Tiga pelatih ini terancam mengikuti jejak pemecatan Hans-Peter Schaller

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Masa persiapan yang panjang dan pelatih baru dari luar negeri ternyata tidak menjamin performa bakal lebih baik.

ANAK ASUH. Hans-Peter Schaller saat masih mendampingi anak asuhnya. Foto: Akun Twitter resmi Bali United @BaliUtd

JAKARTA, Indonesia — Ketatnya persaingan di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga (GTL) 1 2017 memakan korban. Baru dua pekan berjalan, satu pelatih harus dicopot dari kursinya. Hans Peter Schaller, pelatih asal Austria harus angkat kaki dari klub Bali United FC yang mengumumkan pemutusan kontrak kerja sama pada Rabu, 26 April.

Mereka memang tak menggelar jumpa pers terkait keputusan tersebut. Tapi langsung mengumumkannya di situs resmi. Perbedaan visi, menjadi salah satu alasan. 

“Kami dari manajemen menyampaikan bila kami tidak lagi menggunakan jasa Hans-Peter Schaller sebagai pelatih kepala. Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan visi antara kami dengan Hans-Peter Schaller. Namun terlepas dari itu, kami tetap mengucapkan terima kasih untuk coach Peter dan semoga kedepannya semakin sukses dimana pun berkarir,” Kata CEO Bali United Yabes Tanuri, dalam rilis resmi tersebut.

Meski tak dijelaskan secara mendetil tentang alasan pemecatan, tapi mudah ditebak penyebabnya: hasil buruk di dua laga awal. Saat tandang ke stadion Gelora Ratu Pamelingan, home base Madura United, Serdadu Tridatu takluk 2-0.

Kemudian, saat bermain di kandang menjamu Persipura Jayapura, lagi-lagi Bali United gagal meraih poin. Tak ayal pendukung mereka pun kesal dan sempat mengkritik strategi yang diterapkan oleh pelatih karena tim kesayangannya takluk 1-2. 

Jadilah Bali United sebagai tim ayam sayur. Dua kali takluk di laga perdana dan nirpoin, kebobolan empat gol dan hanya berhasil memasukkan satu gol, menjadikan mereka ada di posisi paling buncit, zona degradasi klasemen GTL 1 2017.

Schaller sendiri masih sulit dikonfirmasi terkait keputusan buruk tim Bali United yang ditunjukkan kepadanya. 

Tiga nama pelatih di ujung tanduk  

Pelatih klub GTL 1 yang berada di zona degradasi pantas ketir-ketir dan khawatir akan ditendang dari posisinya. Melihat klasemen saat ini dan perolehan poin saat tampil di luar kandang ataupun kandang, klub seperti Persiba Balikpapan, Persegres Gresik, Borneo FC dan Mitra Kukar berada dalam masa sulit. 

Timo Scheunemann, pelatih Persiba, diprediksi bakal menjadi korban selanjutnya. Sebab, tim Beruang Madu sudah menelan dua kali kekalahan sejauh ini. Kekalahan itu kemungkinan bakal terjadi laga ketiganya, saat menjamu Arema FC Senin, 1 Mei, mendatang. 

Pelatih lainnya yang di ambang pemecatan adalah Hanafi, pelatih Persegres. Performanya memang tak bagus karena baru memperoleh satu poin. Setelah bermain imbang 1-1 dengan Persipura di Stadion Mandala Jayapura, Persegres ditekuk Semen Padang 1-3 di kandangnya, Gresik. 

Dragan Djukanovic, pelatih Borneo FC, juga layak dievaluasi. Pemusatan latihan jangka panjang yang dilakukan oleh Borneo FC ternyata tak menghasilkan performa gemilang. Mereka hanya bisa bermain imbang 2-2 lawan PS TNI di Bogor, kemudian takluk 0-1 dari Sriwijaya FC pekan lalu. Hasil yang sangat buruk bagi pelatih sekaliber Dragan yang sudah dipertahankan posisinya dari musim lalu.

Melihat kualitas dan materi tim, seharusnya Borneo yang memiliki marquee player, bisa mengatasi Sriwijaya FC. Nyatanya, training center jangka panjang dan materi yang mahal tak membuat tim Pesut Etam bisa mendapatkan kemenangan.

Jafri Sastra juga masuk dalam radar pelatih terancam. Mereka baru memperoleh satu poin dari dua laga. Padahal, di tim tersebut ada sosok Mohamed Sissoko, marquee player yang merupakan eks pemain Liverpool dan Juventus.

Takluk 1-2 dari Barito Putera dan bermain imbang 1-1 lawan PSM, tentu bukan hasil yang bagus untuk tim asal Tenggarong, Kaltim tersebut.  

Menarik ditunggu, apakah pada pekan ketiga ada yang akan dipecat lagi sampai pekan keempat, kelima, saat klub sadar dan berhitung peluang mereka terdegradasi semakin besar. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!