Jakarta, sambut ‘gubernur’ baru Anda!

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jakarta, sambut ‘gubernur’ baru Anda!
'Gubernur' Fahrurrozi ingin menyelamatkan harta warga Jakarta agar tak diselewengkan oleh Ahok. Ia berjanji akan menjadikan Jakarta kota agamis dan religius.

 

JAKARTA, Indonesia — Beberapa hari yang lalu, Fahrurrozi Ishaq hanya seorang guru mengaji di sebuah yayasan di bilangan Rawa Bunga, Jatinegara Timur, Jakarta Timur. Namun, nasibnya tiba-tiba berubah. Sebuah forum yang menamakan dirinya Presidium Penyelamat Jakarta mengangkatnya sebagai Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk menggantikan Ahok. 

Setelah sempat menolak tiga kali, akhirnya Rozi, begitu ia akrab disapa, setuju untuk menduduki posisi gubernur tandingan itu, melawan gubernur resmi, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Sejak dilantik, ia telah bergerak memperkenalkan program kerjanya. Dengan mengundang 20 lebih wartawan televisi, online, dan cetak di rumahnya, Jalan Masjid I No. 8, Jatinegara Timur, Rabu (3/12), Rozi berbicara tentang rencananya ‘membangun’ Jakarta. “Menjadikan Jakarta sebagai Ibukota yang agamis dan religius, serta aman dan nyaman” begitu bunyi slogannya. 

Ia juga mengaku telah didukung secara daulat oleh warga Jakarta dari berbagai lapisan, agama, dan etnis, termasuk warga etnis Thionghoa dan tokoh agama lain. “Ada, tapi saya tidak bisa sebut nama mereka karena saya sudah berkomitmen untuk tidak menyebutkan nama mereka,” katanya enggan. 

Dalam konferensi pers itu, ia juga menyerukan untiuk melindungi harta rakyat dari pemerintahan Ahok, antara lain dengan mendesak DPRD DKI Jakarta untuk memboikot Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) agar tidak ‘diselewengkan’ oleh Ahok. 

Setelah konferensi pers, Rappler Indonesia mendapat kesempatan untuk mendengar paparan ekslusif Rozi mengenai rencana 100 hari kerjanya — bagaimana ia akan menjalankan pemerintahannya tanpa dukungan dana dan juga gaya blusukan seperti apa yang akan ia gunakan nanti.

‘Gubernur’ DKI Jakarta tandingan, Fahrurrozi Ishaq, mengadakan konferensi pers di kediamannya di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (3/12). Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Apa program Anda dalam 100 hari pertama? 

Kalau saya, janji-janji seperti itu nggak. Hari pertama saya jalani saja karena umur kitanya besok juga belum tahu. Jadi, kalau kami sudah janji, berarti mendahului Tuhan. Saya akan laksanakan, tapi nggak janji hari. Kita akan bekerja maksimal. 

Masalah apa yang akan disentuh pertama kali? 

Masyarakat itu yang paling penting adalah kita memerhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Bukan hanya finansial, termasuk spiritual dan sebagainya. Itu harus kita utamakan. 

Konkritnya dalam bentuk apa? 

Konkritnya, seperti tadi, blusukan gaya ustadz, mengajar, memberikan masukan-masukan, kekuatan iman, sehingga mereka menjadi orang yang menerima apa yang ditakdirkan Allah dan mereka tetap menjadi orang yang berusaha. 

Jadi, pembinaan iman? 

Iya, jadi lebih mengarah mental dan akhlak. 

Jika melihat permasalahan Jakarta, menurut Anda tiga prioritas yang paling krusial untuk segera ditangani? Banjir, macet? 

Memang seorang gubernur harus berani mengambil keputusan, bahwa kendaraan tidak boleh ditambah terus. Kita membikin regulasinya, supaya kendaran itu teratur.  

Jika Ahok memakai sistim deteksi pajak kendaraan, lalu Anda? 

Ya, artinya kita bisa mengurangi mobil-mobil yang lama. Tapi yang baru juga ditahan, jangan terus-terusan dijual. 

Bagaimana dengan banjir? 

Kalau banjir kan [mantan Gubernur DKI] Fauzi Bowo sudah ada programnya, termasuk sodetan yang saat ini sedang dilaksanakan. Mereka bilang Jokowi [Presiden Joko Widodo], bukan Jokowi itu. Itu programnya Fauzi Bowo, termasuk bendungan raksasa. Itu program Fauzi Bowo, bukan program Ahok. 

Tukang becak pun jadi gubernur di Jakarta, tinggal baca saja, jalan. 

‘Gubernur’ DKI Jakarta tandingan, Fahrurrozi Ishaq, mengaku akan meneruskan program yang telah dibangun oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Foto oleh Febriana Firdaus/Rappler

Jadi Anda akan meneruskan program Fauzi Bowo? 

Iya. Semua ini sekarang yang dijalankan, MRT dan yang lainnya, semuanya itu [program Fauzi Bowo]. Tukang becak saja jadi gubernur, bisa jalan itu. 

Soal banjir, apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi banjir di Kampung Pulo? Apakah mereka akan dipindahkan? 

Jangan hanya untuk air yang lewat, kita mengorbankan rakyat. Jangan! 

Artinya, kita punya tata kelola lah yang benar. Artinya kita harus punya tata kelola, bagaimana bisa itu. Jangan main gusur-gusur saja. Orang sudah tinggal dari situ, sudah sepuluh tahun, ada yang tinggal di situ rumahnya sudah 50 tahun, apalagi digusur seperti itu, waduh, itu sangat menyakitkan hati rakyat. 

Jadi sama juga berkhianat pada orang yang memilih dia. Itu saya sangat-sangat tidak setuju.Justru itu harus kita jaga. Mereka itu yang penting airnya yang kita atur, bukan manusianya yang kita pindahkan. 

Jadi airnya dibelokkan ke mana? 

Saya melihat, mudah-mudahan ini tidak benar, Kampung Pulo sepertinya disengaja banjir, supaya mereka pindah, mudah-mudahan salah saya. Sebab, di Kampung Pulo, selama gubernur yang dulu sampai Fauzi Bowo, itu tidak pernah banjir sampai belasan kali. Tidak pernah terjadi, lalu kenapa sekarang terjadi? 

Jadi faktor kesengajaannya di mana? 

Itu kan bisa main di bendungan. Artinya bahwa orang bertanya itu pantas, orang curiga itu pantas. Pada masa Fauzi Bowo, banjir lima tahun pun tidak ada. Kok sekarang belasan kali? 

Jadi pada masa Fauzi Bowo tidak ada banjir? 

Tidak terjadi musibah besar banjir, sama sekali tidak ada. Loh, ini kok bisa berkali-kali? Ada apa? Orang curiga seperti itu, pantas-pantas saja.Laporan-laporan itu kepada saya. Ini kok bisa banjir-banjir begini terus, dulu tidak pernah terjadi. 

Artinya setelah Jokowi-Ahok memimpin Jakarta kok malah tambah banjir, bukannya tambah beres? Kan janjinya membebaskan banjir, kok malah banjir? 

Jadi solusinya, apakah para penjaga bendungan atau pintu air akan diperiksa? 

Oh, itu urusan lain. 

Jadi warga Kampung Pulo harus dipertahankan untuk tinggal di situ? 

Dibela. Mereka harus dibela, harus diberikan fasilitas, mereka harus betul-betul diberikan kenyamanan. 

Kalau soal pendatang yang makin bertambah di Jakarta? 

Nah, itu harus kita tekan. Harus kita jelaskan, Jakarta itu bukan segala-galanya. Jakarta itu bukan pusat rezeki. Pusat rezeki itu Allah. Di mana pun kamu berada, itu rezeki akan datang, dan sebaik-baik orang mencari rizki adalah di kampungnya sendiri. 

Soal anggaran, Anda butuh berapa? Anggaran itu akan diprioritaskan ke mana? 

Seperti tadi yang saya katakan, itu kan kesehatan, pendidikan, buruh, itu kan masyarakat, bahwa itu harus kita utamakan. 

Berapa besar alokasi untuk itu? 

Kalau soal prosentase, saya tidak mau bicara. Nanti kan kita harus lihat dulu yang benar. 

Lalu, bagaimana pemerintahan Anda berjalan tanpa dukungan dana, kantor, dan sebagainya? 

Dia jalan-jalan saja. Nanti kita berusaha tetap menurunkan Ahok. 

Alasannya? 

Lho iya, umat Muslim Jakarta 85 persen itu. Emang itu uangnya Ahok? APBD uangnya siapa? 

Ada upaya untuk meminta anggaran ke DPRD? 

Ya, itu nanti. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!