#PHVote

Di balik akuisisi Path: Bukan soal uang

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Di balik akuisisi Path: Bukan soal uang
Daum Kakao, pembuat aplikasi Kakao Talk, resmi mengakuisisi jejaring sosial Path. Apa pertimbangan mereka?

JAKARTA, Indonesia — Rumor yang beredar kencang sejak April lalu ini akhirnya menjadi kenyataan.

Media jejaring sosial Path mengumumkan melalui blog resminya bahwa Path dan Path Talk telah diakuisisi oleh Daum Kakao, perusahaan yang berada di balik aplikasi chatting Kakao Talk, Jumat, 29 Mei 2015.

Dari sumber yang sama, Path menyebutkan bahwa alasan di balik proses akuisisi ini adalah karena mereka membutuhkan lebih banyak sumber daya dalam proses pengembangan bisnis. Kehadiran Daum Kakao juga diharapkan akan membantu mereka untuk memahami pasar Asia Tenggara secara lebih mendalam.

Bukan soal uang

Path akan memperoleh suplai sumber daya baru pasca akuisisi, sesuatu yang akan membantu mereka untuk menumbuhkan bisnisnya. Tapi dari sisi Daum Kakao, apa alasan utama mereka mengambil alih kepemilikan media sosial yang didirikan oleh Dave Morin ini?

(BACA: Path diakuisisi Daum Kakao)

Associate dari lembaga modal ventura besutan PT Telkom, MDI Ventures Indonesia, Joshua Agusta mengatakan bahwa proses akuisisi ini bukanlah soal uang bagi Daum Kakao.

“Melihat nature dari fiturnya, jumlah pengguna Path sulit untuk tumbuh sampai di skala yang sama dengan Facebook, Twitter, atau WhatsApp misalnya. Artinya, tidak potensial untuk melakukan monetization atau memperoleh pemasukan finansial secara langsung dari pengguna,” kata Joshua kepada Rappler, Jumat.

Daum Kakao ingin kumpulkan data? 

Menurut Joshua, adalah data pengguna yang menjadi target utama Daum Kakao.

“Di Path, orang membagikan berbagai hal yang sifatnya privat, yang tidak mereka bagikan melalui media lain.  Data ini dapat digunakan oleh brand yang ingin memahami perilaku konsumen secara lebih mendalam. 

“Apalagi Daum memiliki banyak lini bisnis. Data ini akan sangat bermanfaat bagi mereka,” ujar Joshua mengelaborasi analisisnya.

Meski terkenal karena Kakao Talk, Daum Kakao juga memiliki beberapa produk lain, seperti peta (Daum Map) hingga mesin pencari (Daum Search). 

Saat dimintai komentarnya tentang hal ini, pihak Daum Kakao melalui Marketing Communication Manager untuk subsidiary Indonesia Khiko Rayesmara, mengatakan belum ada rencana penggunaan data pengguna Path oleh Daum Kakao pasca akuisisi.

“Belum ada pembicaraan terkait hal itu, dan kita belum akan men-disclose apapun terkait penggunaan data pengguna setelah Path diakuisisi,” kata Khiko.

Potensi pasar Indonesia

Diimulai di Amerika Serikat oleh Dave Morin, mantan karyawan Facebook dan Apple, Path relatif tidak berhasil melakukan penetrasi ke pasar pengguna media sosial negeri Paman Sam.

Salah satu indikatornya, sejak resmi diluncurkan pada November 2010 hingga saat ini, Path hanya berada di peringkat 140-160an aplikasi terpopuler di Apps Store untuk wilayah Amerika Serikat. Di Google Play, nasibnya tak jauh berbeda.

Justru di Asia, Path merengkuh kesuksesan.  Di antara negara-negara Asia tempat pengguna Path tumbuh subur, Indonesia menjadi yang terbesar.  

Fakta ini juga menjadi salah satu pertimbangan Daum Kakao untuk mengakuisisi Path.

“Kita melihat Path masih memiliki potensi besar untuk tumbuh di tingkat regional (Asia), terutama di Indonesia,” kata Khiko. Rappler.com                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!