangan pribadi Maria Alexandrovna, istri Tsar Alexander II. Bersiaplah untuk terpesona melihat aula-aula besar yang digunakan selama masa Kekaisaran Rusia dipertahankan sebagaimana aslinya. 

MEGAH. Aula ini kira-kira digunakan untuk acara apa ya oleh tsar? Foto oleh Luky Tan/Nadia Vetta Hamid/Rappler

Tak lupa, pameran dekorasi interior Rusia dari abad ke-19 hingga awal abad ke-20 disusun secara kronologis, dari era Alexander I hingga Nicholas II. Betapa menariknya melihat perkembangan interior dari Art Nouveau ke gaya Imperial! Pameran ini merupakan panorama masyarakat kelas menengah Rusia di kala itu. 

INTERIOR. Salah satu diorama di pameran 'Russian Interiors' Museum Hermitage. Foto oleh Nadia Vetta Hamid/Rappler

Untuk memasuki komplek museum Hermitage, turis asing membayar lebih mahal dari penduduk Rusia dan Belarusia yaitu 700 Rubel (sekitar Rp163.000). Pelajar dapat masuk dengan gratis, asalkan menunjukkan bukti berupa kartu pelajar. Namun, Museum Hermitage dapat dimasuki dengan gratis oleh semua pengunjung pada hari Kamis pertama setiap bulannya. 

PERPUSTAKAAN. Penulis berpose di depan diorama perpustakaan. Foto oleh Luky Tan/Nadia Vetta Hamid/Rappler

Pesan saya, jangan berfoto terlalu dekat dengan koleksi museum dan pastikan lampu flash-mu dimatikan kalau enggak mau dimarahi babushka (nenek-nenek) yang menjaga museum! 

Agar bisa punya dokumentasi yang keren selagi di museum bersejarah, kalian bisa cari-cari kamera dan menggunakan kode promo Shopee di sini! — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!