Siapa bisa hadang Barcelona?

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Siapa bisa hadang Barcelona?

EPA

“Messi, Suarez, Neymar, adalah jaminan gol Barcelona. Tidak ada tim yang bisa mencetak gol seperti mereka,” kata Jamie Redknapp.

Undian Liga Champions digelar Jumat, 24 April 2015, di markas UEFA di Nyon, Swiss. Hasilnya, laga semi final mempertemukan Barcelona versus Bayern Muenchen (7 Mei dan 13 Mei) dan Juventus versus Real Madrid (6 Mei dan 14 Mei). 

Sepak bola Eropa memang lebih banyak dipengaruhi tradisi. Itu sudah hampir jadi rahasia umum. Pentas puncak Liga Champions selalu didominasi juara-juara lama yang memiliki sejarah panjang di kompetisi paling bergengsi di Benua Biru itu. 

Lihat saja Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG). Meski sudah diakuisisi konglomerat Timur Tengah, keduanya tak pernah sampai ke babak semi final. Sejak dibeli Abu Dhabi United Group pada 2008, City tak pernah bisa melewati fase 16 besar. 

Begitu pula PSG. Sejak dikuasai Qatar Investment Authority (QIA) pada 2011, paling banter mereka hanya sampai perempat final. Padahal, mereka diberi dana jumbo untuk bisa mewujudkan target prestisius tersebut. Para pemain top seperti Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, hingga Javier Pastore juga sudah didatangkan. Musim ini mereka kembali apes karena bertemu salah satu kandidat juara, Barcelona, di perempat final. Hasilnya, skuad asuhan Laurent Blanc itu kalah dengan gol agregat 1-5.

Anomali tentu saja terjadi. Tapi itu kadang-kadang saja. Misalnya seperti Chelsea yang untuk kali pertama juara Liga Champions pada musim 2011-2012. Itu pun pada kali kedua penampilan mereka di final. Sisanya, hampir selalu didominasi klub-klub penjaga tradisi Si Kuping Besar, sebutan untuk trofi Liga Champions.

Juventus paling lemah

Pada pengundian semi final Liga Champions musim ini, 4 pesertanya merupakan klub dengan tradisi Eropa yang kuat. Real Madrid adalah kolektor gelar terbanyak (10 gelar) diikuti Bayern Muenchen (5), Barcelona (4), dan Juventus (2). Tapi, kekuatan mereka tidak merata. 

Harus diakui bahwa Juventus adalah tim paling lemah. Saat pengundian digelar, bisa jadi tiga klub berharap bertemu La Vecchia Signora agar beban menuju final lebih ringan. 

Seperti ilustrasi penggemar sepak bola di Twitter berikut ini.

Selain itu, allenatore Juventus Massimiliano Allegri juga tidak memiliki rekam jejak yang bagus di Liga Champions. Saat bersama AC Milan pada kurun 2010-2014, dia tak bisa lepas dari kutukan 16 besar. Ya, Allegri paling banter hanya membawa klub berjuluk Rossoneri tersebut di babak perdelapan final. 

Tapi, para Juventini bisa berharap keberuntungan. Seperti pada babak semi final Liga Champions 2012-2013. Saat itu Borussia Dortmund adalah tim terlemah di antara Real Madrid, Barcelona, dan Bayern Muenchen. Namun, mereka justru lolos ke final setelah mengalahkan Real dengan agregat 4-3 sebelum akhirnya takluk 1-2 di final melawan Muenchen. 

Lolos ke semi final saja sudah merupakan rekor yang bagus bagi Juventus. Itu menandai sukses terbaik mereka di pentas Eropa sejak kembali naik ke Serie A 7 tahun lalu pasca skandal pengaturan skor alias Calciopoli

“Setelah 12 tahun menunggu, akhirnya kami bisa kembali ke semi final. Ini kesempatan besar,” kata kiper Gianluigi Buffon seperti dikutip Football Italia 

Bagaimana dengan kontestan lain? Tradisi juga tak berpihak ke Real. Sebagai juara bertahan, mereka terancam dikutuk oleh tradisi. Sejak era Liga Champions dimulai (sebelumnya Piala Champions), belum pernah ada satupun klub yang mampu meraih gelar beruntun. 

Seperti siklus juara yang dialami Barcelona dalam 10 musim terakhir berikut ini. 

Dengan demikian, hanya Muenchen dan Barcelona yang tidak memiliki beban melawan tradisi. Justru kehadiran Josep “Pep” Guardiola di kubu Muenchen semakin memperkuat kans Die Rotten untuk meraih gelar ke-6. Guardiola meraih gelar yang sama saat menjadi pelatih Barca pada musim 2008-2009 dan 2010-2011. Apalagi Guardiola adalah pelatih yang menyempurnakan skema tiki-taka Barcelona saat bersama Blaugrana dalam kurun 2008-2012.  

Laga ini menandai untuk kali pertama Guardiola melawan klub tersukses yang pernah dia latih. Ini juga kali pertama duel dua pelatih bekas rekan setim, Guardiola versus Luis Enrique.  

Tapi, meski lebih kenyang pengalaman, Guardiola harus berhadapan dengan Barcelona yang kini mulai menemukan stabilitas barunya di bawah Enrique. Tim yang kini tak hanya mengandalkan penguasaan bola, tapi juga kekuatan pucuk serangan dalam diri Luis Suarez. Apalagi, Suarez sudah kembali prima setelah mampu mengembalikan performa pasca sanksi gigit bahu Giorgio Chiellini di Piala Dunia.  

Sepanjang Liga Champions musim ini, Barca hanya sekali kalah di fase grup melawan Paris Saint-Germain (2-3). Setelah itu, jalan mereka lapang hingga ke semi final. Sebaliknya, Muenchen memiliki aib dua kali kekalahan. Sekali kalah di fase grup melawan Manchester City (2-3) dan di perempat final melawan Porto (1-3). 

Lagi pula, dahaga gelar Barcelona di Liga Champions sedang panas-panasnya. Sudah tiga musim Si Telinga Besar tak masuk lemari. Mereka kini diperkuat sejumlah pemain baru yang tak masuk dalam Barca versi Guardiola (yang bisa dianggap sudah meraih segalanya). Mulai dari Luis Suarez, Neymar, Ivan Rakitic, Jeremy Mathieu, hingga Mar-Andre ter Stegen.  

Bursa taruhan unggulkan Barca

Segendang sepenarian dengan itu, bursa taruhan juga menjagokan Barcelona. Daily Mail merilis bursa untuk 4 klub. Barcelona paling dijagokan dengan angka taruhan 13/8 atau 1,62. Sedangkan Real Madrid dan Bayern Muenchen 2/1. Juventus paling tidak diunggulkan dengan 8/1. Maksud angka tersebut adalah nilai taruhan bakal berlipat sesuai dengan angka taruhan. Karena Barca lebih mungkin menang (jika menang dapat 1,62 kali lipat), angka taruhannya paling kecil. Dengan demikian, semakin besar angkanya, semakin tim itu tidak dijagokan. 

Sejumlah pengamat sepak bola Inggris juga menjagokan Barca. “Alasanku tiga: Messi, Suarez, Neymar. Untuk memenangkan pertandingan kamu harus mencetak gol. Tiga ini adalah jaminan gol,” kata Jamie Redknapp seperti dikutip Sky Sports

Lantas, siapa jagoanmu? — Rappler.com

Agung Putu Iskandar, atau Aga Agung, adalah mantan wartawan Jawa Pos. Agung Putu Iskandar, atau Aga Agung, adalah mantan wartawan Jawa Pos. Selain pernah meliput Piala Dunia di Brasil pada 2014 dan Euro 2012 di Polandia-Ukraina, dia pernah meliput Tour de Langkawi 2013. Aga kini memilih untuk menjadi penulis lepas sembari mengamati dunia olahraga. Selain menulis soal olahraga, ia juga peduli pada isu sosial dan hukum. Follow twitter di @agaagung.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!