Menebak akhir drama Pilkada DKI Jakarta

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menebak akhir drama Pilkada DKI Jakarta
Meski sejumlah survei terakhir mengunggulkan salah satu pasangan calon, akhir drama Pilkada DKI masih sulit ditebak.

JAKARTA, Indonesia — Hiruk pikuk Pilkada DKI Jakarta putaran kedua tak hanya diramaikan oleh kedua tim sukses pasangan calon, tapi juga oleh lembaga survei. 

Bayangkan saja, dalam dua pekan terakhir, setidaknya ada tiga lembaga survei yang menjajaki pilihan warga ibu kota yang akan memilih pada Rabu, 19 April besok. 

Ketiga lembaga survei tersebut yakni Charta Politika, Indikator Politik, dan Saiful Mujani Research Center (SMRC).

Hasilnya, ketiga lembaga tersebut memprediksi duel Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan berlangsung sengit pada putaran kedua ini.

Charta Politica dalam survei mereka terhadap 782 responden pada 7-12 April lalu misalnya memprediksi pasangan Ahok-Djarot akan memperoleh 47,3 persen sementara Anies-Sandi 44,8 persen.

Sementara Indikator Politik menyebutkan, dari 495 responden yang mereka survei pada 12-14 April, sebanyak 47,4 persen di antaranya memilih Ahok-Djarot dan 48,2 persen responden lainnya memilih Anies-Sandi.

Adapun Survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang menggelar survei pada 31 Maret – 5 April mendapati 46,9 persen dari 800 respoden memilih Ahok-Djarot dan 47,9 lainnya memilih Anies-Sandi.

Jika diperhatikan, selisih perolehan suara kedua pasangan calon dari hasil survei yang dilakukan ketiga lembaga ini sangat tipis. 

Selisih tingkat elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies Sandi pada survei Charta Politika, misalnya, sebesar 2,5 persen. Sementara selisih suara kedua pasangan calon pada hasil survei SMRC sebesar 1 persen.

Bahkan selisih tingkat elektabilitas Ahok-Djarot dan Anies-Sandi pada hasil survei Indikator Politik hanya sebesar 0.8 persen.

Tak mengherankan jika Sandiaga enggan jemawa meskipun sejumlah lembaga survei memprediksi elektabilitas dirinya dan Anies akan lebih tinggi dari Ahok-Djarot pada putaran kedua ini.

“Bukan berarti kita harus santai dan jemawa. Tapi kita harus kerja keras,” kata Sandiaga kepada media saat menanggapi hasil survei SMRC, Kamis 13 April 2017.

Sebab, selain selisih tingkat elektablitas yang begitu tipis, jumlah responden yang belum menentukan pilihan ketika survei-survei tersebut digelar juga cukup tinggi.

Dalam survei Indikator Politik, misalnya, jumlah responden yang belum menentukan pilihan sebesar 4,4 persen. Sementara selisih tingkat elektabilitas kedua pasangan calon hanya 0.8 persen.

Sementara jumlah responden yang belum menetapkan pilihan pada survei SMRC sebesar 5,2 persen. Sementara selisih ‘suara’ kedua pasangan calon dalam survei lembaga ini hanya 1 persen.

Selain itu margin of error yang terdapat dalam survei-survei tersebut juga di atas 3 persen, bahkan ada yang margin of errornya mencapai 4,7 persen. 

Karena itu, meskipun sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbaru mereka, akhir drama putaran kedua Pilkada DKI Jakarta ini tetap akan sulit ditebak.

 

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!