Turnamen-turnamen sepak bola lokal pencetak bibit unggul

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Turnamen-turnamen sepak bola lokal pencetak bibit unggul

ANTARA FOTO

Turnamen lokal menjadi ajang pesepakbola muda unjuk gigi sebelum direkrut klub-klub besar. Sayang, dana besar menjadi kendala utama

Bagian 4 dari 6
Bagian 1: Sejarah sepak bola di Indonesia
Bagian 2: Lahirnya kompetisi-kompetisi sepak bola di Indonesia 
Bagian 3: Sepak bola Indonesia dalam angka

JAKARTA, Indonesia — Selama masa kolonial, masyarakat Indonesia (dulu disebut Hindia Belanda) sudah terekspos dengan turnamen-turnamen lokal.

Turnamen-turnamen ini kemudian berkembang menjadi pendorong budaya kentalnya sepak bola di Tanah Air. Bahkan klub-klub besar saat ini banyak yang mengambil bibit-bibit muda dari kompetisi tingkat daerah ini. 

Apa saja turnamen yang cukup terkenal di Indonesia dan peran penting apa yang mereka mainkan dalam persepakbolaan Tanah Air?

Turnamen Kebun Bunga Medan

Turnamen Kebun Bunga adalah turnamen antar klub PSMS yang kembali bergulir pada 9 Maret 2016 lalu. Turnamen ini telah lama vakum; terakhir kali digelar pada 2011. 

Namun tahun ini, turnamen Kebun Bunga dapat kembali bergulir karena kerjasama dengan pihak Dandim 0201/BS dan memperebutkan Piala Dandim.

Sebanyak 31 klub dari 40 klub anggota PSMS ikut berpartisipasi. 

Turnamen ini dahulu kerap melahirkan pemain untuk dipasok ke skuad PSMS. Mulai dari era 1970an seperti Ramli dan Ramlan Yatim, Cornelis Siahaan, Bahrum, Yusuf Siregar, Nobon, Parlin Siagian, Tumsila, Yuswardi, Sarman Panggabean, Ronny Paslah, Zulham Effendi, Wibisono, Zulkarnaen Pasaribu, Sunardi A, Sunardi B, Musimin, Sugito, Mameh Sudiono, M. Siddik, Sumardi, Ponirin, Nirwanto, Hamdardi, Iwan Karo-karo, hingga terakhir kali produknya adalah Affan Lubis dan Saktiawan Sinaga.

Sebelum menjadi turnamen, ajang ini berformat kompetisi antarklub dengan peserta yang terbagi dalam 3 divisi. Namun kemudian Turnamen Kebun Bunga sempat vakum sejak 1995.

Setelah 16 tahun lamanya, Turnamen Kebun Bunga dihidupkan kembali pada 2011. Format antarklub pun berubah menjadi turnamen saat PSMS dililit masalah dualisme. Namun penyelenggaraannya tak selesai sampai final.

Turnamen Internal Persebaya

Turnamen internal Persebaya adalah turnamen internal yang paling konsisten bergulir. Sayang, dualisme yang menimpa klub itu membuat Persebaya yang berjumlah 30 klub terbelah. 

Pada 2015 lalu, turnamen ini sempat berputar, namun untuk 2016 jadwalnya masih kosong. Hanya turnamen U-15 yang tetap bergulir dan dipertandingkan pada akhir pekan.

Turnamen ini sudah bergulir sejak era Perserikatan. Dari turnamen ini, lahir pemain-pemain hebat yang menghuni tim Persebaya senior, hingga pemain yang menghuni tim nasional. Mursyid Efendi, Mat Halil, Uston Nawawi, Andik Vermansyah, sampai Evan Dimas merupakan pemain-pemain yang dihasilkan dari kerasnya persaingan di turnamen internal ini.

Turnamen Makam Haji 

Mantan pemain timnas, Kurniawan Dwi Yulianto, merupakan salah satu alumni turnamen lokal Makam Haji di Solo. Foto oleh Wahyu Putro/Antara

Turnamen yang digelar di Solo, Jawa Tengah, ini menjadi legendaris karena menjadi turnamen antarkampung (tarkam) yang memberikan hadiah besar. Banyak pemain-pemain terkenal di kompetisi Indonesia yang sempat merumput di lapangan Desa Makam Haji Solo ini.

Turnamen ini telah digelar sejak era 1990an. Sesuai dengan namanya, pelaksana Turnamen Makam Haji adalah desa, bukan klub. Mereka yang menjadi panitia digilir dari satu dusun ke dusun yang lain. 

Karena hadiah yang besar, pemain legendaris tim nasional seperti Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Yulianto pun pernah mencari rezeki kecil di turnamen itu.

Namun, sejak lima tahun ke belakang, Turnamen Makam Haji Solo ini tak lagi digelar. Alasannya klasik: Hadiah yang besar membutuhkan dana yang besar. Untuk menggelar turnamen tarkam membutuhkan dana ratusan juta. Sementara itu, salah satu pengusaha yang menjadi penandang dana terbesar, saat ini tak lagi mampu membiayai.

Turnamen Lapangan Sidolig

Sama seperti Turnamen Internal Persebaya, turnamen di Sidolig, Bandung, Jawa Barat, dulu cukup terkenal karena menjadi pertarungan tim-tim internal. 

Sayang, beberapa tahun pada era 2000an, turnamen ini sempat vakum. Baru dua tahun belakangan, turnamen internal ini kembali bergulir. 

Yang membedakan Turnamen Lapangan Sidolig dengan Turnamen Internal Persebaya adalah, fokusnya yang mempertarungkan antarpemain berusia muda. Tujuannya jelas, yaitu untuk mendapatkan pemain muda yang apik, sehingga Persib Bandung tak harus selalu membeli pemain.

Pelopor Turnamen Lapangan Sidolog adalah PSSI Askot Bandung, karena memang yang bertanding adalah tim-tim anggota Persib. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!