Kuliner anti-mainstream di Bandung

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kuliner anti-mainstream di Bandung
Anti-mainstream atau di luar kebiasaan ternyata tidak saja berlaku untuk sikap atau perilaku seseorang, tapi juga makanan. Apa saja makanan anti-mainstream yang bisa ditemui di Kota Bandung?

BANDUNG, Indonesia — Kalau Kamu suka berpetualang kuliner, dan tak suka makanan biasa, ada 5 tempat di Bandung yang wajib dikunjungi, karena mereka menyajikan makanan anti-mainstreamIni daftarnya:

1. Bakso Kelapa

Bakso kelapa, apa itu? Bukan baksonya sebesar kelapa, tapi kuah bakso ini diramu dari daging dan air kelapa muda. Lebih unik lagi, bakso ini disajikan dalam batok kelapa. 

Bakso kelapa ini bisa anda beli di sebuah kedai bernama Parakan Sentra Kuliner di Jalan Parakan Saat, Bandung Jawa Barat. Nadia, si pemilik kedai berusia 29 tahun, mengatakan ia mengkreasikan bakso ini 4 bulan yang lalu ketika penjualan bakso menurun drastis akibat isu bakso celeng. 

“Sempat sepi pembeli di sini karena gempar bakso celeng. Jadi saya bikin bakso kelapa biar orang tertarik beli bakso lagi,” ujar Nadia, saat ditemui Rappler, Minggu, 12 April 2015.

Idenya muncul ketika dia melihat pedagang bakso dan kelapa muda yang berjualan berdampingan. Ia melakukan riset dan meracik bumbu selama seminggu. 

“Akhirnya saya menemukan rasa kuah bakso yang tepat,” katanya.

Rasanya tentu saja tidak seperti kuah bakso pada umumnya, namun tidak mengecewakan. Campuran antara air kelapa muda dengan bumbu rempah seperti jahe, daun jeruk, daun salam, dan rempah lainnya ternyata memberi sensasi rasa gurih yang berbeda. 

Ditambah irisan sawi putih, bawang bombay, dan juga daging kelapa muda, plus beberapa butir bakso sapi, rasa bakso kelapa ini memang luar biasa. Hangat di badan karena bumbu rempah, sekaligus segar di mulut karena ada rasa manis asam dari air kelapa muda. Ini bisa menghilang rasa enek yang biasanya dialami setelah makan bakso yang mainstream.

Bakso kelapa ini dijual dengan harga yang cukup murah, hanya Rp20 ribu. Meskipun baru dijual selama kurang lebih 4 bulan, bakso kelapa ini telah memiliki pelanggan tetap. Bahkan ada orang Kalimantan yang sengaja datang ke Bandung untuk mencicipi keunikan rasa bakso kelapa ini. Kamu juga tertarik?

2. Es Krim Goreng

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Makanan ini memang sudah lama eksis. Namun membayangkan es krim digoreng, rasanya sungguh berbeda. Es krim seharusnya disimpan dalam suhu yang sangat dingin agar tetap membeku dan bisa dinikmati. Tapi bagaimana dengan es krim goreng? 

Penyajian es krim goreng tentu saja berbeda dengan es krim biasanya. Untuk mencegah agar si es krim tidak meleleh saat digoreng, es krim dimasukkan ke dalam roti tawar yang dibalur tepung roti.

Rasanya tidak kalah dengan es krim biasa. Malah perpaduan antara roti yang hangat dan dingin es krim memberikan kenikmatan yang lengkap. Gurih hangat berpadu dengan manis dingin.  Apalagi jika rasa es krimnya adalah favorit kita.

Di Bandung, es krim goreng ini bisa dibeli di Restoran Andalus yang berlokasi di Jalan Tata Surya, Metro, dengan harga Rp15 ribu seporsinya. Tersedia 4 pilihan rasa es krim, yakni stroberi, vanila, cokelat, dan durian.

3. Es Mie Dingin

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Jangan membayangkan mie berkuah panas dengan bau yang menguar dan menggugah selera ketika mau menjajal es mie dingin. 

Mie ini jelas berbeda, bukan terbuat dari tepung terigu, tapi dari rumput laut dan agar-agar yang dibentuk menyerupai lembaran mie atau kwetiau. Hidangan ini disajikan dalam gelas plastik atau bisa juga mangkuk dengan warna yang menarik. 

Makanan yang dihidangkan dengan es batu dan sirup aneka rasa buah ini begitu menggoda saat cuaca panas. Rasanya memang betul-betul menyegarkan. Es mie ini krenyes-krenyes saat dikunyah.

Sedangkan “kwetiaw” yang terbuat dari agar-agar terasa lembut dan kenyal. Kuliner ini bukan hanya mie dan kuetiaw, tapi ada aneka ragam bentuk lainnya yang menarik dipandang mata. Ada yang berbentuk seperti telur puyuh, bentuk binatang, mutiara, dan aneka ragam bentuk lainnya serta berwarna-warni. 

“Ini banyak yang suka, tapi biasanya laku pas bulan puasa,” kata Bu Herman, salah seorang penjual es mie dingin yang ditemui Rappler di tempatnya berjualan di Jalan Tata Surya Metro Bandung, Sabtu, 11 April 2015.

Bu Herman mengaku telah menjual es mie dingin selama 3 tahun. Selama itu, ia telah banyak memiliki pelanggan. Dengan harga Rp 5 ribu per gelas, Bu Herman telah meraih untung yang lumayan.

“Harganya kan terjangkau jadi bisa menarik pembeli dari anak sekolahan,” katanya.

4. Bakso Gepeng

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

”Bakso bulat seperti bola pingpong. Kalau lewat membikin perut kosong.” Lirik lagu Melisa, penyanyi cilik era 80-an itu tak lagi cocok dinyanyikan bila kita melihat bakso gepeng. 

Kini, bentuk bakso tidak hanya bulat, tapi juga gepeng, kotak, bahkan ada yang berbentuk barbel, yang menjadi ciri khas kedai bakso milik penyanyi dangdut Agung Hercules. Isi bakso pun sekarang tidak hanya daging, telur ataupun hati, tapi juga buah-buahan.

Salah seorang penjual bakso gepeng, Yoga Setiawan mengatakan, bakso dengan bentuk berbeda bisa menjadi daya tarik para pembeli. Di kedai baksonya, bakso gepeng selalu dipesan pembeli. Rasanya sama dengan bakso lainnya, hanya bakso gepeng dibuat dari daging sapi halus.

“Pembeli pada suka karena motongnya gak susah kayak bakso bulat, suka mencelat,” ujar Yoga yang menjadikan bakso gepeng sebagai menu andalannya.

Yoga, yang berjualan di Jalan Kliningan Bandung ini, menjual bakso gepeng Rp15 ribu per mangkoknya.

5. Wedang Ronde Keju

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Kuliner khas Indonesia ini menjadi sajian alternatif saat cuaca dingin. Minuman dengan rasa jahe ditambah bola-bola dari tepung ketan yang diisi kacang tanah ini memang bisa menghangatkan badan. 

Rasa manis hangat yang berpadu dengan gurihnya kacang tanah serta kenyalnya tepung ketan membuat orang ketagihan.  Apalagi jika bola-bola ketannya itu berwarna-warni. Hmmm, semakin mengundang selera.

Nah, ternyata makanan tradisional ini ada juga dalam bentuk anti-mainstream. Isi bola-bola ketannya bukan kacang tanah, tapi keju. Unik yah. Seperti apa rasanya?

Bagi orang yang lidahnya terbiasa dengan wedang ronde biasa, mungkin agak sedikit aneh ketika mencoba wedang ronde keju. Rasa gurih keju terasa mendominasi, mengalahkan rasa manis dan hangatnya gula dan jahe. Tapi bagi cheese lover, wedang ronde tak biasa ini bisa menjadi pilihan menu baru untuk dicicipi.

Di Bandung, wedang ronde keju ini dijual di sebuah pujasera, di Jalan Burangrang. Harga semangkoknya Rp14 ribu.

Tertarik untuk mencoba kuliner anti-mainstream di atas? Datanglah ke Kota Bandung dan cicipi keunikan cita rasanya. Tidak hanya itu, masih banyak lagi makanan unik lainnya di kota yang dijuluki Paris van Java ini. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!