SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
MANILA, Filipina – Paus Fransiskus tak hanya dihormati oleh umat Katolik, tapi juga masyarakat dunia. Pemimpin tertinggi umat Katolik ini memberi teladan dalam keseharian, menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Sejumlah teladan Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio dapat kita jadikan resolusi tahun baru. Hendaknya teladan ini bisa diterima oleh semua kalangan tanpa memandang suku, agama, dan ras, mengingat sifatnya yang universal.
Paus Fransiskus tiba di Manila, Filipina, hari ini, Kamis (15/1), setelah mengunjungi negara Asia Tenggara pertama Sri Lanka. Ia akan berada di Manila selama 5 hari ke depan.
Rappler mengompilasikan 10 kutipan Paus Fransiskus dalam bentuk resolusi tahun baru yang bisa dipraktekkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
1. Jangan bergunjing
“Ketika kita bergunjing, kita melakukan apa yang diperbuat Yudas dan mulai menghancurkan orang lain perlahan-lahan. Setiap kali kita menghakimi saudara kita baik dalam hati maupun dalam perkataan, kita membunuh ke-Kristenan kita. Tidak ada istilah ‘bergunjing baik-baik’.”
Bergunjing, atau bergosip, merupakan salah satu hobi kita. Untuk Paus, itu adalah salah satu kegiatan yang paling tak disukainya. Ia pernah menyebut bergunjing sebagai “pembunuhan”. Gosip ialah topik yang sering diangkat oleh Paus dalam pidato-pidatonya. Setidaknya dalam tahun pertamanya memimpin umat Katolik, ia sudah 6 kali mengangkat isu ini.
Berikut daftarnya:
-
“Never speak poorly of others,” 27 Maret 2013
-
“The temptation to gossip about others,” 9 April 2013
-
“No gossip, no fear,” 13 April 2013
-
“The threat of gossip,” 2 September 2013
-
“From gossip to love of others,” 13 September 2013
-
“Presentation of the Christmas greetings to the Roman Curia,” 21 Desember 2013
2. Habiskan makanan kamu
“Membuang makanan sama saja dengan mencuri makanan dari meja orang miskin, dari mereka yang lapar. Saya mengajak semua orang untuk merefleksikan masalah ini, bahwa membuang makanan menunjukkan bahwa kita tidak peduli terhadap orang yang tidak mampu.”
Nama Paus Fransiskus sendiri diadopsi dari nama seorang santo yang hidup pada abad ke-12 yang menolak kekayaan dan memilih hidup sederhana.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 870 juta penduduk dunia menderita kekurangan gizi kronis. Sudah sepatutnya, bila kini ia memproklamirkan tujuan mulia seperti yang menjadi inspirasinya (BACA: Pope: Wasting food is stealing from the poor)
3. Berikan waktu untuk orang lain
“Jika Bapa Paus bisa memberikan waktunya untuk orang lain, bisa berhenti sejenak untuk mengucapkan terima kasih, mengambil sedikit waktu untuk membuat orang lain merasa diapresiasi, kita juga bisa dong,” kata Frater James Martin, pemuka agama Katolik dari Filipina.
Sebagai pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus adalah orang yang sibuk dan hampir tak punya waktu untuk orang lain.
Salah. Ia suka mengobrol dengan orang asing. Atau menjamu seorang atlet sepeda non-Katolik yang meminta untuk bertemu. Atau mengirim surat tulisan tangan untuk seorang anggota Serikat Yesus yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Frater James Martin, si pemuka agama yang menerima surat Paus, mengatakan bahwa Paus menginspirasinya untuk “lebih bermurah hati membagi waktu dalam hidupnya”.
4. Rendah hati dalam memiliki
“Sudah jelas bahwa rasa ingin memiliki, uang, dan kekuasaan bisa memberikan sensasi, ilusi tentang kebahagiaan. Namun nyatanya akan membuat kita semakin rakus dan ingin lebih, tidak pernah puas. Percayakan hidupmu kepada Kristus dan kamu tidak akan menyesal.”
(BACA: Pope warns youth against materialism)
Bulan Juli tahun 2013, Paus mewanti-wanti gaya hidup mewah yang mengejar “kesenangan duniawi pada telepon pintar terbaru, mobil tercepat”.
“Mobil memang penting,” katanya, “Tapi pilihlah yang sederhana. Pikirkan berapa banya anak-anak yang meninggal karena kelaparan, dan simpan uangmu untuk mereka.” (BACA: Pope hits priests, nuns with brand-new cars)
5. Temui yang miskin dalam kasih
“Pelayanan itu sendiri tidak cukup. [Misalnya] tidak cukup untuk memberikan roti sandwich [kepada yang membutuhkan] tanpa memberikan pengetahuan untuk mandiri. Amal tidak akan merubah keadaan si miskin, jika kita tidak berbuat lebih.”
Ya, kita beramal. Tapi beramal saja tidak cukup, menurut Paus. Komitmen kita kepada si miskin, lanjutnya, haruslah didasari “dari orang ke orang”.
Sebelum menjabat sebagai Paus, ia telah mengemukakan hal ini dalam bukunya yang berjudul On Heaven and Earth, sekitar 3 tahun sebelum dinobatkan menjadi Paus.
“Tidak cukup untuk menunjukkan kepedulian melalui institusi, yang jelas membantu karena mereka memiliki efek berlipat, tapi itu saja tidak cukup. Institusi bukan alasan untuk kita menjalin hubungan pribadi dengan mereka yang membutuhkan. Yang sakit harus dirawat, meski kita menganggap dia menjijikan dan memuakkan. Yang dipenjara harus dikunjungi.”
6. Jangan menghakimi orang lain
“Jika ada seorang gay dan dia mencari Tuhan dengan niat baik, siapa saya menghakimi mereka? Jangan lupa bahwa rasa benci, iri, dan kebanggaan bisa merusak hidup kita.”
Dalam nafas yang sama ia tak menyetujui bergunjing, Paus juga mengutuk berprasangka buruk.
Ia mengingatkan umat Katolik untuk, salah satunya, menghargai ateis. “Jika kita melakukan tugas kita masing-masing, jika kita berbuat baik kepada yang lain, dan kita melakukannya dengan perlahan, sedikit demi sedikit, kita akan membuat budaya baik. Kita sangat membutuhkan itu. Kita harus berbuat baik kepada sesama,” ujarnya. (BACA: Pope to ‘intolerant’ Catholics: Good atheists exist)
7. Temani mereka yang tidak sejalan
“Ketika banyak pemimpin dunia bertanya kepada saya dan minta saran, saya selalu menjawab, ‘Dialog, dialog dan dialog’. Itu adalah satu-satunya cara bagi individu, keluarga, dan masyarakat untuk bertumbuh, berproses, sejalan dengan budaya kita bertahan, yang saya percaya budaya kita memberikan sesuatu yang baik dan kelak mendapatkan hal yang lebih baik pula. Jika kita tahu bagaimana mendekati mereka [yang bertentangan] dengan tangan terbuka dan tanpa prasangka, maka mereka akan menjadi lembut hati.”
Apa yang dapat kita lakukan untuk orang yang selalu mengkritisi langkah kita?
November lalu, Paus Fransiskus mengejutkan Mario Palmaro, seorang Katolik tradisional yang menulis artikel The Reason Why We Don’t Like This Pope. “Ia hanya ingin memberitahu saya bahwa ia berdoa untuk saya,” kata Palmaro, yang saat itu sedang sakit parah.
8. Buat komitmen, seperti pernikahan
“Saya meminta kepada kamu, lakukan revolusi, berenang melawan arus. Ya, saya meminta kamu untuk ‘menentang’ budaya dan melihat segala hal itu sementara dan paling penting percaya bahwa kamu tidak punya kapasitas untuk bertanggung jawab, tidak sanggup menerima cinta sejati. Saya percaya pada kamu dan berdoa untukmu. Miliki keberanian untuk menentang arus dan pilihan untuk menjadi bahagia.”
Jangan takut untuk mengatakan “selamanya”. Paus Fransiskus memberi nasihat kepada kaum muda untuk, contohnya, tak menakuti pernikahan. (BACA: Pope: Marriage not ‘out of fashion’)
Paus berkata, “Saat ini, banyak yang mengatakan pernikahan sudah kuno. Dalam sebuah budaya relativisme dan sementara, banyak yang mengikuti prinsip untuk ‘menikmati’ saat ini. Mereka berkata bahwa membuat komitmen sepanjang hidup itu tak sepadan, begitu pula membuat keputusan, mengatakan ‘selamanya’, karena kita tak tahu hari esok akan seperti apa”.
9. Minta kepada Tuhan
“Hai kaum muda, sebagian dari kamu mungkin tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan dalam hidup. Tanyakan kepada Tuhan, dan dia akan menunjukkan kamu jalannya. Samuel muda kerap mendengar suara Tuhan yang memanggilnya, namun dia tidak tahu harus menjawab apa, namun pada akhirnya dengan bantuan Pendeta Eli, dia menjawab, ‘Bicaralah Tuhan, padamu aku mendengar’. Kamu juga bisa bertanya kepada Tuhan, apa yang perlu saya lakukan, jalan mana yang harus saya pilih.”
Berdoalah, ajak Paus kepada kaum muda. Bagi kamu yang bingung akan masa depan, menghadapi masalah, berdoalah kepada Tuhan, niscaya Tuhanmu akan membimbingmu.
10. Berbahagialah
“Kebahagiaan tidak pernah bisa disimpan sendiri, namun dibagikan. Bahagia adalah perjalanan suci kebajikan. Jika berjalan adalah sebuah berkah, maka berjalanlah dalam semangat hidup, berjalanlah dengan Yesus. Bersaksilah, terima Yesus, nyatakan kebahagiaan, panjangkan dan besarkan jalan itu.”
Seorang Kristen sejati, kata Paus, adalah orang yang berbahagia. “Seorang Kristen bernyanyi dengan kebahagiaan, berjalan dengan kebahagiaan, dan membawa kebahagiaan,” kata Paus.
Kebahagiaan inilah yang harus disebarkan ke orang-orang di sekitar kita.
Selamat tahun baru. Semoga pesan Paus Fransiskus membawa kebahagiaan bagi kita —Rappler.com
Saksikan laporan lengkap Rappler dalam kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Asia Tenggara. Twit ke kami dengan menggunakan hashtag #PopeFrancisPH.
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.