La Nyalla klaim PSSI defisit, Djohar sebut surplus

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

La Nyalla klaim PSSI defisit, Djohar sebut surplus
PSSI mengungkapkan anggarannya. Tapi cuma sebatas klaim.

 

JAKARTA, Indonesia — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sempat membuka asa transparansi saat hendak menggelar forum buka-bukaan bersama PT Liga Indonesia dan forum suporter di kantor PSSI di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu 5 Juli. Forum tersebut bertajuk “Suporter Bertanya, PSSI Menjawab”. 

Namun, harapan tersebut sirna. Sebab, tidak semua hal dibuka. Acara itu bahkan terkesan memojokkan salah satu pihak, yakni mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin.

Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang menjadi narasumber menyebut Djohar menerima gaji sebagai ketua umum PSSI sebesar Rp 50 juta sebulan. Selain itu, Djohar juga disebut menerima bantuan dari APBN beberapa kali. 

Djohar adalah ketua umum pada periode 2011-2015. La Nyalla menggantikannya setelah terpilih di kongres luar biasa di Surabaya 18 April lalu. 

La Nyalla mengklaim, jumlah dana APBN yang diterima Djohar mencapai Rp 400 juta. Saat hendak menggelar Kongres PSSI pada 2013, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengucurkan dana APBN sebesar Rp 3,5 miliar.

“Dana kongres dari Kemenpora sebesar Rp 3,5 miliar, ternyata hanya mengalir Rp 1 miliar ke PSSI. Kemana sisanya itu? Coba dicari,” kata La Nyalla.

Bos ormas Pemuda Pancasila Jawa Timur itu juga mengaku PSSI saat ini tak lagi punya duit. PSSI sedang defisit Rp 17 miliar. Benarkah? 

Djohar membantah klaim La Nyalla. Dia balik menganggap La Nyalla berbohong. Keuangan PSSI, kata Djohar, sedang surplus Rp 4,6 miliar. Selama menduduki kursi ketua umum, dia justru merasa dicurangi dalam hal keuangan. 

“Keuangan surplus. Detilnya, saya tak pernah dilibatkan. Tanda tangan pencairan cek pun sering tanpa melalui saya. Sekjen, Waketum, dan Bendahara itu diam-diam, tanpa sepengetahuan saya,” kata Djohar. 

Soal kontrak hak siar siaran sepak bola, kata Djohar, dirinya juga tak dilibatkan. Dia menuding La Nyalla bermain sendiri dan menentukan nilainya secara sepihak. “Semua kontrak (hak siar dan kerja sama) PSSI ditangani oleh La Nyalla. Saya kadang nggak diberi tahu. Jadi harus cari info sendiri,” kata 67 tahun itu.

Terkait gajinya yang disebut Rp 50 juta, Djohar tidak membantah. Tapi, dia tak mau itu disebut gaji karena itu adalah kesepakatan seluruh pengurus di awal untuk memberikan insentif bagi pengurus PSSI.

Nilai itu, kata Djohar, disepakati saat dirinya mulai menjabat pada 2011. Insentif sebesar itu, menurut dia, layak karena posisinya di PSSI full time dan sering mewakili seluruh kegiatan PSSI.  

“Kita berusaha profesional. Sepp Blatter saja digaji sama FIFA. Ini insentif sudah kesepakatan dari awal. Nyalla (tahu itu ) karena dia saat itu adalah Exco (executive committee). Bukan hanya Ketum, Waketum, Sekjen, dan Bendahara juga dapat (insentif),” kata lelaki asal Medan tersebut. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!