Kisah Mutiara, paralimpian termuda yang pecahkan rekor ASEAN

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah Mutiara, paralimpian termuda yang pecahkan rekor ASEAN
Walau memiliki keterbatasan fisik, tetapi Mutiara tidak minder dan terus berprestasi. Saat ini, dia sudah mengantongi 3 medali emas di cabang renang

BANDUNG, Indonesia – Usianya masih 12 tahun, namun Mutiara Cantik Harsanto berhasil memecahkan rekor renang untuk nomor pertandingan 50 meter gaya dada putri di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat. Dia mencatatkan waktu 44 menit 87 detik, melampaui catatan waktu yang diukir oleh atlet Myanmar Thin Thin Kang pada ASEAN Paragames. Thin Thin ketika itu mencatatkan waktu 50 menit 21 detik.

Selain memecahkan rekor ASEAN, Mutiara juga berhasil memecahkan dua rekor Peparnas. Saat ini, total sudah terdapat 3 medali emas yang dikantongi siswi kelas 6 Sekolah Dasar. Prestasi luar biasa tersebut berhasil diraih Mutiara di multievent nasional walaupun ini baru keikutsertaannya yang pertama. Selain itu, dia berhasil meraihnya di tengah keterbatasan fisik yang ada.

“Saya senang, terharu dan sekaligus bangga bisa menyenangkan hati orang tua,” ujar Mutiara yang ditemui Rappler di Trans Super Mall pada pekan lalu.

Dia berkisah mengawali karir sebagai perenang saat berlatih bersama kakaknya di sebuah klub renang di Nganjuk, Jawa Timur pada usia 8 tahun. Gadis yang mengalami keterbatasan di tangan kanannya itu tidak merasa gentar saat berlatih bahkan ketika bertanding melawan teman-temannya yang memiliki fisik lengkap. Namun, saat itu Mutiara belum berhasil menorehkan prestasi.

“Yah, kalah lah. Mereka kan lebih bagus-bagus,” katanya sambil tertawa.

Kejuaraan renang khusus difabel mulai dia ikuti pada tahun 2015 dengan berpartisipasi dalam kejuaraan antar pelajar di kotanya. Tak tanggung-tangung, dia berhasil menyabet 3 medali emas.

Mutiara kemudian melaju ke kejuaraan tingkat nasional di Solo dan meraih 2 medali emas dan 1 medali perak. Prestasi itu kemudian mengantarnya ke Peparnas 2016.

Keterbatasan fisik terbukti tidak menghalangi Mutiara untuk berprestasi. Bahkan, bocah cilik itu berhasil menembus batas seperti tagline Peparnas XV/2016 Jawa Barat.

“Dulu sempat minder, tapi sekarang sudah enggak,” katanya dengan penuh percaya diri.

Mutiara mengaku akan terus memacu dirinya untuk berprestasi hingga ke ajang Paralimpiade. Dia berpesan kepada teman-teman seusianya agar terus meraih cita-cita.

“Tetap semangat pokoknya, berdoa dan berlatih terus agar meraih prestasi,” kata dia.

Tak pernah dianggap berbeda

Di balik prestasi gemilang Mutiara, ada sosok sang ibu, Eka Hartanti, yang terus memberikan dukungan. Walaupun dukungan yang diberikan Eka sederhana, rupanya itu memberi dampak psikologis yang luar biasa pada Mutiara.

Lalu, dukungan macam apa yang diberikan Eka bagi Mutiara? Dia menyebut tidak pernah memberikan perlakuan yang berbeda terhadap Mutiara dan anaknya yang lain. Hal itu yang diduga Eka menjadi kunci kepercayaan diri yang dimiliki Mutiara saat ini.

“Saya tidak pernah anggap dia berbeda. Saya perlakukan dia sama seperti perlakuan saya ke kakaknya yang diberi fisik normal. Makanya anaknya pede (percaya diri) kan. Karena saya yakin, kepercayaan diri anak itu berasal dari orang tuanya,” kata Eka yang ditemui ikut mendampingi Mutiara.

Kendati begitu, Eka tidak menyangka jika putrinya itu bisa meraih prestasi yang luar biasa. Awalnya Eka tidak memiliki tujuan apa pun saat memasukan Mutiara ke klub renang. Pikirannya saat itu hanya agar tubuh Mutiara sehat.

“Dulu awalnya, saya berpikir renang itu biar sehat tangannya. Pikir saya tangannya nanti bisa panjang gitu. Dulu kan tangannya ke belakang gini,” kata perempuan berusia 38 tahun itu.

Eka berkisah Mutiara mengalami kecacatan pada tangan kanannya sejak dilahirkan pada 27 Maret 2004 lalu. Ibu dua anak itu mengaku tidak tahu apa yang menyebabkan tangan kanan anaknya tersebut tidak normal. Dia mengaku hanya bisa pasrah dan menganggap itu adalah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya terima aja, itu ikhlas dari Allah. Pikir saya, enggak sembarang orang dikasih seperti itu,” tutur dia.

Oleh sebab itu, Eka dan suaminya menamainya Mutiara Cantik Harsanto. Sebab, bagi dia setiap anak yang dilahirkan tetap cantik seperti anak perempuan lainnya. Pesan serupa juga disampaikan Eka pada orang tua lain yang memiliki anak-anak dengan keterbatasan fisik. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!