SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Bertetangga dekat, Indonesia dan Malaysia kerap berkonflik di berbagai bidang, mulai dari masalah budaya seperti lagu daerah, batik sampai masalah kompleks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan perebutan pulau.
Belum lama ini, kekisruhan keduanya bertambah lagi. Sebuah iklan alat pembersih di Malaysia mengajak penduduk Malaysia untuk membeli produk mereka dan memecat pembantu dari Indonesia. Tak lama kemudian, iklan tersebut dibanjiri kritik, bukan saja dari warga Indonesia yang marah tapi juga keberatan resmi dari pemerintah Indonesia.
KBRI Kuala Lumpur sudah mengirimkan nota protes kepada Malaysia, meminta Malaysia melarang iklan tersebut. (BACA: ‘Fire Your Indonesian Maid’: KBRI protes iklan perusahaan Malaysia)
Wakil Duta Besar Indonesia di Malaysia Hermono mengatakan bahwa meski belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Malaysia terhadap nota protes tersebut, namun sudah ada tindakan nyata yang diambil.
“Iklan, termasuk yang di website (perusahaan) sudah dicabut semua,” kata Hermono pada Rappler Indonesia, Kamis, 5 Februari 2015. “Dia kan harus bikin public apology juga. Kita tunggu dulu.”
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna M. Laoly mengingatkan Malaysia untuk menghargai TKI yang bekerja di sana.
“Jadi TKI kita di sana selama ini sudah memberikan kontribusi positif bagi negara itu. Kita berharap bisa saling menghargai,” kata Yasonna sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Kamis, 5 Februari 2015.
Yasonna mengharapkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Malaysia bisa mempercepat penyelesaian masalah.
Presiden didampingi Ibu Negara tiba di KL disambut Perdana Menteri Malaysia dan Istri, via @IrianaJokowi pic.twitter.com/kOSBlmdw2e
— Rappler Indonesia (@RapplerID) February 5, 2015
Bukan yang pertama kali
Yasonna mengingatkan Malaysia bahwa kisruh yang menimbulkan kemarahan warga dan pemerintah Indonesia ini bukanlah yang pertama.
“Kejadian seperti ini sebenarnya bukan yang pertama kali, tapi sudah berulang-ulang kali,” kata Yasonna pada Antara.
Rappler Indonesia membuat daftar 9 masalah yang menyebabkan konflik Indonesia dan Malaysia:
1. Rebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan
Sengketa bermula di tahun 1967 ketika dalam sebuah pertemuan, kedua negara menyadari bahwa masing-masing memasukkan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dalam wilayah kedua negara. Kedua negara kemudian sepakat bahwa kedua pulau dalam keadaan status quo. Pemerintah Indonesia marah ketika belakangan mengetahui bahwa Malaysia membangun tempat peristirahatan di sana. Tahun 1998, sengketa dibawa ke Mahkamah Internasional. Pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia.
2. Reog Ponorogo
Tahun 2007, warga Ponorogo, Jawa Timur marah ketika menyadari bahwa Tarian Barongan yang dipamerkan di situs Kementerian Kebudayaan Malaysia ternyata mirip dengan kesenian reog Ponorogo.
3. Lagu Rasa Sayange dari Maluku
Malaysia sempat mengklaim lagu Rasa Sayange, namun konflik tidak berlangsung lama. Menteri Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim mengakui bahwa lagu tersebut milik Indonesia pada 11 November 2007.
4. Batik
Tahun 2009, Malaysia mengklaim batik sebagai kerajinan asli negaranya. Konflik ini selesai setelah UNESCO memberikan pengakuan atas batik Indonesia.
5. Tari Pendet dari Bali
Keributan kembali terjadi ketika Tari Pendet asal Bali muncul di iklan pariwisata Malaysia pada Agustus 2009.
6. Rendang dari Sumatera Barat
Tahun 2012, mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan bahwa beberapa produk budaya asli Indonesia tercatat dalam Akta Warisan Kebangsaan Malaysia, termasuk di antaranya adalah rendang, makanan asal Sumatera Barat.
7. Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan dari Sumatera Utara
Ketika Malaysia mengklaim Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan, politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyarankan untuk membom Malaysia.
“Sekali-kali perlulah kita bom biar jadi shock therapy,”katanya seperti dikutip media online tahun 2012.
Waktu itu, Rais Yatim berencana mendaftarkan keduanya di Akta Warisan Kebangsaan.
8. Membangun mercusuar di Indonesia
Pemerintah Malaysia membangun mercusuar di perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat di awal tahun kemarin. Setelah protes dari pemerintah Indonesia, Malaysia akhirnya membongkar mercusuar tersebut pada Oktober 2014.
9. Permasalahan TKI yang tak kunjung henti
Hubungan tegang antara kedua negara soal permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia sepertinya tak pernah berhenti. Berbagai kasus penyiksaan, upah tak dibayar, upah kecil, tak ada hari libur membuat pemerintah Indonesia sempat menghentikan pengiriman TKI selama dua tahun.
Masih adakah yang bisa ditambahkan di daftar ini? Menurutmu, kenapa sih kisruh penyebab misuh kedua negara sepertinya tak kunjung selesai? – Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.