Indonesia wRap: 10 April 2015

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia wRap: 10 April 2015

AFP

'Voting' itu budaya barat, kata Megawati. Nenek Asyani dituntut 1 tahun penjara. Dan anggota DPR dilaporkan ke Polisi akibat memukul sesama.

JAKARTA, Indonesia —  Terkejut? Megawati Soekarnoputri kembali terpilih menjadi Ketua Umum PDI-P, sementara itu dua anggota dewan yang terhormat terlibat adu pukul akibat cekcok mulut dalam rapat. Inilah 5 berita yang perlu kamu ketahui selama satu hari ke belakang.

Megawati kembali terpilih jadi Ketua Umum PDI-P 

Dalam sidang paripurna Kongres IV PDI-Perjuangan di Sanur, Bali, Megawati Soekarnoputri kembali ditetapkan menjadi Ketua Umum PDI-P periode 2015-2020. Menurut Kompas.com, ia dipilih secara aklamasi tanpa interupsi. “Ibu Megawati telah ditetapkan sebagai ketua umum secara aklamasi. Terima kasih kepada Bu Megawati yang bersedia dan mau berkorban untuk partai ini,” kata pimpinan sidang Frans Lebu Raya, Kamis, 9 April.

Sebelumnya, dalam pidato pembukaan, Megawati mengapresiasi cara pengambilan keputusan yang tidak melalui proses voting. “Voting itu bukan budaya kita, tetapi budaya Barat yang diimpor yang dibawa ke tempat kita,” kata Megawati. 

Diduga curi kayu Perhutani, Nenek Asyani dituntut 1 tahun penjara

Nenek Asyani yang sedang mendapat tuduhan pencurian kayu di Situbondo diperiksa oleh petugas kesehatan di rumahnya, Selasa, 17 Maret 2015. Foto oleh Oryza Wirawan/Rappler

Terdakwa kasus pencurian batang kayu jati Nenek Asyani dituntut hukuman satu penjara dan masa percobaan 18 bulan pada sidang di Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur, Kamis, 9 April.

Asyani, atau Buk Muaris, juga dituntut denda Rp 500 juta subsider kurungan. Menurut jaksa, Asyani terbukti memuat, membongkar, mengangkut, mengeluarkan, dan menguasai kayu hasil hutan tanpa izin sesuai undang-undang no. 18 tahun 2013. Selengkapnya di Rappler.com.

Terlalu lama bicara, anggota DPR RI saling pukul 

Foto oleh wikidpr.org

Dalam sebuah rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Sudirman Said, dua anggota Komisi VII DPR RI saling pukul. Kejadian bermula ketika anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mustofa Assegaf mengajukan pertanyaan yang melebihi batas waktu 3 menit. Pemimpin rapat, anggota Partai Demokrat Mulyadi, menegurnya karena Mustofa sudah berbicara selama 10 menit. 

Saat jeda, Mulyadi yang baru kembali dari kamar kecil berpapasan dengan Mustofa di lorong. Di situlah bentrok terjadi. Mulyadi dikabarkan alami luka di pelipis kiri dan pipi kanan. Kacamatanya juga pecah akibat pemukulan. 

Sementara itu, Fraksi PPP meminta maaf atas ulah salah satu kadernya. Mustofa sendiri sudah dilaporkan ke Polisi oleh Mulyadi.  

Arema Cronus dilarang bertandang melawan Mitra Kukar?

Klub Arema Cronus urung tampil dalam laga ketiga kompetisi Liga Bank Nasional Qatar yang akan dilaksanakan pada Minggu, 12 April. Padahal klub asal Malang itu dijadwalkan akan bertanding melawan Mitra Kukar di Kutai Kartanegara, “Pagi tadi kami mendadak dikabari tidak akan bertanding di Kalimantan. Tentu saja kami semua terkejut. Kami tidak tahu alasannya apa,” kata pelatih Arema Cronus Suharno, Kamis, 9 April, kepada Tempo.co.

Saat ini Arema Cronus sedang menunggu keputusan PSSI. Sebelumnya Arema Cronus dan Persebaya Surabaya memang tidak mendapat izin untuk berlaga musim ini, tapi kedua klub sudah bertanding selama 2 laga sepanjang musim ini. Kedua klub diberi tenggat waktu hingga Jumat sore, 10 April, untuk melengkapi dokumen rekonsiliasi. Jika melewati batas waktu, Badan Olahraga Profesional Indonesia akan melarang mereka tampil dalam kompetisi.

Larangan sepeda motor di jalur protokol kurangi macet 25%

Larangan sepeda motor di jalur protokol diyakini kurangi kemacetan. Foto dari smartcity.jakarta.go.id

Larangan sepeda motor melintasi Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat dinilai efektif mengurangi kemacetan di kawasan tersebut hingga 25%. “Dari beberapa poin kinerja lalu lintas yang kemarin kita ukur, kepadatan lalu lintas di situ secara rata-rata berkurang 20 hingga 25 persen,” kata Kepala Bidang Rekayasa Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta, Masdes Arrofi, seperti dikutip dari BeritaJakarta.com.

Waktu tempuh kendaraan dari Bundaran HI hingga Istana Merdeka, lanjut Masdes, juga lebih cepat dari 8,2 menit menjadi 6,9 menit. Namun ia mengakui, strategi ini membuat jalan alternatif seperti Jalan Abdul Muis dan KH Mas Mansyur menjadi lebih padat.—Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!