3 cara terbaik untuk pria memulai percakapan dengan wanita

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 cara terbaik untuk pria memulai percakapan dengan wanita
Biasakan melontarkan pertanyaan terbuka untuk melancarkan pembicaraan

JAKARTA, Indonesia – Dari sudut pandang wanita, tak ada yang lebih mengerikan daripada bertemu pertama kali dengan seorang pria namun sang pria tidak tahu memulai percakapan dan memilih topik percakapan yang baik. Rasanya pasti ingin segera lari dari momen tersebut.

Masalah ini memang kerap menjadi masalah klasik dalam urusan perkenalan dan perjodohan antara wanita dan pria. Mungkin terkesan sepele, tapi faktanya, masih banyak pria di Indonesia yang tidak memiliki skill memulai dan mengelola percakapan yang baik dengan seorang wanita.

Fakta ini diakui oleh Razi Thalib, Founder sekaligus CEO Setipe yang baru-baru ini diakuisisi oleh Lunch Actually Group. Kata Razi, berbeda dengan wanita yang lebih bisa memulai dan mengembangkan percakapan, pria justru cenderung sebaliknya.

“Menurut penelitian, di Setipe, hampir 90 persen pesan pertama itu dibuka dengan ‘Salam kenal’. Dan setelahnya, sekitar 50 persen dibalas dengan, ‘Salam kenal balik’. Kemungkinan besar, pembicaraaan tidak akan berlanjut,” kata Razi saat ditemui beberapa saat lalu di media gathering “pernikahan” Lunch Actually Group dan Setipe.com.

“Ketika kami menganalisa percakapan yang dimulai dengan sesuatu diluar ‘Salam kenal’, maksudnya, ada yang lebih gitu, dua kali lipat kemungkinan dijawab. Jadi sebenarnya stop menggunakan ‘Salam kenal’. Kenapa? Satu, kedengaran tidak menarik, dua jadi membuat kita seperti cowok yang lain pada umumnya dan ketiga, kita tidak membuat lawan bicara tertarik untuk menjawab,” ujar Razi lagi.

Razi Thalib, CEO Setipe.com dan Violet Lim, CEO Lunch Actually Group. Foto oleh Lunch Actually.

Lantas, bagaimana sebenarnya cara terbaik untuk seorang pria memulai percakapan yang berkualitas dengan seorang wanita? Simak 3 trik di bawah ini dari Razi Thalib.

Dimulai dari memerhatikan

Yang jelas, sebelum bertemu, pastikan kamu memang sudah mengetahui sedikit latar belakang sang wanita. Kalau berkenalan online, perhatikan profilnya. Kalau berkenalan langsung atau dikenalkan, usahakan gali informasi dari teman atau keluarganya.

Setelah bertemu, perhatikan dia seutuhnya. Apa busana yang ia pakai, bagaimana gayanya, seperti apa situasinya. Ini akan jadi modal yang menentukan bahwa kamu memang memerhatikannya lebih.

“Jangan bilang, ‘Muka kamu cantik’. Itu enggak bagus. Tapi misalnya, ‘Aku suka fashion yang kamu pakai. Kombinasi warnanya menarik’. Ini akan menunjukkan pada sang wanita kalau kamu memerhatikan dia secara keseluruhan. Setelah tahapan memerhatikan, barulah kamu bisa menunjukkan ketertarikan.”

Mencari persamaan

Kata orang, yang berbeda itu yang menarik. Tapi tidak selamanya seperti itu. Ditambah lagi, ini adalah perkenalan atau pertemuan pertama. Lebih baik “bermain aman” dan fokus menggali persamaan di antara kalian.

“Misalnya, sama-sama suka nonton film. Cobalah bertanya, ‘Film terakhir yang ditonton apa?’. Nah, itu bisa jadi persamaan yang bagus sebagai awal. Ada kesamaan fondasi, ada sesuatu yang membuat kalian cocok. Biasanya bisa faktor hobi, gaya fashion, atau misalnya sama-sama suka kopi. Apapun itu,” kata Razi.

Jangan asal bertanya

Semua orang pasti ingin percakapan itu berbalas. Namanya juga percakapan, harus terjadi dua arah, dong? Karena itu, menurut Razi, buatlah wanita merasa gampang untuk menjawab pertanyaan kamu.

“Kuncinya dengan melontarkan pertanyaan terbuka. Bukan ‘Kamu suka nonton enggak?’. Tapi kalau mau berfilosofi sedikit, tanyakan, ‘Menurut kamu, kencan pertama nonton itu ide yang bagus atau tidak?’.”

Cara terbaik adalah dengan melontarkan pertanyaan yang unik dan tidak biasa. “Ditambah, pertanyaannya ya harus pertanyaan terbuka, supaya bisa dijawab dengan eksplanasi yang panjang dari pada sekadar ‘Iya’ atau ‘Tidak’.” 

Dan jika semua tahapan di atas sudah dilakukan dengan baik, usahakan mengulang lagi semua tahapannya. Jadi, mulai lagi dengan memerhatikan hal yang lain, mencari persamaan yang berbeda dan memikirkan pertanyaan terbuka yang lebih unik lagi. “Kalau prosesnya diulang terus, akan jadi pembicaraan yang berkualitas,” ungkap Razi. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!