Lion Air dilarang menerbangi rute baru

Firmansyah

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lion Air dilarang menerbangi rute baru

EPA

Keterlambatan besar-besaran Lion Air membuat pemerintah memutuskan untuk tidak memberikan izin pembukaan rute baru sementara bagi maskapai berlogo singa ini.

 

JAKARTA, Indonesia — Lion Air sementara waktu tak akan mengembangkan sayap ke daerah-daerah baru. Kementerian Perhubungan tidak akan memberikan izin untuk pembukaan rute baru untuk sementara waktu setelah keterlambatan banyak penerbangan maskapai ini yang berimbas kepada ribuan penumpang minggu ini.

“Kami juga sudah mengeluarkan peringatan keras kepada Lion Air karena selama delay mereka tidak memberikan penanganan yang baik kepada penumpang,” kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Jumat, 20 Februari. 

Maskapai tersebut harus memberikan penjelasan terperinci mengenai Standard Operating Procedure (SOP) pada saat krisis, sebelum bisa meminta izin untuk rute baru. 

 

Sudah tiga hari penerbangan ditunda dan batal

Ribuan penumpang di sejumlah bandara terkatung-katung setelah enam pesawat Lion Air dilaporkan mengalami kendala teknis sejak hari Rabu, 18 Februari 2015 sampai dengan hari ini.  

Sebagian dari mereka dilaporkan tidak mendapatkan kompensasi sesuai aturan seperti makanan, minuman dan penginapan. Penumpang yang marah bahkan sempat menimbulkan kericuhan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, 19 Februari. 

Gangguan teknis ini juga mengakibatkan Lion Air memutuskan untuk membatalkan seluruh penerbangan pada hari ini, Jumat, 20 Februari, mulai pukul 17.00 sampai dengan tengah malam. 

“Kami mohon maaf atas pembatalan penerbangan hari ini, tetapi langkah ini perlu diambil guna menghindari delay yang berkepanjangan. Kami pastikan bahwa bagi para calon penumpang yang ingin refund tiket, maka akan memperoleh full refund 100%,” kata Head of Corporate Secretary Lion Group Capt. Dwiyanto Ambarhidayat, Jumat.

 

Penumpang terbang dengan pesawat pengganti selain mendapatkan refund

Lion Group telah mengoperasikan sebuah pesawat Boeing 747 dan 4 pesawat Batik Air jenis 737-800 untuk mengangkut ribuan penumpang yang masih terlantar di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat. 

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik Hadi Mustofa Djuraid mengatakan kelima pesawat itu akan mengantarkan para penumpang ke beberapa rute seperti Denpasar, Medan dan Lombok. 

Sementara itu, PT Angkasa Pura II menyatakan menyiapkan Rp 3 miliar untuk melakukan pembayaran kembali tiket penumpang Lion Air. 

Budi Karya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, mengatakan sesuai dengan kesepakatan dengan manajemen Lion Air, pembayaran akan dilakukan oleh Angkasa Pura II, setelah itu diganti oleh Lion Air. 

“Tiket yang dapat di refund sebanyak empat penerbangan. Seluruh penumpang yang penerbangannya tertunda dapat melakukan refund,” ujarnya.

Menurut Budi, pihak Lion Air belum dapat memastikan kapan penerbangan pesawat dapat berjalan normal kembali. 

Dwiyanto mengakui bahwa Lion Air, meski akan memberikan kompensasi dan ganti rugi kepada calon penumpang, mengalami kendala, yakni keterbatasan uang tunai di bandara karena bertepatan dengan hari libur Imlek. 

“Tentunya kami tunduk pada peraturan yang berlaku dan menjalankan Permen 77 tentang kompensasi dan ganti rugi kepada calon penumpang, meskipun kami mengalami sedikit kendala yaitu keterbatasan dana tunai di bandara dikarenakan bertepatan dengan hari libur,” tutur Dwiyanto sebagaimana dikutip Antara.

 

Burung melumpuhkan singa

Ada tiga penyebab gangguan enam pesawat berlogo singa ini, salah satunya adalah bird strike, istilah untuk masuknya burung ke dalam komponen pesawat yang menyebabkan mesin tidak berfungsi. 

“Info terkini satu pesawat terkena bird strike di Semarang,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Lion Group Daniel Putut seperti dikutip oleh Kantor Berita Antara. 

Sementara itu, dua pesawat Lion Air lainnya mengalami mesin rusak karena terkena Foreign Object Debris (FOD), atau masuknya benda asing yang merusak mesin. Tiga pesawat lainnya mengalami kerusakan teknis. 

“Jadi, total enam pesawat grounded dan delay, ada di mana-mana,” kata Daniel. 

Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Hemi Pamuharjo mengatakan bahwa bird strike dan FOD ini berada di luar kekuasaan maskapai. 

 

Lion Air paling sering dilaporkan

Meski bird strike dan FOD adalah penyebab yang secara relatif sulit dikendalikan, Lion Air sendiri memang terkenal sering terlambat. 

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dari 5 maskapai penerbangan di Indonesia, Lion Air paling sering dikeluhkan oleh pelanggan. Dari 61 keluhan yang diterima YLKI tahun 2014, 24 diantaranya adalah laporan tentang Lion Air, terkait dengan pengembalian tiket, keterlambatan pesawat dan keamanan bagasi. 

“Kalau dilihat dari daftar pengaduan, maskapai Lion Air memang paling banyak diadukan. Salah satunya soal delay ini,” kata Ketua Harian YLKI Sudaryatmo sebagaimana dikutip media.

Dia mengatakan pemerintah harus menyelidiki kerapnya keterlambatan pesawat Lion Air, dan mengecek apakah jumlah pesawat seimbang dengan jumlah rute penerbangan. 

“Dievaluasi lagi rute dan jadwal penerbangan Lion Air. Jangan-jangan antara jumlah rute dengan tiket yang dijual tidak seimbang sehingga sering delay. Jika tidak sebanding, pemerintah harus merevisi jadwal dan rute yang diberikan ke Lion Air,” katanya.

—Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!