Nicholas Saputra dan Mouly Surya menanti naskah terbaik sineas Indonesia

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Nicholas Saputra dan Mouly Surya menanti naskah terbaik sineas Indonesia
Keduanya menduduki posisi sebagai juri di kompetisi 'HOOQ Filmmakers Guild 2017'

JAKARTA, Indonesia – Jika biasanya sosok aktor Nicholas Saputra menunjukkan kemampuan aktingnya di depan kamera, maka kini, peran Nicho berganti. Bersama sutradara film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, Mouly Surya, Nicholas duduk sebagai juri di kompetisi HOOQ Filmmakers Guild 2017.

Kompetisi yang melibatkan beberapa negara di Asia Tenggara ini membuka kesempatan pada sineas Indonesia untuk merealisasikan ide dan kreativitas mereka dalam bentuk serial televisi kelak.

Para pelaku film profesional, baik sutradara, produser maupun penulis naskah bisa mengikusertakan karya mereka dalam bentuk naskah dan treatment (sketsa skenario) untuk serial televisi. Peserta akan berkompetisi dengan kompetitor lainnya dari Singapura, Thailand, Indonesia, India, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Kamboja.

Nantinya, Nicholas dan Mouly bersama juri lainnya dari pelaku industri perfilman Asia dan Hollywood akan memilih lima naskah terbaik yang akan mendapatkan pendanaan senilai USD 30 ribu untuk diproduksi sebagai episode perdana. “Setelah episode pilot itu, penonton bisa memilih serial yang dirasa paling menarik dan menjadi juara. Nantinya juara pilihan ini naskahnya akan diproduksi sebanyak 13 episode,” ujar Guntur Siboro, Country Director HOOQ Indonesia. 

“Skrip itu kan sebagai blue print dari sebuh produksi, dari sebuah karya, jadi kadang investasinya itu soal waktu membuat skripnya kadang-kadang enggak cukup. Mudah-mudahan sih sarannya bisa jadi dalam pembuatan cerita, waktunya dimaksimalkan. Jangan kirimnya draft satu. Yang udah agak mateng, lah,” ujar Nicholas di gelaran press conference HOOQ Filmmakers Guild 2017 di Farimont Hotel, Jakarta Pusat, Senin, 12 Juni.

Human resources di film making Indonesia cukup terbatas. Saya rasa program seperti ini bisa mengakselerasi hal tersebut. Dengan ada banyak kompetisi, ada talenta baru yang punya ruang untuk muncul dan berkembang Terpilih atau tidak terpilih, yang jelas bisa belajar di sini. Sebagai juri, membaca entries yang ada saya juga lebih terinspirasi,” tambah Mouly Surya.

Lantas, apa yang kira-kira ingin dilihat Nicholas Saputra dari para sineas Indonesia yang mengikuti kompetisi ini kelak?

“Yang pertama local content. Kita pengin melihat Indonesia dari sudut pandang film maker dalam membuat series. Cerita seperti apa di Indonesia yang bisa menarik. Yang kedua, skripnya mudah-mudahan baik.”

Bagi kamu yang tertarik mengikuti kompetisi ini, pendaftaran sudah dibuka dari tanggal 1 Juni hingga 1 Agustus 2017. Para peserta dapat berasal dari sekolah film atau bekerja sebagai profesional di industri film yang memiliki pengalaman dalam memproduksi film. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan mengikuti informasinya di linimasa HOOQ Indonesia. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!