Kepala sekolah ini tak pernah mimpi bertemu Presiden

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kepala sekolah ini tak pernah mimpi bertemu Presiden
Jokowi apresiasi program Emas Biru dan Emas Hijau yang diinisiasi Pangdam XVI/Pattimura

 

AMBON, Indonsia – Achmad Jais Ely, 41 tahun, sedang mengikuti pendidikan dan latihan  di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, ketika datang panggilan telpon dari Ambon. “Saya diminta segera kembali ke Ambon, karena Bapak Presiden berkenan mengunjungi program Keramba Jaring Apung yang kami kembangkan dengan dukungan Bapak Pangdam Doni,” ujar Jais, ketika dikontak Rappler, Senin 13 Februari 2017.  

Presiden Joko “Jokowi” Widodo berkunjung ke Ambon untuk memperingati Hari Pers Nasional 2017, tanggal 8 – 9 Februari 2017. Sebelum kembali ke Jakarta, Jokowi mampir ke Keramba Jaring Apung di Waiheru, sekitar 10 kilometer dari Ambon.

Program Keramba Jaring Apung dimulai sejak 2015, ketika Mayor Jenderal TNI Doni Monardo mulai menjabat Pangdam XVI Pattimura.  “Waktu itu Pangdam mengunjungi sekolah kami, sekolah umum perikanan menengah (SUPM). Beliau heran melihat Teluk Ambon sepi.

Kalau di Jakarta, kawasan dengan banyak ikan biasanya ramai. Orang membuka berbagai macam usaha. Pangdam kemudian punya ide membangun kegiatan keramba jaring apung. Ini awal mula program Emas Biru,” ujar Jais, kepala SUPM.  Program Emas Biru dan Emas Hijau adalah kegiatan territorial Kodam Pattimura untuk bidang perikanan dan pertanian.

Jais mengatakan bahwa Jokowi mengamati dengan seksama kegiatan di keramba jaring apung. “Ini yang benar,” kata Jais menirukan ucapan Jokowi. Presiden datang ke lokasi didampingi beberapa menteri. Jais mendapat tugas memberikan penjelasan kepada Presiden. “Saya tidak mimpi bisa bertemu presiden. Semua ini berkat dukungan Pangdam Doni,” kata Jais, yang pernah bertugas di Papua selama 12 tahun sebelum ditarik ke Ambon.  

Jokowi menyempatkan diri menabur benih ikan. Tidak seperti cara biasa, di mana benih ikan ditebar sekaligus sesudah ditempatkan di bak dengan air yang punya suhu dan kondisi sama dengan keramba yang diambangkan di laut, Jokowi menebar benih ikan Bubarak atau Baramundi, satu per satu.  “Beliau ingin merasakan benih di tangannya,” tutur Jais.

Kepada Presiden, Jais menceritakan bahwa SUPM memiliki 550-an siswa, dan menjadi rujukan sertifikasi bagi siswa-siswa sekolah kejuruan dari tempat lain. Siswa tinggal di asrama sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan itu. Ada 30 guru dan 50 tenaga pelatih.

“Sebelum meninggalkan lokasi, Bapak Presiden sempat bertanya, mengetes murid-murid kami. Beliau bertanya, apa itu nautika?” kata Jais, bapak empat anak ini.  Nautika adalah jurusan yang mempelajari bagaimana menjadi nahkoda kapal, dan menjadi salah satu jurusan di SUPM Waiheru.

Jais menceritakan bahwa kendala program keramba jaring apung adalah benih dan bibit. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sudah berjanji memenuhi permintaan benih dan bibit. Permintaan dari seantero Maluku untuk replikasi program keramba jaring apung sangat tinggi. Ikan yang dibudidayakan beragam, termasuk Bubarak, Kerapu, dan Kakap Putih. “Pangdam mengatakan, kalau masyarakat aktif berusaha, kegiatan ekonomi berjalan, tidak ada waktu untuk tergoda terlibat konflik-konflik,” kata Jais. 

Jokowi janjikan beasiswa ke Jepang

Dalam kunjungan itu Jokowi juga titip pesan agar program Emas Hijau difokuskan mengembangkan tanaman Pala, Cengkih dan Durian. Ketika mengetahui bahwa peternakan mutiara di Pulau Dobo Aru masih mengandalkan tenaga ahli dari Jepang, Jokowi meminta agar diseleksi 5-6 siswa terbaik dari SUPM untuk dikirim berlatih ke Jepang, sehingga bisa mengerjakan sepenuhnya budidaya mutiara yang menjadi salah satu unggulan Maluku.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVI Pattimura Kolonel Hasyim dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, program “Emas Biru” merupakan kegiatan untuk meningkatkan hasil kelautan. “Sementara, program ‘Emas Hijau’ merupakan kegiatan untuk meningkatkan hasil pertanian, kehutanan, dan peternakan. Termasuk, melaksanakan budidaya,” ujarnya.

Kapendam mengatakan, upaya Kodam Patimura meningkatkan kesejahteraan rakyat itu lebih mengarah kepada pendekatan kemakmuran dan keamanan. “Tingginya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan menyebabkan seringnya terjadi perkelahian kecil, tetapi bisa berkembang menjadi konflik komunal. Kami mencegah itu,” kata Hasyim.

Terkait program “Emas Biru”, Kodam Pattimura saat ini memiliki 96 kotak jaring apung. Rinciannya, 76 kotak ada di Waiheru dan 20 kotak lainnya tersebar di beberapa desa di Ambon.

Untuk di luar Ambon terdapat 54 kotak yang tersebar di Saparua, Nusa Laut, dan Pulau Seram. Sedangkan, SUPM memiliki 34 kotak jaring. Setiap kotak, katanya, berukuran 3×3 meter dengan jenis ikan yang ada adalah kakap putih atau baramundi dan ikan kueh atau bubarak – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!