4 terduga teroris Indonesia diburu di Filipina

ATA

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

4 terduga teroris Indonesia diburu di Filipina

AFP

Empat orang terduga teroris asal Indonesia diburu di Filipina oleh penegak hukum setempat. Sementara itu, Presiden Jokowi memperingatkan Polri dan TNI untuk antisipasi gerakan terorisme.

 

JAKARTA, Indonesia — Empat orang terduga teroris asal Indonesia sedang diburu oleh polisi dan militer Filipina. Mereka diduga bersembunyi bersama dengan seorang ahli kimia berpenampilan seperti orang Arab dan pembuat bom Filipina Basit Usman di Provinsi Maguindanao. 

“Kita tak henti-hentinya mengejar orang-orang asing ini, mereka bersama Basit Usman dan BIFF, karena saya kira MILF tidak mengayomi teroris-teroris ini,” kata Komandan Infanteri Mayor Jenderal Edmundo Pangilinan belum lama ini.  

Enam orang ini ditemukan dalam operasi gabungan antara angkatan darat, laut dan polisi Filipina ketika menggerebek markas pemberontak di Filipina Selatan, namun mereka berhasil melarikan diri. 

“Pasukan kami menemukan markas musuh,” kata juru bicara militer Filipina Kolonel Restituto Padilla sebagaimana dikutip Reuters dalam konferensi pers, Senin, 2 Maret 2015. “Di sana terdapat banyak bahan pembuat bom. Pemberontak kabur dalam kelompok-kelompok kecil.”

Di markas tersebut ditemukan beberapa bungkus bahan pembuat bom seperti amonium nitrat, mortar, kabel dan bahan-bahan pembuat gotri. 

“Kami menerima laporan bahwa lima militan asing ini, yang adalah bagian dari al Qaeda, mengajarkan pemberontak cara termuktahir teknik pembuatan bom,” kata Padilla. “Mereka bersama BIFF.” 

Identitas empat orang Indonesia tersebut tidak jelas. 

BIFF adalah Bangsomoro Islamic Freedom Fighters, organisasi Islam garis keras berbasis di Mindanao. Kelompok ini adalah pecahan dari Moro Islamic Liberation Front (MILF) yang didirikan oleh Ameril Umbra Kato.  

Komandan divisi infanteri Mayor Jenderal Edmundo Pangilinan mengatakan bahwa orang-orang Indonesia dan Arab tersebut, serta Basit, sedang diintai di empat kota yang merupakan basis dari BIFF, yaitu Shariff Aguak, Pagatin, Mamasapano dan Salibo Complex. Empat kota ini dikenal dengan sebutan SMPS Box. 

Mangudadatu dan Pangilinan mengatakan terduga teroris yang sedang dikejar ini mengajarkan Islam radikal di madrasah pada orang-orang muda, berusia antara 10 sampai 15 tahun. BIFF menjadikan mereka prajurit muda. 

 

Makin banyak orang Indonesia terlibat gerakan radikal

 

Tak hanya di Filipina, pemerintah Indonesia mengantisipasi gerakan teroris-teroris Indonesia ke luar negeri.  

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa ada peningkatan jumlah orang Indonesia bergabung ke gerakan Islam radikal Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). 

“Iya (meningkat),” kata Tedjo. “Kemarin juga ada orang yang melalui modus baru, melalui tur begitu sampai di negara tertentu mereka menghilang. Ini salah satu modus. Tetapi ini kita waspadai. Dan data itu ada di kepolisian maupun BIN.”

Pada September 2014, Duta Besar Irak untuk Indonesia Abdullah Hasan Salih mengatakan setidaknya ada 53 orang Indonesia bergabung di ISIS dan 3 kemungkinan sudah tewas. 

Minggu lalu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengatakan bahwa tak hanya puluhan, tapi ratusan orang Indonesia sudah berangkat ke Irak dan Suriah. 

“Ada 514 orang,” ujar Said. 

Tedjo mengatakan telah menerima data terbaru dari Badan Intelijen Negara (BIN) namun menolak untuk memberitahu jumlahnya. 

“Ah, jumlah tidak terlalu penting, tapi yang masuk ini kita waspadai, kita tangkal melalui imigrasi,” kata Tedjo. “Data saya tidak bisa berikan. Yang pasti ada data itu.”

Tedjo mengatakan akan meminta perusahaan tur yang memberangkatkan orang Indonesia untuk bergabung bersama ISI untuk bertanggungjawab. 

 

Presiden serukan Polri dan TNI untuk antisipasi

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memperingatkan Polri dan TNI untuk mencegah aksi terorisme di Indonesia saat rapat pimpinan antara Polri dan TNI, 3 Maret 2015. Foto oleh Gatta Dewabratta/Rappler

 

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengingatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk meningkatkan antisipasi untuk mencegah aksi terorisme.  

“Tekanannya untuk masalah terorisme, tekanan di pencegahan. Jangan sampai kejadian baru kita selesaikan,” kata Jokowi dalam konferensi pers setelah acara rapat pimpinan TNI dan Polri. “Artinya apa, dari sisi intelijen, dari sisi pencarian data-data yang ada di lapangan itu betul-betul harus kita punyai.”

Jokowi mengatakan bahwa masalah terorisme sudah mendunia, karenanya harus diantispasi. 

Sebagai tindak lanjut, Tedjo mengatakan akan mengupayakan mencegah masuknya anggota baru ke kelompok radikal melalui pembinaan agama dan budaya. — Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!