Puasa tambah gemuk? Hindari dengan tips ini

Abdul Qowi Bastian

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sudah tidak makan seharian, tapi mengapa angka di timbangan malah terus naik?

Ilustrasi oleh Shutterstock

Di awal bulan puasa, pasti ada yang memasang target untuk turun berat badan saat Ramadan berakhir.

Target yang sama dilontarkan tahun demi tahun, tapi setiap akhir Ramadan pula, kamu hanya bisa melengos ketika melihat angka di timbangan malah naik?

Sudah tidak makan seharian, sudah lapar siang-siang, kenapa malah tambah gemuk? Makan juga cuma dua kali sehari, saat sahur dan berbuka.

Menurut pakar gizi Jansen Ongko, semuanya berakar pada pola makan yang berlebihan ketika berbuka dan sahur.

“Karena mereka kalap (saat berbuka). Belum lagi penjaja makanan bervariatif, ditambah rasa lapar yang tinggi,” kata Jansen kepada Rappler baru-baru ini.

Menjelang berbuka, hormon ghrelin di dalam tubuh kita berada dalam tingkatan yang tinggi karena dipicu keadaan yang sudah lama tidak makan.

Hormon ghrelin digunakan oleh tubuh untuk mengirim sinyal ke otak untuk meningkatkan nafsu makan pada saat tubuh membutuhkan makanan. Namun setelah tubuh menyerap nutrisi dari makanan, kadar hormon ghrelin akan menurun secara berkala.

“Hormon itu akan memicu orang untuk makan apa yang ada di hadapan mereka tanpa mengindahkan kalori yang terkandung,” katanya.

“Contoh saja, jenis martabak yang baru-baru ini populer. Itu berapa puluh ribu kalori?” ujarnya. 

Padahal, kebutuhan kalori laki-laki dewasa hanya sekitar dua ribuan dan perempuan 1.500an. Setiap kelipatan 7.000 kalori, itu akan menjadi peningkatan 1 kilogram, kebanyakan dalam bentuk lemak.

Jadi apa solusinya?

Jansen memberikan tips untuk mencegah kenaikan berat badan selama bulan puasa, yaitu dengan membagi jadwal makan selama Ramadan menjadi tiga gelombang.

1. Waktu berbuka

“Berbukalah dengan yang manis, tapi tidak semua yang manis itu sehat,” katanya. 

Tidak baik mengonsumsi minuman bersoda atau es teh manis karena mengandung kalori dari pemanis. Ia menganjurkan meminum air putih dan makan kurma 2-3 buah saat berbuka. Hindari makan terlalu banyak.  

Jika tak suka kurma, kamu bisa meminum air kelapa muda dan buah potong, seperti melon, semangka, atau pepaya.

Biasanya, godaan datang jika sedang berbuka puasa di luar rumah atau kantor. Banyak yang kalap langsung melahap gorengan dan es teh manis. Selain mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi, ditambah lagi dengan pembakaran yang kurang, alias tidak berolahraga.

Setelah itu, kamu bisa salat maghrib dulu.

2. Makan utama

Beberapa saat setelah makan makanan pembuka, kamu harus seimbangkan sajian utama dengan komposisi makronutrisi yang lengkap. Asupan karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang. Tambahkan juga sayur-sayuran yang kaya mineral, vitamin, dan serat, yang bagus untuk pencernaan. 

Karbohidrat (kompleks): nasi merah, nasi coklat, ubi, singkong, roti gandum, jagung.

Protein: ayam, ikan, udang, cumi, daging, tahu, tempe

Lemak sehat: telur, keju, aneka kacang-kacangan, alpukat, mentega, minyak zaitun.

3. Sebelum tidur

Masih lapar seusai salat tarawih? Kamu masih boleh makan makanan kecil. 

“Jangan makan berat sebelum tidur karena tubuh masih mencerna makanan, bisa mengganggu kualitas tidur,” kata Jansen. 

Alternatifnya, kamu bisa makan buah potong, yoghurt, atau minum susu.

4. Waktu sahur

Sementara itu, untuk sahur, Jansen menyarankan untuk langsung makan makanan berat dengan kandungan nutrisi yang lengkap, seperti nasi (kaya karbohidrat), lauk berupa ayam, ikan, atau daging (tinggi protein), dan sayur (berserat).

Intinya, komposisi makanan saat sahur diupayakan sama dengan makanan utama ketika berbuka.

Ia juga menganjurkan untuk menghindari makanan kecil, seperti mie instan atau makanan kaleng.

Selain itu, hindari pula meminum kopi dan teh karena bersifat diuretik. Apa sebabnya? Bukannya menambah cairan tubuh seperti air putih, kopi dan teh menguras kadar air dalam tubuh melalui urin.

Jadi, bagaimana, kamu sudah siap untuk memerangi kenaikan berat badan selama bulan puasa ini? —Dengan kontribusi dari Adelia Putri/Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!