SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
Halo pembaca Rappler,
Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita terbaru pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Kamis, 20 April 2017.
Satu demi satu janji paslon nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ketika berkampanye mulai ditagih oleh publik. Salah satunya upaya mereka untuk memberantas prostitusi di ibukota. Salah satunya yang sudah menjadi rahasia umum berada di Hotel Alexis, Jakarta Utara.
Lalu, bagaimana cara Anies merealisasikannya? Dia mengaku akan mencabut izin berbagai tempat hiburan jika diketahui melanggar perda, termasuk Hotel Alexis.
“Kesannya kami mau menarget satu tempat (Alexis). Enggak, semua pelanggaran (akan ditindak,” ujar Anies.
Dia mengatakan dalam melakukan pelanggaran, Anies menyebut akan berpegangan kepada perda yang ada. Nama Alexis menjadi objek dalam debat antar calon Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Anies ketika itu sempat menyinggung masalah penegakan hukum yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam debat cagub putaran pertama pada Januari lalu. Dalam debat itu, Anies mengatakan, “untuk urusan penggusuran kita tegas. Kalau soal prostitusi Alexis kita lemah.”
Sementara, cagub petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama beralasan dia tidak menutup Alexis karena belum terbukti ada tindak prostitusi di sana. Selengkapnya baca di sini.
Usai dipastikan unggul dalam hitung cepat Pilkada, publik kini mulai menyoroti program-program yang dulu diusung oleh paslon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ketika berkampanye. Salah satunya adalah program rumah dengan DP nol rupiah.
Kendati sudah bolak-balik dijelaskan oleh mantan Menteri Pendidikan itu, tetapi publik masih penasaran bagaimana program tersebut akan terealisasi. Yang menarik rupanya para developer di bidang properti siap untuk membantu merealisasikan program tersebut.
Salah satu yang menyatakan ketertarikannya adalah Direktur Lippo Group, John Riady. Dia mengaku siap bekerja sama dengan Pemprov DKI jika dimintai bantuan.
“Implementasi (program) seperti apa belum tahu. Itu, Pak Gubernur yang lebih tahu. Tetapi, apa yang bisa kami bantu, kami siap bekerja sama sebagai developer juga,” ujar John yang ditemui di sela acara Indonesia Summit 2017.
Sebagai pengusaha, John mengaku tertarik dengan program Anies-Sandi itu, sebab akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kepemilikan rumah. Program tersebut, kata dia juga akan mendorong masyarakat memiliki aset dalam bentuk rumah.
“Saya percaya bahwa alangkah baiknya lebih banyak lagi orang Indonesia yang memiliki rumah. Rumah itu aset dan aset memberdayakan si orang itu, tujuannya baik sekali dan harus kita dukung,” kata dia. Selengkapnya baca di sini.
Politisi Golkar Tantowi Yahya resmi menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Selandia Baru. Ia menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Jenderal Selandia BaruDame Patsy Reddy di Government House, Wellington, Rabu 19 April 2017.
Dalam pidatonya di hadapan jajaran pemerintah Selandia Baru, Tantowi Yahya menyampaikan salam hangat sekaligus harapan Presiden Joko Widodo untuk hubungan bilateral yang lebih baik antara kedua negara.
Dalam pidato balasannya, Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy menegaskan, pentingnya Indonesia sebagai mitra bilateral dan regional bagi Selandia Baru. Baca berita selengkapnya di sini.
Asisten Logistik Kapolri Irjen Eko Hadi Sutedjo mengatakan biaya pembangunan gedung baru Bareskrim Polri sebesar Rp 646,9 miliar. Dana pembangunan menggunakan anggaran multiyears.
“Yang terdiri dari tahun anggaran 2016 sebesar Rp 11.741.750.000, tahun anggaran 2017 sebesar Rp 286. 680.045.000, serta tahun anggaran 2018 Rp 348.348.205.000,” kata Eko saat groundbreaking gedung Bareskrim Polri di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis 20 April 2017.
Gedung tersebut akan berdiri di atas lahan seluas seluas 65.637 meter dan memiliki 17 lantai. Bangunan akan mengadopsi gaya bangunan green bulding, sehingga material yang digunakan hemat energi. Baca berita selengkapnya di sini.
Seekor buaya ditemukan warga di Sungai Winongo yang mengalir di tengah Kota Yogyakarta, Rabu 19 April 2017. Buaya tersebut diperkirakan berusia di bawah satu tahun.
“Tadi sudah kami serahkan ke Kebun Binatang Gembira Loka, statusnya disumbangkan,” kata Surya Oktavian (23), penemu buaya tersebut, Kamis 20 April 2017.
Surya mengatakan buaya tersebut ia temukan saat ia sedang mencari ketam atau kepiting di sungai untuk umpan ikan lele peliharaannya. Namun saat berada di pinggir sungai, dia melihat ekor buaya yang menyembul. Baca berita selengkapnya di sini.
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.