Siapa penembak warga Papua di Paniai?

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Siapa penembak warga Papua di Paniai?

AFP

Akibat bentrok warga dengan aparat, empat warga tewas tertembak. Belasan luka parah. Sisanya masih koma. Lalu apa yang sebenarnya terjadi di distrik Paniai malam itu? Warga dan Polisi pun punya versi berbeda.

 

JAKARTA, Indonesia — Pemuda-pemudi Paniai berkumpul di sebuah pondok natal di kota Enarotali, Paniai, Papua. Malam itu, Minggu (7/12), kata Yones Douw, warga setempat, mereka sedang menghias pondok dengan salib, sambil mendendangkan lagu-lagu natal. 

Tapi kemesraan itu segera berlalu. Tiba-tiba muncul tiga orang yang mereka sebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) melintasi pondok dengan mobil. “Sekitar pukul 00:15 ada mobil Pajero lewat. Tapi dia tidak menyalakan lampu,” katanya saat dihubungi Rappler, Senin (8/12). 

Warga curiga dan mendekati mobil tersebut. Setelah ditegur, mobil itu pun berlalu. 

Akan tetapi, 30 menit kemudian muncul mobil Toyota Fortuner. Yones menyebut, mobil itu mirip kendaraan Tim Khusus 753 milik TNI. “Mereka datang dan serang pondok itu,” katanya.  

Salah satu pemuda bernama Yulianus Lemo dipukul oleh oknum ‘aparat’ hingga babak belur. Pemuda 16 tahun itu pun pingsan, belakangan koma. 

Malam itu juga warga berang. Pukul 07:00 keesokan paginya, mereka turun dari pondok dan mencari mobil Fortuner itu, yang kemudian mereka rusak. 

Tak puas, pada pukul 09:00 pagi, warga berbondong-bondong menuju Lapangan Karel Gobay. Warga menuntut pertanggungjawaban pihak TNI di Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

Tak dinyana, kata Yones, malah terjadi penembakan terhadap empat warga. Lalu terjadilah bentrok yang tak bisa dikendalikan lagi. Selain 4 orang yang tertembak dan tewas, menurut Yonai, 14 warga lainnya terluka, tiga di antaranya koma, dan empat di antaranya perempuan.  

Semua warga yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Paniai di Madi. 

Empat warga yang tewas antara lain, Habakuk Degei (warga sipil), Neles Gobay (warga sipil), Bertus Gobay (mahasiswa STIE Karel Gobay), dan Apinus Gobay (warga sipil). 

Kronologi versi Polisi 

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Pudjo Sulistiyo, mengatakan bahwa penembakan di Paniai masih misterius. Polisi bahkan mengungkap versi yang berbeda dengan warga. 

Kombes Pudjo mengatakan, Minggu (7/12) tengah malam, oknum yang menggunakan sepeda motor melintas di Paniai, melewati pondok-pondok natal yang didirikan warga. “Tapi sepeda motor itu tidak pakai lampu. Karena itu ditegur oleh masyarakat,” katanya.    

Oknum yang mengendarai motor itu pun marah. Ia malah mengancam warga, “Nanti saya datang lagi,” katanya. Lalu, menurut Kombes Pudjo, oknum tersebut pun kembali membawa ‘tujuh pasukan’. Terjadilah baku pukul. 

Terkait identitas oknum yang dimaksud, Polisi masih belum bisa memastikan. “Kami tidak tahu mereka dari kelompok mana. Apakah masyarakat? Sedang kami lacak,” akunya. 

Selang baku hantam itu, kata Kombes Pudjo, pukul 02:30 Senin (8/12) dini hari peristiwa rusuh juga terjadi di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Painai. “Kantor KPUD dibakar,” katanya. 

Menjelang pagi hari, juga masih terjadi ribut-ribut warga. Menurut Kombes Pudji, warga di distrik Madi-Paniai menutup akses jalan umum dengan kayu. Masyarakat pun makin resah. 

“Mereka komplain ke polisi. Polisi dikomplain masyarakat, langsung datang ke lokasi, dan meminta warga untuk membuka pemalangan,” katanya. 

Lalu tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah Gunung Merah. “Tar-tar-tar,” begitu tirunya. Polisi langsung menarik personilnya.  

“Ini sudah tidak bagus. Kami hendak membuka jalan saja, sudah ada tembakan dari arah gunung,” katanya. 

Tak lama kemudian, ratusan warga langsung menuju ke arah Koramil di depan lapangan Karel Gobay. “Ada yang pakai tanah, ada yang pakai tombak,” katanya. Setelah menyerbu Koramil, kerumunan itu menggeruduk Polsek yang hanya berjarak 200 meter. Empat mobil ringsek, tiga di antaranya milik warga. Dan tiga personil TNI luka-luka.

Di situlah, kata Kombes Pudjo, terjadi peristiwa tertembaknya empat warga Paniai. “Jelas ada yang tertembak,” katanya. Tapi polisi masih belum bisa memastikan, siapa penembak warga tersebut. 

Penembak warga masih misteri

Terkait kejadian penembakan itu, katanya, pihaknya sedang melakukan investigasi. “Kalau oknum polisi penembaknya, kami pasti bilang polisi. Kalau TNI, ya TNI. Kalau masyarakat, ya masyarakat,” katanya memastikan aparat tak pandang bulu. 

Namun, dalam keadaan terjepit, katanya, ia mengaku penembakan mungkin dilakukan oknum aparat. “Itu manusiawi, saat mau dibunuh ya bela diri. Itu namanya pembelaan darurat,” katanya.  Pilihannya hidup atau mati.  

“Aku yang mati atau dia yang mati,” ujarnya getir. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!