‘Ubud Writers & Readers Festival 2017’ merilis daftar pembicara tahap pertama

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Ubud Writers & Readers Festival 2017’ merilis daftar pembicara tahap pertama
Leila S. Chudori, Seno Gumira Ajidarma, Oka Rusmini hingga Saroo Brierley akan hadir sebagai pembicara di 'UWRF 2017'

JAKARTA, Indonesia — Bersiaplah untuk gelaran Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2017, salah satu festival sastra dan seni terbesar di Asia Tenggara yang akan kembali dilaksanakan untuk ke-14 kalinya pada tanggal 25-29 Oktober mendatang di Ubud, Bali.

Setiap tahunnya, UWRF selalu menjadi arena pertukaran kisah, ide, dan inspirasi mengagumkan. Dan tahun ini, UWRF akan mengusung tema Origins atau dalam bahasa Indonesia berarti “asal muasal”. Tema ini diambil dari sebuah filosofi Hindu yang berbunyi “Sangkan Paraning Dumadi”, sebuah ajaran hidup mengenai asal dan tujuan manusia.

(BACA JUGA: ‘Ubud Writers and Readers Festival’ tahun ini akan mengangkat tema ‘Origins’)

'ORIGINS'. Tahun ini, ajang 'UWRF 2017' akan mengangkat tema 'Origins'. Foto dari UbudWritersFestival.com

Dan hari ini, Senin, 17 Juli, UWRF resmi merilis daftar nama pembicara tahap awal yang dipastikan akan berpartisipasi kelak. Dari Indonesia ada Leila S. Chudori dan Seno Gumira Ajidarma, dua nama terbesar di dunia sastra dan jurnalisme Indonesia yang selalu dieluk-elukan dan kehadirannya di UWRF selalu ditunggu-tunggu para pencinta sastra.

Ada juga Oka Rusmini, penulis feminis asal Bali yang selalu menjadikan Pulau Dewata beserta adat istiadat dan budayanya yang penuh warna sebagai bintang utama. Oka Rusmini akan tampil bersama Ahmad Fuadi, penulis Negeri 5 Menara yang telah diadaptasi ke film layar lebar.

Tak melulu penulis, banyak pelaku seni Indonesia lainnya yang jua akan hadir di UWRF tahun ini. Sebut saja Papermoon Puppet Theater, sebuah grup teater boneka asal Yogyakarta, penari dan koreografer Eko Supriyanto, serta sutradara muda Indonesia Erick Est, akan tampil bukan hanya mengisi Art Program UWRF, namun juga berbagi inspirasi di panel-panel diskusi.

Sementara itu, dari luar negeri, sejumlah pembicara juga akan berbagi pengalaman mereka. Para pembicara internasional ini tidak hanya memiliki latar belakang sebagai penulis tapi juga pegiat, ilmuwan, dan produser TV. Mereka adalah Saroo Brierley, penulis memoar yang menginspirasi novel yang kemudian diangkat ke layar lebar berjudul Lion.

(BACA JUGA: Berbincang dengan Saroo Brierley, penulis kisah nyata film ‘Lion’)

Hadir pula Marina Mahathir, penulis dan pegiat yang juga merupakan putri dari mantan Perdana Menteri Malaysia, dan Ian Rankin, penulis kriminal terkenal asal Skotlandia.

Ilmuan dan pelestari alam asal Australia, Tim Flannery bersama sang istri yang seorang penulis memoar pemenang penghargaan, Kate Holden juga akan hadir. Ditambah penulis asal Kanada, Madeleine Thien; penulis kuliner dan budaya Tionghoa asal Inggris, Fuchsia Dunlop; jurnalis dan novelis kawakan Australia, Robert Dessaix; dan produser MTV Nusrat Durani yang terkenal akan narasinya mengenai politik, percintaan, dan budaya pop di zaman modern.

Seluruh nama di atas akan membawa karya-karya yang bersangkutan dengan tema Asal Muasal, karena tema ini membentangkan tajuk-tajuk besar yang selama ini telah memengaruhi dan membentuk kehidupan kita, mulai dari politik hingga teknologi, dan lingkungan hingga spiritual.

Selama lima hari penyelenggaraannya, UWRF akan mengajak para pengunjungnya untuk mempertimbangkan kembali asal muasal dari elemen-elemen yang membentuk kita sebagai manusia, hal-hal yang kita bawa sepanjang hidup, dan hal-hal yang mengingatkan kita untuk “pulang”.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004, UWRF selalu menjadi kancah pertemuan penulis dan seniman dari dalam dan luar negeri, baik mereka yang sudah diakui dunia dan memenangkan penghargaan, serta mereka yang baru memulai kariernya. UWRF juga selalu menjadi panggung pengenalan Indonesia ke hadapan masyarakat internasional.

“Kita semua tahu ada ratusan acara sastra di dunia, namun yang selalu kami dengar mengenai UWRF adalah tentang betapa ajaib dan uniknya festival ini,” ujar Founder & Director UWRF, Janet DeNeefe. “Yang membuat UWRF unik adalah keragaman pembicara serta hadirin yang datang, latar belakang yang indah, dan keramahtamahan masyarakat Bali. Suatu acara yang pada awalnya diadakan sebagai sebuah inisiatif komunitas kini telah tumbuh menjadi sebuah perhelatan dunia untuk ide-ide besar, pengalaman hebat, dan pemberdayaan. UWRF adalah sebuah tempat sempurna untuk pertukaran budaya, kisah, dan inspirasi.”

Tiket early bird

Tahun ini, UWRF diselenggarakan selama lima hari dan diisi dengan ratusan program acara seperti panel-panel diskusi, workshop, peluncuran buku, special event, pertunjukan musik, pemutaran film, pameran seni, dan banyak lagi. UWRF akan diadakan pada tanggal 25-29 Oktober di beberapa tempat di sekitar Ubud, Bali dengan program-program utama yang dipusatkan di Taman Baca, Jalan Raya Sanggingan, Ubud.

Hari ini, penjualan tiket early bird dengan potongan harga 20% sudah dibuka di website www.ubudwritersfestival.com. Penjualan tiket early bird berlangsung hingga pengumuman program dan pengisi acara lengkap pertengahan Agustus mendatang.

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!