finance industry

Ahok dan Djarot tak sepaham tentang sertifikasi pekerja seks

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apa alasan Ahok menginginkan lokalisasi dan sertifikasi pekerja seks? Dan bagaimana tanggapan wakilnya?

Para pekerja seks di daerah Dolly, Surabaya sebelum ditutup pada 2014. Foto oleh Juni Kriswanto/AFP

JAKARTA, Indonesia — Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ternyata punya pandangan berbeda mengenai lokalisasi dan sertifikasi pekerja seks.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah lah yang pertama kali mengutarakan ide Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Putnama untuk membangun lokasi khusus prostitusi dan sertifikasi pekerja seks di Jakarta.

“Jadi seperti di Filipina. Kalau dia memang berprofesi sebagai PSK (pekerja seks komersial), dia punya sertifikatnya,” kata Saefullah pada media, Senin, 27 April. “Sertifikat itu sebagai penegas bahwa PSK yang melakukan praktik prostitusi karena dia telah bersertifikasi.”  

Para pekerja seks yang tersertifikasi itu nanti akan ditempatkan di sebuah rumah susun khusus prositusi, kemungkinan di Kepulauan Seribu. Lokalisasi, menurut Saefullah, diperlukan agar penyebaran prostitusi bisa terlacak sehingga mudah diatur nantinya, termasuk dalam mengatasi masalah penyaki HIV/AIDS.

“Bisa juga terkait itu (HIV/AIDS). Belajar dari Surabaya, lokalisasi Dolly ditutup. Tapi dampaknya menusuk ke mana-mana, ke kanan, ke kiri, dan hampir semua lokasi. Ini kan jadi tambah repot lagi pengendaliannya,” kata Saefullah, seperti dikutip oleh Gatra

Menurut Ahok, selain penyakit, pembinaan juga akan lebih mudah dengan lokalisasi.

‎”Kalau udah di satu tempat akan mudah kita kontrol. Kita bisa kenali dengan baik siapa mereka, dan kita bisa selalu tahu dia ada di mana,” kata Ahok pada media

“Di tempat itu, Pemda bisa perlahan-lahan menyadarkan mereka dengan mengirim rohaniawan saat para PSK sedang tak bekerja. Siangnya bisa dateng pendeta, pastur, kyai, atau guru vihara untuk membantu dia melakukan pertobatan,” sambung Ahok.

Wacana ini nantinya akan dilempar ke publik untuk mengetahui respon masyarakat. 

Sementara itu, Wagub Djarot Saiful Hidayat langsung menyatakan ketidaksetujuannya dengan rencana lokalisasi tersebut.

“Lokalisasi? Mau bikin lokalisasi? Sudah banyak tuh lokalisasi di sini. Tapi terselubung. Kalau dilegalkan, dikira itu kita membenarkan. Menjustifikasi praktik-praktik itu iya, enggak,” kata Djarot, seperti dikutip oleh BeritaSatu

Baginya, lebih baik fokus pada penghapusan praktik prostitusi di tempat-tempat tinggal.

“Sekarang fokus kita, jangan sampai apartemen-apartemen itu, indekos disalahgunakan untuk prostitusi. Kita fokus ke situ. Bukan hanya untuk prostitusi, tapi sudah kita tegaskan untuk itu jangan sampai ada orang-orang yang nggak jelas masuk ke situ.”

Pernyataan Djarot merujuk pada tewasnya seorang pekerja seks Deudueh Alfisyahrin di tempat kosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Ahok sendiri menyadari bahwa ide ini akan menuai banyak pertentangan, tapi ia merasa cukup yakin dengan rencana ini. Baginya, dengan lokalisasi dan dukungan spiritual yang memadai bagi para pekerja, prostitusi lama kelamaan bisa hilang.

“Saya percaya profesi PSK itu baru bisa sadar saat mereka sudah ada pertobatan. Harus ada gerakan rohani yang membantu mereka bertobat,” kata Ahok pada Detik.com

“Kita bisa berdebat. Makanya ini tergantung pilihan kita saja bagaimana mau menyelesaikan masalahnya.”

Prostitusi dan kemunafikan Jakarta 

Bagi Ahok, kontroversi lokalisasi sebenarnya bersumber dari penyangkalan warga mengenai keberadaan prostitusi sebagai masalah sosial yang sulit dibenahi.

“Kita lebih suka yang munafik,” kata Ahok, Selasa. “Sekarang ini kita hanya pura-pura saja kan.” 

Prostitusi, menurut Ahok, tidak pernah bisa dihapuskan meskipun dilarang. Lokalisasi adalah satu-satunya cara agar pelaku dan lokasi bisa diatur dan meminimalisir penyebarannya. 

“Saya sadar lokalisasi tak akan bisa dipenuhi dan membubarkan lokalisasi itu kebanggaan,” ucap Ahok.

 —Rappler.com/dengan laporan dari Narendra Adhiaksa

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!