Hadir aplikasi penyatu bahasa Korea Selatan untuk pembelot Korea Utara

Jason Strother

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Hadir aplikasi penyatu bahasa Korea Selatan untuk pembelot Korea Utara
Aksen warga Korea Utara sering jadi bahan ejekan di program komedi di Korea Selatan. Bagi orang Korsel, aksen Korut terdengar aneh dan kuno.

Korea Utara kadang terlihat seperti sebuah negara yang terperangkap dalam masa Joseph Stalin, pemimpin diktator Uni Soviet yang terkenal dengan julukan Manusia Baja. Dan 

karena sangat terisolasi, sebagian orang Korea Selatan berpikir, cara mereka berbicara dalam bahasa Korea masih seperti di masa lalu.  

Tak heran, bagi hampir 28 ribu orang Korea Utara yang melarikan diri dan kini tinggal di perbatasan, salah satu tantangan terbesar hidup di Korea Selatan adalah mengatasi perbedaan linguistik. 

Tapi beberapa peneliti sedang berupaya mencari cara baru membantu mengatasi perbedaan bahasa itu.

Aksen Korut jadi ejekan

Aksen warga Korea Utara sering jadi bahan ejekan di program komedi di Korea Selatan. Bagi kebanyakan orang di Korsel, aksen Korut terdengar aneh dan kuno. 

Tapi bagi Lee Song-ju, ia mengatakan bila dia berbicara lewat telepon, tidak ada yang tahu kalau dia orang Korea Utara. 

Pria berusia 28 tahun ini mengaku aksen itu membuat dia malu saat tiba di Korea Selatan pada 2002. 

“Aksen Korea Utara saya sangat kental. Orang-orang kerap bertanya soal asal usul saya. Jadi bila ada yang bertanya saya terpaksa berbohong,” kata Lee.

“Karena saya tidak mau bercerita soal itu. Orang tahu kalau Korea Utara adalah negara yang sangat miskin.”

Lee mengatakan, orang Korea Selatan akan memandang rendah dirinya dan tidak akan bisa punya teman jika mereka mengetahui asal usulnya. 

Menjembatani perbedaan bahasa

Asimilasi aksen adalah salah satu cara para pembelot bisa beradaptasi di Korsel, menurut Direktur Strategi dan Kajian di kelompok pendukung pengungsi Liberty in North Korea Sokeel Park.

Tapi menurut Park, tantangan terbesar linguistik bagi pembelot yang baru tiba adalah mempelajari semua kata baru, yang diperoleh Korea Selatan selama tujuh dekade terakhir sejak semenanjung ini berpisah. 

“Ada banyak perubahan lingusitik terutama di Selatan akibat pengaruh globalisasi dan terutama Bahasa Inggris. Jadi ketika mereka datang kemari, mereka kaget ada banyak kata serapan yang tidak dikenal, misalnya saat masuk ke sebuah kedai kopi,” kata Park. 

Bagi pembelot Korea Utara yang sedang belajar kosa kata dan ekspresi Korea Selatan, kini ada sebuah aplikasi di telepon pintar yang bisa membantu menjembatani perbedaan bahasa itu. 

Aplikiasi ini bernama Univoca, yang berasal dari unification vocabulary, atau kosakata unifikasi. 

Unicova memungkinkan penguna mengetik atau mengungah foto dari kata yang tidak dikenal dan memberikan terjemahannya dalam bahasa Korea Utara.

Salah seorang pengembang aplikasi, Jang Jong-chul dari perusahaan iklan Cheil Worldwide menjelaskan bagaimana mereka memilih kosa kata. 

“Pertama, kami menunjukkan buku teks tata bahasa Korea Selatan 

ini kepada para pembelot remaja. Mereka lalumemilih kosa kata yang asing bagi mereka. Kami juga berkonsultasi pada orang Korea Utara yang lebih tua untuk membantu terjemahannya. Sejauh ini mereka telah menambahkan sekitar 3.600 kata di database aplikasi,” kata Jang.

Sebelum dia mulai mengerjakan aplikasi ini, kata Jang, dia tidak pernah menyadari betapa terbatasnya kosa kata Korea Utara. Atau ada beberapa ekspresi yang sekarang sudah tidak digunakan di Selatan, masih digunakan di Utara. 

Menurut pembelot Lee Song-ju, ia mengaku awalnya skeptis, tapi akhirnya menyukai aplikasi ini. 

“Menurut saya ini cukup bagus dan dirancang dengan baik. Tidak begitu banyak fungsinya tapi sangat berguna bagi pembelot Korea Utara yang baru saja tiba di sini,” ujar Lee. —Rappler.com

Berita ini berasal dari Asia Calling, program radio mingguan dari KBR.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!