Kemenpora: Ini PR untuk pengurus baru PSSI

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kemenpora: Ini PR untuk pengurus baru PSSI
"Tidak tertutup kemungkinan publik hanya akan membully pengurus baru,”

JAKARTA, Indonesia – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) baru saja memiliki ketua umum baru, yakni Letnan Jenderal Edy Rahmayadi. Di militer, Edy menjabat sebagai Panglima Komando Startegis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Ia terpilih setelah mendapatkan suara mayoritas, yakni 76 suara dari total 107 suara yang hadir dalam kongres PSSI yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis 10 November 2016. 

Dalam sambutannya setelah terpilih, Edy langsung menargetkan tim nasional Indonesia tampil di Olimpiade 2024. Ia juga akan mempersiapkan timnas untuk menyambut Piala AFF 2017 dan Asian Games 2018.

Edy juga mengatakan dirinya akan mulai fokus melakukan pembinaan pemain berusia di bawah 15 tahun. “Sehingga 8 tahun yang akan datang pemain kita sudah bisa berkiprah di dunia internasional,” katanya.

Namun pekerjaan rumah pengurus baru PSSI yang baru saja terpilih bukan saja mempersiapkan tim nasional untuk bertarung di ajang internasional, tapi juga melakukan pembenahan internal organisasi PSSI.

“Karena publik, pemerintah, dan para pemangku kepentingan sangat besar berharap bagi percepatan reformasi PSSI. Jika tidak, tidak tertutup kemungkinan publik hanya akan mem-bully pengurus baru,” kata Deputi IV Bidang Olahraga Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewa Broto dalam keterangan media yang diterima Rappler.

Selain meminta pengurus baru PSSI segera melakukan pembenahan internal, Gatot juga menyodorkan beberapa pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan.

Pengaturan skor

Pengurus baru PSSI, kata Gatot S Dewa Broto, harus memastikan tidak ada lagi praktek pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan ataupun kompetisi.

Kasus ini pernah ramai disorot publik saat PSS Sleman melawan PSIS di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Minggu, 26 Oktober 2015. Saat itu pertandingan berakhir dengan skor 3-2. Semua gol ini dicetak lewat aksi gol bunuh diri.

“Pak Edy dengan latar belakang militer yang dimilikinya harus segera mampu mengatasinya karena ini menjadi perhatian banyak pihak,” kata Gatot S Dewa Broto.

Tak ada lagi supporter tewas

Lembaga pemerhati sepak bola Save Our Soccer (SOS) mencatat ada 51 supporter sepak bola tewas sejak 1995. Angka ini belum termasuk satu suporter Persija Jakarta yang tewas pada Sabtu, 5 November 2016. .

Gatot mengatakan kasus tewasnya supporter tak boleh lagi terjadi. Ia meminta, meskipun penanganan supporter menjadi domain klub, PSSI tidak abai. “Mulai saat ini PSSI harus lebih care pada suporter,” katanya.

Pembinaan usia muda 

Gatot juga menilai PSSI selama ini kurang perduli pada pembinaan usia muda. Para pemain muda selama ini lebih banyak ditangani oleh swasta. Padahal kewajiban membina pemain usia muda berada di tangan PSSI. “Kali ini PSSI harus care,” katanya. 

Medali emas Asian Games

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Kemenpora, kata Gatot, berharap PSSI bisa menyumbang satu medali emas dari cabang sepak bola. “Rasanya tidak elok jika timnas tidak dapat emas di Asian Games. Masih ada waktu untuk itu,” katanya.

Transparansi keuangan

PSSI selama ini selalu tertutup soal dana, baik yang berasal dari sponsor, maupun hak siar. Karena itu Kemenpora meminta PSSI lebih transparan. Ini agar masyarakat tidak selalu melihat PSSI dengan tatapan curiga.

“Kini semuanya serba terbuka. Sayang jika di hari gini kadang masih kurang transparan,” kata Gatot. —Rappler.com

Baca Juga:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!