Alfred Riedl: Satu gol Vietnam adalah kerugian besar

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Alfred Riedl: Satu gol Vietnam adalah kerugian besar
Leg kedua melawan Vietnam bakal lebih sulit.

JAKARTA, Indonesia — Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl memuji performa pasukannya. Menurut dia, Boaz Solossa dan kawan-kawan layak meraih kemenangan 2-1 atas Vietnam. Tapi, ujian sesungguhnya akan segera datang: leg kedua melawan Vietnam di My Dinh Stadium, Hanoi, 7 Desember mendatang.

Kemenangan 2-1 tersebut tak hanya membuka peluang lebar-lebar bagi Indonesia untuk lolos ke babak final. Tapi juga mengakhiri catatan inferior atas tim berjuluk Golden Stars tersebut. Sebab, dalam 2 laga persahabatan sebelumnya, timnas Garuda tak pernah menang. Laga pertama berakhir 2-2 sedangkan laga kedua berakhir dengan kekalahan 2-3. 

“Kami bangga dengan para pemain yang menunjukkan kekuatannya,” kata Riedl dalam jumpa pers pasca pertandingan di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu 3 Desember. 

Namun, pelatih asal Austria itu menyayangkan 1 gol yang dicetak Vietnam. Gol tersebut membuat pasukannya meleset dari target mencatatkan cleansheet alias nol kebobolan. Sebab, satu gol tersebut bakal meringankan beban Vietnam di leg kedua. Mereka cukup menang 1-0 di kandang untuk lolos ke babak final.

“Satu gol itu membuat kita tidak aman di leg kedua,” katanya.

Meskipun begitu, Riedl tetap ingin positif. Dia akan memantau video pertandingan melawan Vietnam. Dia akan mengajak tim untuk belajar banyak dari laga di semifinal tersebut. 

Selain itu, pujian juga dia berikan kepada duet dua bek yang baru dia mainkan di laga ini. Yakni Manahati Lestusen dan Hansamu Yama. Duet dua pemain tersebut benar-benar mampu menjadi benteng di depan gawang Kurnia Meiga. Bahkan, Hansamu mencetak gol dalam laga ini. Dia juga beberapa kali melakukan sapuan dan intersep umpan-umpan lawan. 

Dua bek tersebut bakal menjadi alternatif dari pilihan Riedl yang monoton. Sepanjang laga fase grup Indonesia di AFF 2016, dia selalu memasang duet Fachrudin dan Yanto Basna. Padahal, beberapa kali Yanto melakukan blunder hingga salah satunya membuat Indonesia kebobolan.

“Sekarang ada banyak pilihan pemain bertahan. Kami punya empat bek tengah sekarang,” katanya. 

Dalam laga tersebut, Riedl memang banyak membuat perubahan. Selain duet bek tengah, dia juga membangkucadangkan Evan Dimas. Di jantung lini tengah dia memasang Stefano Lilipaly dan Bayu Pradana bersama dua sayap. Yakni Andik Vermansah di kanan dan Rizky Pora di kiri. 

Di lini depan, Boaz Solossa yang mencetak satu gol akhirnya digantikan Evan. Kata Riedl, penggantian Boaz karena pemain Persipura Jayapura itu mengeluhkan sakit di bahu. 

Meski banyak perubahan, di bawah mistar Riedl tetap bersikukuh memasang Kurnia Meiga. Kiper Arema Cronus tersebut selalu jadi pilihan Riedl sejak laga pertama AFF 2016. Keputusan tersebut kembali dia ulangi dalam laga semifinal melawan Vietnam. Hasilnya, Meiga membuat penyelamatan gemilang di akhir babak kedua. 

“Keputusan untuk memasang kembali Meiga sudah mempertimbangkan banyak masukan. Termasuk dari pelatih kiper. Terbukti dia bermain bagus malam ini,” kata Riedl.

Pelatih asal Austria itu menolak mengomentari kepemimpinan wasit. Alasannya, posisi duduk dia agak jauh dari sang pemimpin pertandingan tersebut. “Saya tak mau berpendapat soal itu,” katanya.—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!