Latin America

Penis-penis penolak bala di negeri bahagia

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Penis-penis penolak bala di negeri bahagia
Warga Bhutan di kawasan Chimi Lhakhang percaya bahwa memasang gambar dan ukiran “phallus” di rumah dan tempat bekerja akan menjauhkan mereka dari pengaruh setan dan kejahatan.

  

PUNAKHA, Buthan – Perjalanan menuju Chimi Lhakhang atau Kuil Kesuburan yang terletak di Punakha, ibukota lama negeri Bhutan, membawa saya melalui kampung kecil dengan rumah-rumah yang dindingnya dihiasi gambar penis atau “phallus”. Pemandangan yang membuat kaget, kemudian memancing tawa kecil.

Selain melukis gambar penis dengan berbagai variasinya, termasuk memasang wajah tawa, terkejut dengan berbagai warna cerah, rumah-rumah di sini memasang patung penis di empat penjuru atap, serta di bagian pintu. Toko-toko cenderamata menjajakan beragam ukiran penis dalam berbagai ukuran dan warna.

“Jangan tertawa, apalagi merasa ini bagian dari pornografi.  “Phallus” atau penis dipercayai sebagai penolak bala. Menolak kekuatan setan,” kata Wang De, pemandu wisata yang menemani kelompok tur yang saya ikuti dalam kunjungan ke Bhutan, pada 22-28 Februari 2017.

Phallus atau penis menghiasi dinding dan atap rumah-rumah di Bhutan. Dipercayai bisa menolak bala alias kejahatan. Foto oleh Uni Lubis

Di Bhutan, yang disebut sebagai salah satu negeri paling bahagia, ukiran patung dan gambar penis adalah salah bagian dari ritual dan upacara yang biasa dilakukan untuk melawan kekuatan jahat. Di bagian ujung penis dilengkapi dengan ukiran gerigi. Bahan bisa dari kayu, metal, batu sampai gumpalan kain.

Warga Bhutan, negeri mini di kawasan pegunungan Himalaya ini percaya bahwa memajang patung dan gambar penis di bangunan tempat mereka hidup adalah upaya menolak skandal dan gosip.

Tradisi menempatkan ukiran dan gambar penis sebagai bagian dari ritual setempat tak lepas dari awal berdirinya Kuil Kesuburan, yang jaraknya sekitar 4 kilometer jalan kaki dari kampung terdepan di sini. Jalan ke kuil yang dibangun di sebuah bukit yang dikelilingi teras sawah dan ladang gandum itu agak menanjak. 

Di ujung musim dingin seperti ketika saya berkunjung ke sana, angin bertiup kencang. Memasuki komplek Chimi Lhakhang, kita disambut sebatang pohon Bodhi yang besar dan rimbun. “Chimi Lhankhang diasosiasikan dengan Drukpa Kuenley, atau popular disebut “Divide Madman,” tutur Wang De.

Drukpa Kuenley diketahui hadir di kawasan ini pada abad ke-15, dan memilih menyebarkan ajaran Budha dengan cara berbeda, menggunakan seksualitas dan minuman keras, anggur lokal “ara” yang terbuat dari fermentasi beras. Itu sebabnya dia disebut Yogi gila.  

Drukpa Kuenley yang kemudian dianggap sebagai salah satu dari tokoh suci di kalangan warga Bhutan. Pada sekitar tahun 1499, sepupunya mendirikan Chimi Lhakhang, lengkap dengan patung penis terbuat dari bambu dengan ujung gerigi terbuat dari perak.

Chimi Lhakhang, Kuik Kesuburan. Didirikan tahun 1499 untuk menghormati Drukpa Kuenley, Divine Madman. Pengunjung berdoa meminta keturunan di kuil yang terletak di Kota Punakha, Bhutan. Foto Uni Lubis (24/2/2017)

Sejak itu orang-orang yang mengalami masalah sulit punya anak, datang ke kuil ini untuk berdoa, memutar koin, berharap agar dikaruniai keturunan. Di dalam kuil ada patung Drukpa Kuenley dengan seekor anjing, ditemani sang sepupu. Percaya atau tidak, banyak yang memiliki keturunan setelah berdoa ke kuil ini, dan bukan hanya warga Bhutan. 

Ada album foto yang isinya para orang tua yang berbahagia dan datang kembali ke sini membawa foto bayinya. Sebagian bahkan punya anak kembar, dan bukan hanya terbatas warga Bhutan.

Drukpa Kuenley dikenal dengan kata-katanya, “sumber kebahagiaan ada di bawah pusar.”  Maksudnya adalah organ di bawah bagian tengah perut. Bisa diartikan sebagai penis untuk kaum pria. Jadi, menurut Divide Madman, kalau organ tersebut berfungsi baik, begitu juga kehidupan seksual, biasanya orang bahagia.  Jauh dari skandal. Bebas dari gosip jahat. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!