SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
Hallo pembaca Rappler!
Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita terbaru pilihan redaksi Rappler Indonesia pada Selasa, 25 Juli 2017.
Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, resmi melaporkan admin akun grup Facebook ‘Persatuan Gay’ Universitas Brawijaya ke Polresta Malang.
“Hari ini, kami resmi melaporkan admin dari akun facebook persatuan gay dengan membawa nama Universitas Brawijaya,” kata Ketua Tim Advokasi Universitas Brawijaya Prija Djatmika di Mapolres Malang, Selasa 25 Juli 2017.
Menurutnya admin grup tersebut telah melanggar Undang-Undang ITE Pasal 45, dengan mencantumkan nama Universitas Brawijaya. Sebab pihak kampus tidak pernah terlibat dalam komunitas tersebut. Baca berita selengkapnya di sini.
Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan dirinya berharap kepemimpinan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno nanti bisa menjadikan Jakarta seperti Istanbul.
“Kami katakan kepada keduanya (Anies-Sandi), kami ingin jadikan Jakarta ini ibaratnya Istanbul dari timur,” kata Sohibul Iman halalbihalal Fraksi PKS di Perumahan DPR Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juli 2017.
Sohibul meminta calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih Anies-Sandi bekerja lebih baik daripada Ahok-Djarot. Sebab jika kinerja mereka lebih buruk, maka bisa berakibat berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemimpin muslim. Baca berita selengkapnya di sini.
Israel akhirnya mencabut detektor logam yang mereka pasang di pintu-pintu masuk Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Mereka mengganti detektor logam itu dengan alat pengawas yang tidak begitu mencolok.
Pencabutan detektor logam ini dilakukan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggelar pemungutan suara yang mendukung pencabutan detektor logam.
Pencabutan juga dikarenakan besarnya tekanan yang diterima Israel setelah mereka memasang detektor logam di Masjid Al Aqsa.
Tekanan, antara lain, datang dari Pemerintah Indonesia yang mengecam pembatasan ibadah di Masjid Al Aqsa. Baca berita selengkapnya di sini.
Bekerja sebagai seorang Menteri di kabinet kerja tidak melulu harus terlihat serius. Ada kalanya perlu melepas lelah agar tidak stress.
Begitu pula yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia memilih berjoget diiringi lagu The Beatles berjudul “I Want to Hold Your Hand” di sebuah kapal. Video ketika Susi tengah berjoget sempat direkam oleh asistennya Fika Fawzi dan diunggah ke akun media sosialnya.
Bete kerja di hari Senin? Jogetin aja biar semangat kaya Bu @susipudjiastuti pic.twitter.com/QWE6PdNcXP
— Akif Aizwaf (@nrg07) July 24, 2017
Ketika dikonfirmasi ke Fika, ia membenarkan jika video itu direkam diam-diam. Video tersebut direkam pada Jumat, 21 Juli.
“Video itu direkam pada Jumat pagi yang lalu di atas kapal KM Kelud. Kami tengah berlayar menuju ke Karimun, Jawa,” ujar Fika melalui pesan pendek kepada Rappler.
Lalu, apa respons Susi ketika ditunjukan video candid itu? Fika mengaku pemilik maskapai Susi Air itu tertawa.
“Beliau tertawa sendiri ketika tahu direkam sambil berjoget,” katanya.
Respons di media sosial pun luar biasa. Terbukti yang mencuit ulang sudah lebih dari 3.000 orang. Sementara, yang menyukai mencapai 2.153 orang.
Kementerian Pemuda dan Olahraga telah membekukan anggaran sebesar Rp 10 miliar yang dialokasikan untuk Pramuka. Pembekuan dilakukan karena Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault diduga mendukung khilafah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“(Anggaran yang dibekukan) Jumlahnya Rp 10 miliar,” ujar Menpora Imam Nahrawi, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin 24 Juli 2017.
Menpora Imam Nahrawi bersama Menko Polhukam Wiranto berencana memanggil Adhyaksa untuk mendapatkan klarifikasi terkait benar tidaknya ia mendukung khilafah dan HTI.
“Kami akan klarifikasi tentang pernyataan Pak Adhyaksa yang saya dengar dan saya lihat mendukung khilafah, mendukung HTI, meskipun waktunya itu beberapa waktu lalu ya,” kata Imam. Baca berita selengkapnya di sini.
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.