Lawan Myanmar, tekanan ganda mental Garuda Muda

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lawan Myanmar, tekanan ganda mental Garuda Muda
Apakah sanksi FIFA berpengaruh kepada mentalitas Timnas sepak bola Indonesia U-23 yang berlaga di SEA Games 2015? Laga perdana melawan Myanmar malam nanti menjadi pembuktiannya.

Catatan Timnas U-23 di SEA Games cukup menjanjikan. Mereka dua kali menembus final pada edisi SEA Games 2011 dan 2013. Di SEA Games 2015 kali ini, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) hanya menargetkan Manahati Lestusen dkk meraih medali perak alias tampil di final. 

Target itu seharusnya gampang. Masalahnya, beban mental yang harus dihadapi berlipat-lipat. Mereka harus tampil di tengah sanksi dari federasi sepak bola dunia (FIFA) 

(BACA: FIFA jatuhkan sanksi untuk Indonesia). 

Soliditas tim juga terpengaruh dengan perginya striker asal Persipura Jayapura Ferinando Pahabol. Pahabol hengkang gara-gara Persipura gagal bertanding melawan Pahang FA di Piala AFC. Selain itu, tekanan di laga perdana tak akan mudah. 

Melawan Myanmar U-23, Selasa 2 Juni 2015 pukul 19:30 WIB di Stadion Jalan Besar, Singapura, asa Indonesia untuk meraih tiga poin perdana diprediksi bakal sulit. Myanmar akan tampil ngotot. Sebab, mereka bertekat membawa pulang medali perunggu. Artinya, mereka harus lolos ke semi final. Padahal, di grup A Myanmar dan Indonesia berada dalam satu grup dengan tuan rumah Singapura.  

“Laga perdana akan selalu menjadi laga berat. Tekanannya bukan hanya permainan di atas lapangan, tapi juga psikologis laga pertama. Saya minta pemain tak terbawa suasana dan beban,” kata Aji, Senin 1 Juni 2015.

Aji sudah melihat rekaman laga Myanmar. Mantan pemain sayap Persebaya itu meminta pemain waspada dengan perubahan formasi Myanmar. Lawan dengan muda berubah dari formasi 4-2-3-1 menjadi 4-1-2-3 saat menekan dan serangan balik cepat. Tiga pemain di depan sejajar, melakukan kombinasi dengan dua gelandang mereka yang mampu cepat melakukan transisi.

Aji mengakui, tipikal permainan Myanmar memang mirip dengan Indonesia. Mereka banyak mengandalkan kecepatan pemain di sayap untuk masuk ke dalam. 

“Bola cut back dan set play pemain lini kedua sebagai eksekutor harus diperhatikan. Kami sudah menyiapkan kontra strategi untuk Myanmar agar gelandang-striker mereka tak leluasa melakukan kombinasi,” kata pelatih 44 tahun itu.

Dengan kondisi seluruh pemain yang fit, tak ada perubahan komposisi berarti dibanding saat Timnas menang 1-0 dalam uji coba lawan Malaysia di Si Jalak Harupat, Bandung, 21 Mei 2015 lalu.

(BACA: Menang tapi belum jaminan emas)

Pemain Timnas Indonesia Evan Dimas Darmono saat mengikuti pertandingan Piala AFC U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 10 Oktober 2013. Photo by Gatta Dewabrata/Rappler

Hanya, posisi striker yang masih fifty-fifty. Apakah Yandi Sofyan atau Muchlis Hadi yang dipilih menggantikan Pahabol. “Tipe pemain ini sama, tapi kami akan mencari yang paling siap. Lihat beberapa jam sebelum pertandingan kepastiannya bagaimana,” Aji mengungkapkan.

Gelandang Garuda Muda Evan Dimas, saat dihubungi mengaku tak sabar menjalani laga perdana. Dia optimistis, kehilangan Pahabol dan kondisi sepak bola nasional yang disanksi FIFA tak akan memengaruhi kesiapan tim.

“Kami memang kaget karena kami jadi kepikiran  bagaimana setelah SEA Games. Tapi, karena kepastian adanya kompetisi dan dukungan kepada kami membuat pemain termotivasi. Kami akan maksimal dan membuktikan bisa menjadi yang terbaik,” kata Evan Dimas. 

Sementara itu, pelatih Myanmar U-23 Kyi Lwin mengakui sangat menyegani Indonesia. Dia menganggap Indonesia adalah tim favorit di SEA Games. Anak asuhnya bertekad merusak prediksi tersebut.

“Kami menghormati Indonesia meski kondisi sepak bola mereka sedang kacau. Tapi kami di sini bersaing untuk meraih emas. Laga perdana sangat penting untuk membuka jalan awal,” ungkapnya di laman Facebook Myanmar Football Federation (MFF).

Statistik head-to-head tak meyakinkan

Dalam tiga kali pertemuan terakhir di SEA Games, statistik head to head Indonesia U-23 melawan Myanmar U-23 belum meyakinkan. Dalam tiga pertemuan, Indonesia sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah. Berikut ini detailnya. 

SEA Games 2007

Myanmar U-23 v Indonesia U-23 0-0 

SEA Games 2009

Myanmar U-23 v Indonesia U-23 3-1 

SEA Games 2013

Myanmar U-23 v Indonesia U-23 0-1 

Tensi diprediksi tinggi, waspada kartu untuk pemain 

Selain persoalan teknik permainan, faktor emosi juga harus menjadi titik berat perhatian Aji. Sebab, para pemain gampang terpancing emosinya hingga berujung kartu. Laga Timnas U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 Maret lalu, misalnya, Zulfiandi diganjar kartu merah. Sedangkan di uji coba terakhir lawan Malaysia 21 Mei 2015 lalu, giliran Hansamu Yama yang diganjar kartu yang sama. 

Dua laga itu cukup menunjukkan watak pemain Timnas U-23. Terutama pemain eks Timnas U-19.

Situasi bakal semakin buruk jika laga berjalan dalam tensi tinggi plus pressure ketat. Karena itu, dia telah mewanti-wanti penggawanya untuk bisa menjaga emosi. “Saya sudah ngomong ke pemain satu per satu. Saya minta mereka tetap tenang dan tak terpancing. Saya tidak mau permainan rusak karena emosi mereka terpancing. Fokus dan tetap konsentrasi untuk tim,” kata Aji. 

Hansamu saat masih di Jakarta, mengakui sempat kaget dengan kartu yang diberikan wasit. Dia beralasan jika dirinya tak ada unsur kesengajaan dan menuduh wasit yang salah memberikan hukuman.

Dia meyakinkan bahwa tahapan kontrol emosi sudah dijalankan, meski kenyataannya wasit memberi kartu merah. “Jangan sampai terulang di pertandingan sesungguhnya. Kami harus saling mengingatkan untuk tetap main dengan kepala dingin,” kata Hansamu.  

Perkiraan Pemain 

Myanmar (4-2-3-1) 

Zhin Phyo (gk) 

Kyaw Ling, Sithu Aung, Phyo Ko Ko,Ye Win Aung;

Nay Lin Tun,Hlaing Bo Bo;

Aung So, Shine Thura, Win Zin Oo;

Thiha Zaw 

 

Indonesia (4-1-4-1) 

M Natsir (gk) 

Saiful Indra Cahya, Manahati Lestussen, Hansamu Yama, Abduh Lestaluhu;

Zulfiandi;

A Noviandani, Adam Alis, Evan Dimas, Wawan Pebriyanto;

Muchlis Hadi Ning

—Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!