3 dampak berbahaya minum manis setelah makan

Bayu D. Wicaksono

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

3 dampak berbahaya minum manis setelah makan
Masih ingin minum minuman manis setelah makan? Pikir-pikir lagi ya!

JAKARTA, Indonesia — Mengonsumsi minuman manis setelah makan memang nikmat, tapi ternyata berbahaya. Ini telah dibuktikan oleh riset yang dilakukan seputar minuman manis.

Apa saja dampak berbahayanya?

1. Mengurangi oksidasi

United States Department of Argiculture (USDA) menemukan bahwa bahwa jika makananmu mengandung 15% protein, maka minuman manis bisa mengurangi oksidasi lemak hingga sekitar 7,2 gram. Sementara untuk makanan yang mengandung 30% protein, oksidasi lemak bisa berkurang hingga 12,6 gram.

2. Menurunkan metabolisme

Penelitian Dr. Shanon Casperson dari USDA-Agricultural Research Service’s Grand Forks Human Nutrition Research Center mengungkapkan bahwa semakin tinggi kandungan protein makanan yang disantap, jika diikuti minuman manis, maka akan memperparah penurunan metabolisme tubuh untuk memproses makanan tersebut.

3. 1/3 kalori tidak bisa dikeluarkan

Dr. Casperson juga menyatakan bahwa tidak hanya protein dari makanan yang menjadi lemak, kalori dan lemak yang datang dari minuman manis juga bisa menjadi lemak. Metabolisme lemak berkurang sehingga kamu akan menghabiskan lebih banyak energi untuk memproses makananmu. Kondisi ini akan membuat lemak semakin menumpuk di tubuh.

Masih ingin minum minuman manis setelah makan? Pikir-pikir lagi ya! —Rappler.com

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di IDNTimes.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!