Kopi Indonesia menembus Eropa lewat Hongaria

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kopi Indonesia menembus Eropa lewat Hongaria
Di ajang 'World of Coffee 2017', Indonesia menurunkan barista andalan untuk promosi kopi Indonesia. Siapa saja mereka?

JAKARTA, Indonesia — Akhir pekan lalu, masyarakat disuguhi berita menarik, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menikmati kopi di Tuku Kopi, kedai kopi indie di kawasan Jakarta Selatan. Kunjungan Jokowi menunjukkan dukungan terhadap bisnis kopi lokal, dan promosi kopi Indonesia.

Di tingkat dunia, upaya memasarkan kopi Indonesia terus berlanjut. Para barista Indonesia menjadi ujung tombak menggaet pembeli. Pada ajang World of Coffee (WoC) Budapest 2017, di ibukota Hongaria, Indonesia juga mengirimkan beberapa putra terbaiknya untuk mengikuti kompetisi tingkat dunia di bidang perkopian. Di acara yang digelar pada 15-17 Juni 2017 ini, paviliun Indonesia berhasil membukukan transaksi USD 4,9 juta dolar.

WoC juga menggelar kompetisi yang diikuti wakil Indonesia. Untuk World Brewers Cup diikuti Harrison Chandra (Ottoman’s Coffee Brewers), World Cup Taster Championship diikuti Dimas Juliannur Fajar (Segitiga Coffee) dan World Latte Art Championship yang diikuti Ovie Kurniawan (Common Ground Bandung). Untuk menarik pembeli lokal, paviliun Indonesia juga mengundang barista Hongaria.

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Budapest Hikmat Rijadi mengatakan, partisipasi Indonesia untuk ke 3 kalinya ini merupakan partisipasi terbaik di WoC dari sisi jumlah pembeli dan permintaan informasi.

“Kami harapkan partisipasi Indonesia dalam WoC Budapest 2017 ini mampu mengenalkan dan menjadikan specialty coffee Indonesia semakin kompetitif di pasar Eropa,” kata Hikmat Rijadi, dalam, keterangan tertulis yang diterima Rappler, 3 Juli 2017.

(BACA JUGA: Mari mencicipi 17 kopi terbaik Indonesia)  

Beberapa specialty coffee Indonesia yang dipromosikan kali ini antara lain kopi arabika dari Sumatera Gayo, Lintong, Kerinci, Solok Minang, Bengkulu, Jawa Barat Preanger dan Papandayan, Jawa Tengah Temanggung, JawaTimur Bondowoso dan Kalisat, Bali Kintamani, Flores Bajawa, Sulawesi Toraja, dan Papua Wamena.

Adapun dari jenis kopi robusta yaitu kopi asal Lampung, Jawa Tengah Temanggung, Flores Manggarai, serta tidak ketinggalan kopi Luwak.

(BACA JUGA: Indonesia Coffee is among the world’s best)  

Menurut Atase Perdagangan RI di Brussel Olvy Andrianita, pertumbuhan industri ritel kopi di Eropa, khususnya di Hongaria melalui jaringan Starbucks, Costa Coffee dan kafe lokal mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kebutuhan kopi di Eropa semakin tinggi dan budaya minum kopi semakin merata di segala jenjang umur dengan tingkat konsumsi kopi 3,5 kg per kapita per tahun.

Nilai ekspor kopi Indonesia ke Uni Eropa pada 2016  pun tercatat EUR 239,57 juta meskipun tren ekspornya menurun 0,05% dalam 5 tahun terakhir (2012-2016).

Pada WoC Budapest 2017, Paviliun Indonesia bertemakan Indonesia Specialty and Sustainable Coffee didesain bernuansa Jawa Barat dengan latar Gedung Sate, di area seluas 98 m2. Paviliun Indonesia menampung10 perusahaan eksportir/produsen kopi dan asosiasi.

Coffee cupping, mencicipi cita rasa kopi, diadakan dua kali sehari sebagai ajang mencoba berbagai cita rasa dan kualitas kopi Indonesia. Lebih dari 30 jenis single origin kopi disajikan dalam sesi yang dipadati para pembeli dan barista di Eropa.

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!