Atasi fobia, Dipha Barus rajin meditasi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Atasi fobia, Dipha Barus rajin meditasi
Sejak kecil, Dipha selalu takut jika berada di keramaian

JAKARTA, Indonesia —Meski dikenal dengan profesinya sebagai disc jockey (DJ) yang harus berhadapan dengan banyak penonton dan audiens setiap waktu, siapa yang menyangka jika Dipha Barus justru memiliki ketakutan untuk berhadapan dengan banyak orang.

Saat ditemui beberapa saat lalu, Dipha bicara soal fobia atau ketakutannya. “Iya sih, gue tuh paling enggak bisa ngadepin rame. Dari kecil enggak bisa sama keramaian. Emang gue selalu gemeteran atau gimana. Kalau diajak ke mal gitu.”

Namun seiring berjalannya waktu, semakin dewasa, Dipha mulai bisa mengatasi ketakutannya tersebut. Saat ditanya apa yang menjadi penyebab fobianya muncul, Dipha melanjutkan ceritanya.

“Karena enggak biasa aja sih. Dulu gue kayak punya kenyamanan kalau lagi sendiri. Waktu SD, tv gue ilang terus enggak dibeliin sampai lulus SMA. Terus gue kalau di sekolah ngomong tuh kayak enggak nyambung. Bokap gue kayak ada kaset atau piringan hitam. Jadi gue kayak punya dunia sendiri. Gue jadi kayak main sendiri aja gitu. Akhirnya kayak kebiasaan,” ujarnya.

Untungnya, beranjak dewasa, Dipha berkenalan dengan dunia dj yang mempertemukannya dengan lebih banyak orang. “Bagi gue unik aja. Kok ada ratusan orang nurut sama satu orang gitu.”

Belakangan, untuk semakin mengatasi ketakutannya akan keramaian, Dipha mencoba metode meditasi. “Pas gue meditasi gue kayak going deep into myself di mana gue kan tujuannya, passion-nya untuk kasih inspirasi buat orang. Gimana caranya gue kasih inspirasi ke orang, yang adalah musik, tapi gue nyampein ke merekanya enggak berani?”

Untungnya saat itu ada teman yang mengajak Dipha berkenalan dengan meditasi. “Katanya bisa lebih tenang. ‘Yang paling benar adalah selain sama Tuhan, loe harus dekat sama diri sendiri’, itu kata teman gueGue kira meditasi diam kosongin pikiran. Ternyata gue bisa lebih dengar suara hati gue. Sebenarnya mau apa sih dan hal-hal semacam itu yang bikin gue berubah. Jadi gue akhirnya bisa bersosialisasi pada porsinya,” ujar Dipha yang sudah mulai rutin menjalani meditasi sejak 2009.

Kini setiap hari Dipha meluangkan waktu untuk meditasi dengan beberapa teknik berbeda. “Awalnya kayak cuma mau 15 menit tapi pas buka mata tahu-tahu udah satu setengah jam. Enak banget.” —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!