SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Bursa pemilihan Ketua Umum PSSI yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, ternyata penuh drama. Setelah satu calon dicoret karena penghapusan sanksinya dibatalkan, dua calon lain mengundurkan diri dari pencalonan.
Kedua calon yang mengundurkan diri tersebut yaitu Erwin Aksa dan Tony Apriliani. Erwin mengundurkan diri setelah jeda istirahat makan siang. “Sebagai insan sepakbola saya ingin melihat PSSI maju dan kembali ke kejayaan. Saya ingin menjaga kesolidan. Maka dari itu saya menyatakan mundur,” kata Erwin.
Erwin kemudian secara terbuka memberikan dukungannya kepada calon lain, yakni mantan Panglima TNI Moeldoko. “Saya memberi dukungan saya kepada calon ketum Pak Moeldoko,” katanya.
Sementara Tony Apriliani mengundurkan diri tanpa menyebut alasan yang jelas. Tony juga tak menyebutkan siapa calon lain yang didukungnya. Sebelum Erwin dan Tony mundur, calon lain yakni Djohar Arifin Husin ‘diusir’ dari ruang kongres.
Djohar Arifin Husin dicoret dari pencalonan karena statusnya sebagai penerima sanksi batal dipulihkan dalam kongres kali ini. Djohar, seperti diketahui, mendapat sanksi pemberhentian serta sanksi seumur hidup dari PSSI pada 2015.
Semula sanksi tersebut akan dibatalkan dalam kongres ini. Namun agenda penghapusan sanksi ditolak mayoritas pemilik suara. Alhasil, dengan status terhukum yang masih melekat, Djohar pun tidak bisa dipilih dalam kongres.
Ia meninggalkan ruang kongres bahkan sebelum pemilihan ketua umum dimulai. Djohar mengatakan batalnya pembahasan agenda penghapusan sanksi yang membuat dirinya tak bisa maju dalam pemilihan ketua umum karena ada pihak yang mendendam terhadapnya. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.