Preview semifinal Liga Champions: Siapa yang akan lolos ke final?

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Preview semifinal Liga Champions: Siapa yang akan lolos ke final?
Real Madrid akan menghadapi Atletico Madrid, Juventus bertemu AS Monaco

JAKARTA, Indonesia — Drawing semifinal Liga Champions Eropa telah digelar di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat 21 April lalu. Hasilnya Real Madrid akan menghadapi tim sekota mereka: Atletico Madrid. Kedua tim pernah bertemu di partai final pada 2014 dan 2016. Tentu saja, duel ini pasti akan berlangsung sengit.

Sementara wakil Italia Juventus akan bertemu AS Monaco. Juventus adalah raksasa Italia dengan segudang pengalaman tanding di Eropa. Sementara AS Monaco tak bisa diremehkan. Tiket semifinal yang mereka kantongi membuktikan kekuatan mereka.

Leg pertama semifinal akan dilaksanakan pada 3 dan 4 Mei, sedangkan Leg kedua akan dilaksanakan pada 10 dan 11 Mei. Siapa yang akan lolos ke babak final? Berikut previewnya:

Real Madrid vs Atletico Madrid

Derby Madrid kali ini akan menjadi yang kelima dan keenam kalinya dalam tiga tahun terakhir di kancah Eropa. Nahasnya, hasil keempat laga sebelumnya tidak menguntungkan bagi Atletico. 

Pasalnya dari empat pertemuan terakhir melawan Real Madrid, Atletico hanya meraih dua kali imbang (sekali kalah dalam adu pinalti) dan dua kali kalah.

Rentetan derby Madrid di Liga Champions dimulai pada partai final 2014 di Lisbon, Portugal. Keunggulan Atletico sejak menit ke-36 harus pupus oleh sundulan Sergio Ramos pada menit ke-93. Madrid kemudian menambah keunggulan lewat Bale, Marcelo, dan Ronaldo yang memastikan mereka meraih La decima.

Musim berikutnya, mereka kembali bertemu di babak delapan besar. Di Leg pertama yang digelar di Vicente Calderon, skor kacamata menandai berakhirnya pertandingan. Di leg kedua, gol semata wayang Javier Hernandez di menit ke-88 kembali memupus harapan Atletico melenggang ke babak selanjutnya.

Dan yang terbaru, mereka kembali tersungkur di final 2016 di San Siro, Milan. Gol cepat dari Sergio Ramos di menit ke-15 berhasil disamakan oleh Carrasco di menit ke-79. 

Skor 1-1 berakhir hingga babak tambahan waktu dan dilanjutkan ke adu pinalti. Semua penendang berhasil mencetak gol, kecuali Juanfran yang gagal mengeksekusi pinalti. 

Tangis Juanfran dan Torres seusai menerima medali seakan membuktikan bahwa nasib sial belum mau beranjak dari jersey mereka.

Laga kali ini dipastikan akan berbeda dari laga-laga sebelumnya. Sebab Atletico sudah belajar betul dari dua kekalahan menyakitkan di final. Meski begitu, statistik head to head dari kedua tim masih condong kepada el real. 

Darilima pertandingan terakhir di semua kompetisi, Real Madrid berhasil mencatatkan dua kali kemenangan, dua kali imbang, dan sekali kalah. Pertemuan terakhir terjadi di ajang La Liga (8/4) yang berakhir dengan skor 1-1.

Statistik Madrid diperkuat dengan fakta bahwa Madrid tidak terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir di kompetisi Eropa saat berhadapan dengan tim senegara. Dua kemenangan dan dua hasil imbang melawan Atletico Madrid ditambah dengan dua kemenangan atas Sevilla di UEFA Super Cup 2014 dan 2016. 

Kekalahan Madrid atas tim Spanyol di kompetisi Eropa terakhir kali terjadi saat melawan Barcelona di semifinal 2010/2011.

Sampai di sini Madrid memang unggul. Namun, setidaknya ada dua catatan penting yang menjadi kelemahan Madrid yang bisa dimanfaatkan oleh Atletico supaya bisa lolos ke fase selanjutnya.

Catatan pertama: Madrid pincang. El Real dipastikan tidak akan menurunkan formasi terbaiknya lantaran Gareth Bale menderita cedera. Kondisi cedera Bale bahkan semakin memburuk setelah diturunkan secara mengejutkan saat melawan Barcelona (24/4) dan dipastikan absen di dua leg

Hal yang sama juga terjadi pada Pepe yang mengalami retak tulang rusuk saat bentrok dengan Atletico di La Liga. Raphael Varane kemungkinan bisa kembali merumput, jika memang kondisi kebugarannya sudah membaik. 

Cederanya ketiga pemain ini diprediksi akan berpengaruh pada kualitas permainan El real. Kecuali Pepe yang lebih sering menjadi pemain pelapis, Bale dan Varane adalah pilar pilihan utama Zidane di starting eleven. 

Bahkan nama terakhir sangat dirindukan oleh pasukan Zizou, pasalnya Madrid mencatatkan 7 clean sheet di liga selama ia merumput. 

Di lain sisi, Atletico kemungkinan hanya akan ditinggal oleh Juanfran yang juga mengalami cedera saat menghadapi Leicester City di babak sebelumnya. Posisinya kemungkinan besar akan digantikan oleh Lucas Hernandez.

Catatan  kedua: Lini belakang Madrid sedang goyah. Menjelang leg pertama semifinal Liga Champions, madrid dihadapkan pada catatan yang sangat buruk dalam hal bertahan. 

Dari total 10 laga yang sudah dijalani di Liga Champions musim ini, Madrid tidak mencatatkan satu pun clean sheet. Total mereka sudah kebobolan 15 gol dalam 10 pertandingan. Sedangkan di liga, mereka hanya mencatatkan delapan kali clean sheet dari 32 laga yang sudah dijalani. 

Catatan yang sangat buruk jika mengingat madrid punya deretan bek kelas dunia. Bandingkan dengan Atletico yang mencatatkan enam kali clean sheet di Liga Champions musim ini dan hanya kebobolan lima gol dari sepuluh laga. 

Catatan ini hanya kalah dari Juventus. Sedangkan di liga, mereka berhasil mencatatkan 18 clean sheet.

Bobroknya lini belakang Madrid harus dimanfaatkan betul-betul oleh Diego Simeone yang memiliki pemain dengan skill individu di atas rata-rata, seperti Griezman, Carrasco dan Saul. 

Simeone harus bisa memaksimalkan ketiga pemain ini untuk mengobrak-abrik bobroknya lini belakang Madrid, jika benar-benar ingin menghapus catatan tidak pernah menang saat menghadapi Madrid di Liga Champions. Setidaknya Messi sudah memberikan contoh pada laga el clasico kemarin (24/4)

Selain itu, Atletico mendapat motivasi tambahan. Baik kalah maupun menang, semifinal kali ini akan berlangsung dengan sangat emosional bagi Atletico. Mengingat leg kedua merupakan pertandingan Liga Champions terakhir yang akan digelar di Vicente Calderon. 

Ya, mulai musim 2017/2018, Atletico akan pindah kandang ke stadion baru mereka, Estadio El Peineta (Wanda Metropolitano). Sudah sangat jelas, jika Atletico ingin menutup kisah indah selama berlaga di Vicente Calderon dengan kemenangan atas rival satu kotanya di semifinal Liga Champions. 

Hal ini pastinya akan memberikan motivasi lebih bagi anak-anak asuhan Diego Simeone untuk menendang keluar Madrid dari perburuan mahkota juara. 

AS Monaco vs Juventus

Duel ini akan menyuguhkan pertarungan antara salah satu tim dengan lini depan paling produktif di Eropa melawan salah satu tim dengan pertahanan terbaik di Eropa. Dua tim ini bisa dibilang sangat jarang bertemu di kancah Eropa. 

Total hanya empat pertandingan yang mempertemukan kedua tim. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di delapan besar musim 2014/2015. Kala itu, Juventus berhasil lolos ke semifinal dengan agregat 1-0 (0-0. 1-0) melalui gol pinalti Arturo Vidal. 

Pertemuan pertama mereka terjadi di musim 1997/1998. Kala itu, Juventus masih disesaki nama-nama legenda seperti Del Piero, Inzaghi, Zinedine Zidane, Didier Deschamps dan Conte. 

Sedangkan AS Monaco masih diperkuat oleh Thierry Henry muda, Barthez, Trezeguet, dan Sagnol. Pada musim tersebut, Juventus berhasil lolos ke final untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut dengan agregat 6-4 (4-1, 2-3). 

Keempat pertemuan tersebut menghasilkan fakta bahwa Juventus selalu lolos ke final ketika mereka berhadapan dengan AS Monaco di fase knock out. Sialnya, mereka juga selalu gagal meraih juara di babak final tersebut. Kalah dari Madrid di Amsterdam pada musim 1997/1998 dengan skor 1-0 dan yang terbaru kalah dari Barcelona di Berlin pada musim 2014/2015 dengan skor 3-1.

Juventus memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan Monaco. Juventus solid di lini belakang dan garang di lini depan. Ini adalah fakta yang tidak bisa dibantah bahwa Juventus merupakan tim dengan pertahanan terbaik saat ini. 

Lini depan mereka pun merupakan salah satu yang tersubur di Eropa. Total mereka sudah mengemas 96 gol dan kebobolan 28 gol di semua ajang. Di Liga Champions mereka sudah mencetak 17 gol dan hanya kebobolan dua gol.

Monaco memang unggul dalam hal produktivitas gol, namun sepakbola tidak selalu soal seni menyerang, tetapi juga soal seni bertahan. Total sampai saat ini, Monaco sudah mencetak 137 gol dan kebobolan 58 gol di semua ajang, dengan 16 gol di antaranya di Liga Champions. 

Catatan clean sheet mereka pun terhitung sangat jelek. Dari total 10 pertandingan di Liga Champions mereka hanya mencatatkan clean sheet sekali saat melawan CSKA Moskow. 

Catatan inilah yang membuat Juventus unggul dari Monaco. Mereka tidak hanya pandai membobol gawang lawan, tetapi mereka juga sanggup menjaga gawangnya agar tidak kebobolan banyak gol. Jika Monaco ingin lolos ke babak final paling tidak ingatlah kata-kata Sir Alex “Attack wins you games, defence wins you titles.” 

Yang perlu menjadi perhatian Juventus adalah rekor laga kandang Monaco di semifinal kejuaraan Eropa. Rekor kandang Monaco saat berhadapan dengan klub asal Italia bisa dikatakan bagus. 

Monaco berhasil membukukan dua kali kemenangan dan sekali imbang, dengan rincian kemenangan 1-0 (vs Inter Milan, semifinal Europa League 1996/1997), 3-2 (vs Juventus, semifinal Liga Champions 1997/1998), dan 2-2 (vs Sampdoria, semifinal UEFA Winners Cup 1989/1990). 

Di musim ini pun catatan laga kandang Monaco di Liga Champions terbilang bagus. Mereka sudah melakoni lima laga kandang dengan hasil yang sangat mencengangkan, 4 kali menang dan sekali imbang. 

Mereka berhasil mencetak 12 gol dan hanya kebobolan empat gol. Di sisi lain, rekor laga tandang Juventus di Liga Champions musim ini juga sama bagusnya. 

Dari lima laga tandang yang sudah dilakoni, mereka berhasil meraih 4 kemenangan dan sekali imbang. Mereka berhasil mencetak 10 gol dan hanya kebobolan satu gol saja. 

Dengan leg pertama yang akan digelar di Stade Louis II, Monaco harus memanfaatkan momentum sebaik-baiknya. Kemenangan atas Dortmund dan City di babak sebelumnya haruslah menjadi modal besar untuk menghadapi kokohnya lini pertahanan Juventus. 

Jika Monaco gagal memanfaatkan momentum di leg pertama, jangan terlalu berharap mereka akan bisa menyulitkan Juventus di J Stadium. 

Pasalnya, dari 25 pertandingan kandang di musim ini, Juventus tak sekalipun menelan kekalahan dengan total 22 kemenangan dan tiga hasil imbang. 

Rekor kandang Juventus ini perlu menjadi perhatian Monaco, apalagi di Liga Champions, terakhir kali Juventus kalah di kandang terjadi empat tahun lalu saat dikalahkan Bayern München. 

Hal ini berbanding terbalik dengan catatan tandang Monaco di Liga Champions. Anak-anak asuhan Leonardo Jardim hanya meraih dua kemenangan dengan sekali seri dan dua kali kalah. Hal ini menjadi keunggulan lain dari Juventus atas Monaco.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Juventus sangat berpeluang untuk menyingkirkan Monaco di Liga Champions musim ini. Bahkan, Juventus adalah tim yang sangat difavoritkan untuk meraih juara musim ini. Namun, ada fakta yang sangat mengganggu di hati Juventini hingga saat ini.

Fakta tersebut adalah Juventus memang klub besar di Italia bahkan di dunia, namun tradisi mereka di Eropa tidak sekuat AC Milan. Mereka sudah delapan kali menapakkan kaki di final dan hanya dua kali mereka berhasil mengangkat trofi si kuping besar. 

Trofi yang terakhir kali mereka rengkuh pada musim 1995/96. Musim ini menjadi momen yang sangat pas untuk mereka meraih juara, apalagi mereka berpeluang meraih treble untuk menjadi klub kedua di Italia yang meraihnya. 

Di sisi lain, Monaco adalah tim dengan status non unggulan pertama sejak Schalke pada 2010/2011 yang berhasil mencapai fase semifinal. 

Publik sepakbola dunia sudah menanti-nantikan tim non unggulan yang berhasil menjadi juara sejak Porto pada 2003/2004. Apakah Kuda Zebra Turin atau Kuda hitam Monaco yang akan melenggang ke final? Hanya waktu yang akan menjawab. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!